Bab 26

3.3K 247 13
                                    

Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

HAPPY READING!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!
JANGAN KAYAK SI DOI YANG MENGHILANG TANPA JEJAK.

-----

"Seseorang ketika telah dikuasai oleh amarah. Ia idak akan bisa berpikir jernih. Yang ada di dalam pikirannya hanyalah bagaimana bisa melampiaskan semua emosinya. Tanpa memikirkan bagaimana nantinya."

"Gis, stop!" sentak Ganes menahan tubuh Gista yang hendak menghajar kembali lawannya yang sudah terkapar di tanah.

Setelah lelaki itu tadi mengatakan bahwa ia adalah anak geng motor Gandaruka. Gista langsung menghajarnya. Jika Ganes tidak menahannya mungkin laki-laki itu bisa mati di tangan Gista. Karena cewek itu benar-benar beringas malam ini. Sudah seperti orang yang tengah kesurupan.

"Bangsat! Maksud lo apa mata-matain Balapati? Hah?!" bentak Gista yang masih dilanda emosi. Tubuhnya tidak bisa bergerak bebas karena Ganes yang menahannya dengan cara memeluknya dari belakang. Namun, rahang cewek itu mengeras. Wajahnya memerah menahan amarah.

"Udah, Gis. Biar diurus sama anak-anak yang lain. Lo tenangin diri lo dulu di dalem. Obatin luka di wajah lo. Palingan mereka ini cuman mau mata-matain kegiatan kita. Kayak anak geng motor lainnya," bujuk Ganes yang tak diindahkan oleh Gista.

Cewek berkuncir kuda itu masih menyorot tajam kelima orang yang kini terkapar di tanah dengan tatapan  penuh intimidasinya. Tidak mungkin seorang lawan datang ke markas musuhnya jika tidak memiliki tujuan lain. Jika hanya untuk mengintai. Ia rasa dua orang saja sudah cukup. Tetapi, ini sampai lima orang. Pasti mereka tengah merencanakan sesuatu yang buruk untuk Balapati.

Mata elang gadis itu lantas memencar. Seingatnya tadi sebelum berniat kabur salah seroang dari mereka berlima sempat meletakkan sesuatu di sekitar sini. Di saat empat di antaranya mecoba mengintai keadaan markas yang sepi karena semua anggotanya berada di lapangan  belakang markas.

Semua orang yang ada di sana mengerutkan keningnya heran melihat Gista yang menyentak tangan tari Ganes dari tubuhnya dan meneliti sekitarnya. Gadis itu berjalan pelan menuju bagian sisi kanan patung kuda dekat kolam ikan ketika matanya menangkap sebuah kotak berwarna hitam di sana.

"Eh, jangan dipegang, Gis! Jangan-jangan itu bom!" pekik seorang cowok berambut klimis menghentikan pergerakan Gista yang hendak mengambil kotak itu.

"Biar Om liat dulu," ucap Revan yang tiba-tiba sudah berada di belakang Gista. Laki-laki itu ikut berjongkok lalu mengisyaratkan pada Gista untuk mundur. 

Dengan gerakan perlahan dan hati-hati. Revan mengambil kotak hitam itu. Membukanya pelan. Ketika kotak hitam terbuka tubuh Revan langsung menegang melihat isi yang berada di dalamnya.

"Sialan, umpatnya dalam hati.

Mata Gista yang berdiri tak jauh dari Revan melebar. Deru napas gadis itu memburu melihat isi dalam kotak itu adalah foto kakaknya yang tenagh dipeluk seorang lelaki dengan selimut yang menutupi tubuh polos mereka.

Srek!

Revan merobek foto itu menjadi dua. Menimbulkan tanda tanya bagi anggota Balapati yang tak mengetahui foto apa yang Revan robek tersebut.

Dengan gerakan cepat Gista langsung merebut foto yang hendak Revan sobek lagi menjadi bagian kecil.

Mata elang gadis itu mengamati foto yang telah ia satukan itu. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat foto lelaki yang memeluk Kanaya dari belakang tersebut.

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang