Bab 11

4.9K 310 11
                                    

Ig : @nis_liha
HAPPY READING!

-----

"Yang bisa dilihat oleh mata dan di dengar oleh telinga itu belum tentu benar. Bisa jadi hanyalah sebuah kesalahpahaman. Apalagi yang hanya dibaca tanpa tahu fakta yang sebenarnya."

Gista sayangku cintaku. Gimana? Tadi gue lihat bokap nyokapnya Danar bawa pengawal ke sini. Lo nggak di DO, kan? Lo nggak dimasukin ke penjara, kan? Lo nggak di—"


"Mulut lo pake asupan apa sih, Ra. Kok bisa nyerocos kayak kereta gitu," potong Ganes pada Anara yang menghadang mereka begitu keluar dari ruang BK.

"Nanya tuh satu-satu," lanjutnya.

Anara terkekeh kecil. "Ya, abisnya gue khawatir banget sama Gista, Kak."

Gista tersenyum tipis. Kemudian, merangkul pundak Anara. Mengajaknya menjauh dari kawasan BK. Sebelum orangtua Danar yang masih berada di dalam ruang BK kekuar dan Gista tidak bisa meredam keinginannya yang besar untuk menonjok wajah ayah Danar.

"Gue nggak papa kok, Ra," jawabnya datar.

Ganes yang mengikuti mereka dari belakang menyahut. "Iya, nggak papa kok, Ra. Cuman diskors aja tiga minggu." Dia sengaja menekankan kata "skors" pada Anara.

"What?! Diskors?!" pekik Anara dengan mata membola. Mulut lebarnya menganga seakan mau melahap Gista.

Ganes dan Gista kompak menutup telinganya yang terasa pengang karena teriakan cewek bermata belok itu.

"L-loh... kok jadinya diskors sih? Yang awalnya salah, kan, si Danar? Ih gimana sih?"

Anara sudah mengetahui semua cerita mengenai Gista yang nyaris dilecehkan sehingga ia menuntut balas dendam pada Danar yang berujung masuk BK. Ganes tadi sempat menceritakan semuanya pada Anara sebelum datang ke ruang BK untuk membela Gista dan menjadi saksi atas pelecehan yang Danar lakukan.

Cewek berkuncir kuda itu hanya mengedikkan bahunya, cuek. Baginya ia tidak jadi di DO itu sudah lebih dari cukup. Soal diskors Gista anggap biasa. Lagipula otaknya cukup encer untuk memahami pelajaran hanya dari buku yang ia baca dan juga internet.

Sebar-barnya Gista dia juga tetap rajin belajar. Dia tidak mau membuat mamanya dan juga almarhum ayahnya kecewa. Dia ingin mereka bangga atas apa yang dicapainya.

Prinsip Gista nakal boleh, tapi otak juga sabi lah.

"Masih untung, Ra. Gista cuman diskors nggak sampe di DO."

Bukan Gista yang menjawabnya melainkan Ganes.

"Jadi, awalnya Gista mau di DO?" tanya Anara di ambang pintu kantin yang lumayan sepi karena saat ini masih jam pelajaran.

Hanya ada beberapa anak di sana. Termasuk anak-anak kelas XI IPS 1, teman-teman Anara dan Gista. Sekarang kelas mereka kosong karena guru sejarah mereka tengah sakit.

"Gimana sih ceritanya kok jadi lo yang diskros?" Anara melipat kedua tangannya di atas meja. Siap mendengarkan cerita Gista.

"Ya, Gista, kan, juga salah, Ra. Dia bukan hanya nonjokin anak orang sampe patah tulang. Tapi, juga udah mencemarkan nama baik sekolah. Video itu sekarang udah kesebar kemana-mana. Makanya pihak sekolah tetap memberikan hukuman buat Gista. Itu hukuman juga udah dikurangin sama pihak sekolah karena tahu Gista mau dilecehin sama Danar," jawab Ganes yang duduk di sebelah Gista.

"Bahkan, awalnya si Gista mau ditindak di jalur hukum karena telah berbuat kriminal. Tapi, gue nuntut balik mereka atas kasus pelecehan seksual kalau mereka kukuh buat laporin Gista ke polisi. Akhirnya, mereka nggak jadi nunut Gista," terang Ganes.

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang