Bab 23

3.5K 230 13
                                    

Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

HAPPY READING!

-----
"Pantang bagi seorang lelaki itu mengingkari janji."

~Janu Bayanaka

"Sayang, kamu jadi, kan, anterin aku pulang?" tanya seorang cewek berbando pink yang baru saja datang dan langsung menggelayut manja di lengan Janu. Membuat langkah keempat cowok tampan yang akan pulang sekolah itu terhenti di koridor.

Cowok berambut klimis itu tersenyum manis seraya mengacak pelan rambut si gadis. "Jadi dong sayang. Kan, Aa Janu udah janji sama kamu kemarin. Masa sih enggak ditepatin."

"Pantang bagi seorang lelaki itu mengingkari janji," ucapnya sok bijak.

"Apalagi janjinya ke cewek cantik kayak kamu," lanjutnya sambil mesam-mesem yang langsung dibalas deheman keras dari Manggala, Magenta, dan Kaivan yang berada di belakang mereka.

"Batuk Pak Haji." Janu justru menggoda mereka sambil terkekeh.

"Kalau batuk minum oskadon pancen oyee."

Ketiga cowok itu hanya mendengus. Mana ada batuk minum oskadon. Yang ada bukan sembuh malah sakit gara-gara salah obat.

Janu kembali memfokuskan dirinya pada Ayudia, pacarnya yang ketiga. Semenjak naik kelas sebelas cowok itu memang sudah sedikit tobat. Tujuh cewek dari sepuluh cewek yang dipacarinya sudah ia putuskan. Tersisa tingga yang dua di antaranya akan menunggu hasil eliminasi akhirnya nanti. Ya, yang pasti secara sepihak oleh Janu sendiri tanpa sepengetahuan ketiganya.

"Yaudah tunggu apalagi? Yuk anterin aku pulang!" Cewek itu menarik lengan Janu. Namun, cowok berambut  klimis itu membatu di tempatnya. Rautnya berubah gusar.

"Kenapa, Sayang?"

Janu tidak menjawab. Otaknya tengah berpikir keras. Ia baru ingat jika ia juga punya janji dengan Salsabila, pacarnya yang nomor dua. Janu lupa jika ia juga telah berjanji untuk mengantarnya pulang hari ini.

Cowok itu bingung mencari alasan apa yang akan ia katakan pada salah satu dari mereka. Mana ia sudah telanjur mengatakan kalau lelaki itu pantang untuk mengingkari janji.

Iya, Janu memang tidak pernah mengingkari janji. Selama ini janjinya  ke perempuan selalu ia tepati. Semisal datang tepat waktu ketika kencan, janji mengajak nonton bioskop dan lain sebagainya. Akan tetapi, hari ini ia benar-benar lupa kalau ada dua janji. Cowok itu benar-benar berada di dalam kebimbangan saat ini.

"Sebentar ya, sayang. Kamu tunggu di sana dulu ya. Aku mau pamit ke temen-temen dulu." Janu melepas tangan putih mulus Ayudia yang menggelayut di lengannya.

"Nggak enak kalau nggak pamit. Nanti dikira sombong," kekehnya. Lantas, menghampiri ketiga temannya.

"Kai, bantuin gue dong."

Kaivan mengerutkan keningnya. "Apaan?"

"Anterin pacar gue yang satunya lagi pulang ke rumah. Gue anterin Ayudia pulang dulu. Nanti kita ketemuan lagi di warung Mbah Jenderal. Ntar gue deh yang traktir lo makan," bisik cowok berambut klimis itu dengan tatapan memohon.

Sepulang sekolah mereka memang berencana untuk berkumpul di warung Mbah Jenderal. Sekalian Janu mau menagih janji Kaivan mentraktirnya makan karena kalah dalam adu banyak-banyakan penonton live instagram tadi.

Namun, sepertinya ia harus melupakan janji Kaivan padanya demi menepati janjinya pada Salsabila. Ia harus rela kehilangan jatah uang saku besok demi menyogok Kaivan.

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang