Bab 53

3.1K 217 41
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha
-----


"Sekali lo berhianat jangan harap lo bakalan selamat."

~Gistara Arabhita

Kegelapan menyapa seorang gadis bersurai panjang ketika ia berusaha membuka kelopak matanya yang semula tertutup entah berapa lama. Dia berusaha membuka kelopak matanya lebar-lebar, namun hasilnya tetap sama. Gelap.

Untuk beberapa saat gadis itu terdiam mencoba mengingat kejadian apa yang telah menimpanya saat ia berada di tempat gelap ini. Sedetik berlalu jantung gadis itu berpacu dengan cepat.

Iya, Anara ingat. Tadi saat akan keluar rumah tiba-tiba seseorang membekap mulutnya menggunakan sapu tangan hingga dirinya tak sadarkan diri dan tak ingat apa-apa lagi. Dia... diculik.

Dan ini bukan gelap mati lampu, tapi karena sebuah kain hitam yang diikat di matanya yang menghalangi pandangannya.

Anara baru menyadari jika kedua tangannya kini juga diikat di belakang  kursi yang ia duduki saat ini. Kakinya yang bebas berusaha menggapai-gapai sesuatu. Menendang ke segala arah. Sampai sebuah sentakan menghentikan usahanya melarikan diri.

"Berisik banget sih lo!"

Anara terkesiap. Dia mengenali suara serak lelaki yang ia duga sekarang berada di depannya.

Itu suara Danar. Kakak kelasnya yang mesum dan tukang buat onar.

"K-kak Danar...." Anara berucap lirih.

"Iya, ini gue adik manis. Ada apa? Hm?"

Tangan lelaki itu bergerak membelai pipi mulus Anara, sensual. Membuat si empu memekik.

"Kak!" pekik Anara dengan air mata yang merembes pada kain penutup matanya.

"Please... lepasin gue," pinta gadis itu dengan nada suara yang bergetar.

"Gue bakalan kasih apapun yang lo mau asalkan lo lepasin gue. Gue mohon, Kak. Gue juga nggak tahu salah gue sama lo itu sebenernya apa."

Seingat gadis itu ia tidak pernah memiliki masalah dengan Danar. Dia juga tidak pernah mencari gara-gara dengan cowok itu. Tapi, kenapa Danar  menculiknya?

Apa jangan-jangan Danar selama ini terobsesi padanya, namun karena dia selalu acuh tak acuh ketika Danar berusaha menggodanya makanya cowok itu nekat menculiknya?

"Apa yang bisa lo kasih ke gue? Hm?"

"D-duit. Iya, duit. Gue kasih berapapun yang lo mau. Sebut berapa nominal lo. G-gue... bakalan transfer ke rekening lo," jawabnya masih dengan suara parau.

Tawa Danar pecah. "Duit?"

"Gue udah kaya gue nggak butuh duit lo."

"Tapi... kalo yang lain gue mau?" bisik Danar tepat di telinga Anara membuat gadis itu bergidik ngeri.

Bunyi ketukan sepatu yang beradu dengan lantai membuat Danar menegakkan tubuhnya. Anara menyatukan kedua alisnya, bertanya-tanya siapakah mereka.

"Gimana? Lo yakin dia bakalan dateng?" Suara bariton seseorang familiar di telinga Anara terdengar menggema di ruangan ini.

"Yakin, Bos. Dia nggak mungkin biarin sahabatnya ini dalam bahaya. Apalagi gue udah ngancem dia kalo sampe nggak dateng nih cewek bakalan kehilangan mahkotanya."

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang