Bab 45

3.3K 230 45
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha

-----
"

Seseorang itu menilaimu bukan hanya dari lisanmu, tapi juga dari tindak tandukmu."

Pening. Itulah yang pertama kali Ganes rasakan ketika ia membuka matanya. Ia juga merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Perlahan mata tajam cowok itu berpencar, menatap sekeliling yang nampak asing baginya. Keningnya berkerut menandakan ia tidak mengenal tempatnya berada sekarang. Atau lebih tepatnya kamar siapa yang ia tempati saat ini.

Seingatnya tadi ia beradu jotos dengan Danar karena laki-laki itu berniat membocorkan rahasianya, lalu Gista datang menolongnya. Setelah itu, semuanya gelap. Ganes tidak ingat apa-apa lagi. Dia juga tidak tahu siapa yang membawanya ke tempat ini.

Cklek

Masih dengan posisi terbaring, netra cowok itu langsung mengarah pada pintu cokelat yang terbuka dan menampilkan sosok Gista yang masih mengenakan seragam khas Cantaka.

"Gis, ini kamar siapa?" tanyanya seraya berusaha bangkit dan menyandarkan tubuhnya pada dinding di belakangnya.

"Kamar gue," sahut seseorang yang baru saja masuk dengan nampan berisi semangkuk bubur kacang hijau dan segelas air putih di tangannya.

"Manggala?" beo Ganes.

Cowok yang namanya disebut itu hanya mengangguk. Dia meletakkan nampan itu di atas nakas lalu berdiri di dekat Gista.

"Kok gue bisa ada di sini? Siapa yang bawa gue?" tanyanya lagi.

Seingatnya tadi dia tengah berada di jalan yang tak jauh dari rumahnya, dihadang Danar yang berniat membocorkan rahasianya, lalu ditolong oleh Gista. Dan...

Ganes terbelalak. Dia menatap Gista yang menampilkan raut datarnya. Apa Gista sudah tahu semuanya? Apa Danar sudah menceritakan pada Gista tentang kejadian itu?

"Gue sama Gista yang bawa lo ke sini,"  jawab Manggala yang menarik kursi di dekat nakas untuk ia duduki.

Cewek berkuncir kuda itu duduk di tepi kasur, menatap balutan perban di lengan cowok itu.

Ganes mengikuti arah pandang Gista. Baru sadar kalau dirinya saat ini bertelanjang dada. Dan luka sayatan di lengannya tadi sudah dibalut dengan perban.

Melihat Gista yang diam saja tidak membahas masalah tadi membuat Ganes yakin jika Danar belum mengatakan rahasia itu pada Gista.

"Kenapa lo bawa gue ke sini?"

"Terus lo mau dibawa kemana? Pulang ke rumah dengan konsekuensi lo bakalan diamuk sama bokap nyokap lo?" ketus Gista.

Cewek itu kini tengah bersidekap sambil menyorot tajam Ganes.

"Ya, terus lo ngapain bawa gue ke rumah Manggala. Lo, kan, bisa bawa gue ke rumah Kaivan atau ke markas."

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang