Ig : @nis_liha
@wattapdnislihaHAPPY READING!
-----
"Enggak ada satu orang pun di dunia ini yang rela orangtuanya di hina. Sekalipun hinaan itu adalah sebuah kenyataan."
Lima detik. Hanya lima detik mata keduanya saling mengunci. Setelahnya Gista tersadar. Mata elangnya melebar sempurna, ialangsung menjauhkan tubuhnya seraya mendorong tubuh Manggala sampai cowok itu jatuh terjengkang dari bangku panjang yang didudukinya, menimbulkan tawa bagi yang lain.
Tawa Janu terdengar paling keras.
"Buahahaha... anjir gue ngakak, Gal." Cowok berambut klimis itu terbahak dan tanpa sadar tangannya merangkul perempuan berkepang satu di sampingnya.
"Kasihan banget sih niatnya mau nolongin malah jadi malu-maluin."
Anara yang bahunya dirangkul oleh Janu juga tidak sadar. Cewek itu ikut terbahak bersama cowok di sampingnya.
"Udah terlanjur baper padahal," ujarnya dengan tawa yang belum mereda.
Kaivan tak kalah terbahaknya dengan Janu. Cowok itu bahkan tertawa sampai memukuli meja saking tidak kuatnya melihat ekspresi Manggala saat jatuh tadi. Perpaduan antara kaget dan malu yang sangat epic.
"Diem atau gue bantai!" bentak Magenta membuat ketiga orang yang tengah terbahak tersebut kompak mengatupkan bibir mereka.
Dengan muka memerah menahan malu Manggala bangkit dan duduk kembali di kursinya.
Gista mengabaikan Manggala yang menatapnya lalu mengalihkan pandangannya pada Ganes dan Magenta yang sama-sama menatap sekeliling dengan raut wajah datar. Ganes tampak mengerikan dengan raut wajah seriusnya sekarang. Tatapan Gista lalu jatuh pada sebuah botol air mineral yang berada di tangan kanan Ganes.
Brak!
Bunyi gebrakan meja yang keras mengalihkan atensi semua orang yang ada di kantin. Ganes berdiri dengan tatapan mata tajamnya yang membius siapa saja yang menatapnya.
"Siapa yang udah ngelempar botol ini ke arah Gista?" tanya Ganes penuh penakanan sambil tangannya mengangkat sebuah botol air mineral yang isinya masih separuh.
"Jawab gue? Siapa?!" teriak Ganes dengan otot-otot di sepanjang lehernya yang menegang.
"Siapa yang udah berani mau nyelakain Gista?!"
Hening. Masih belum ada yang membuka bibir untuk bersuara. Semua siswa saling lirik satu sama lain. Ada yang merunduk ketakutan dan ada pula yang terang-terangan menatap tidak suka pada Ganes yang seolah sok berkuasa di kantin ini.
Merasa dipermainkan Ganes kembali menggebrak meja. Menimbulkan bunyi gebrakan yang lebih keras dari sebelumnya. Menumpahkan kuah bakso dari masing-masing mangkuk yang berada di atas meja. Bunyi gebrakan meja disertai bunyi dentingan sendok yang beradu dengan piring membuat suasana kantin makin menegangkan. Apalagi ditambah anak-anak Balapati yang lain ikut mengedarkan matanya mengamati seseorang yang sekiranya mencurigakan.
Siapa dia berani-beraninya mencoba melukai the Queen of Balapati?
Masih diselimuti amarah karwna tahu ia tengah berusaha dicelakai oleh orang lain. Mata elang Gista memicing, membidik pada seseorang yang baru saja berlari di balik kerumunan di depan kios snack dekat pintu keluar kantin. Melihat hal itu Gista langsung bangkit dari duduknya.
"Gis, lo mau kemana?" tanya Kaivan yang diabaikannya. Gadis itu terus berlari meninggalkan kantin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GISTARA (END)
Teen FictionKejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat, dan berbahaya. Akan tetapi, Gista yang membenci cowok terpaksa harus terus berurusan dengan Mangga...