Jangan lupa follow Ig : @nis_liha
@wattpadnislihaTiktok :
@wattpadnislihaHAPPY READING!
SILAKAN PENUHI KOLOM KOMENTAR UNTUK MENUNJUKKAN SEBERAPA GEREGET KALIAN MENANTIKAN SCENE TERBONGKARNYA SI PELAKU.
"Tuhan sama Maha Pengampun masa kamu tidak."
Mata bening di depan Ganes itu membeliak. Dia berusaha menggeser kursi rodanya sambil tangannya bergerak mengambil biola yang ia letakkan di kursi yang berada di sampingnya.
"Pergi!" usirnya dengan suara parau.
Karena panik Sashi justru menyenggol kotak biola itu sampai terjatuh. Tangan Ganes langsung bergerak mengambilnya.
"Gue mau minta maaf sama lo. Gue tau gue salah, tapi lo harus denger dulu penjelasan dari gue tentang apa yang sebenernya terjadi sebelum kejadian itu." Ganes meletakkan kotak itu ke pangkukan Sashi.
"Enggak! Aku nggak butuh penjelasan dari kamu. Aku mau kamu pergi!" teriaknya sudah menitikkan air mata.
"Gue nggak akan pergi sebelum lo maafin gue."
"Maaf kamu bilang?" Sashi tersenyum hambar. "Maaf dari kamu nggak akan pernah ngembaliin keadaan aku kayak dulu lagi."
"Aku buta. Aku lumpuh. Apa dengan kata maaf, mata aku bisa melihat lagi? Apa aku bisa jalan lagi? Hah?!" Sashi membentak Ganes, namun karena suaranya yang begitu lembut membuat bentakan itu tidak menakutkan. Tapi, tetap saja kata-katanya bagai desingan anak panah yang menancap kuat di dada Ganes.
Laki-laki itu merunduk, dia lalu meraih tangan Sashi yang berusaha menggerakkan kursi rodanya. Sashi memberontak, tetapi Ganes menggenggam tangan itu erat.
"Lepas!"
"Gue mohon dengerin gue dulu," pinta Ganes dengan tangis yang ikut berderai.
"Biii! Bibii! Tolongin Sashi, Bi!!" teriak gadis itu tetap berusaha melepaskan tangannya yang digenggam oleh Ganes.
Ganes sama sekali tidak mau melepaskan tangan gadis itu. Dia justru mempererat genggamanya. Mengabaikan rasa sakit pada telapak tangannya yang tadi terkena belati saat menolong Gista yang telah ia perban.
"Gue mohon, Sashi. Maafin gue. Lo bisa lakuin apapun yang lo mau. Lo bisa laporin gue ke polisi. Lo boleh siksa gue. Tapi, gue mohon maafin gue."
"Gue nggak bisa tenang kalo gue belum dapet maaf dari lo." Ganes menatap wajah cantik di depannya ini yang matanya berpencar ke segala arah.
"Bibi! Tolongin Sashi!" Dia tidak mengindahkan ucapan Ganes.
Selain karena rasa bencinya pada laki-laki yang telah menjadi penyebabnya mengalami kemalangan seperti ini Sashi juga terlalu takut dengannya. Ingatan di mana Ganes yang mencoba melecehkannya kembali terputar di benaknya.
"Heh! Siapa kamu? Jangan ganggu Non Sashi?!" teriak perempuan parubaya yang muncul dari dalam rumah sambil berlari ke arah Ganes dengan membawa sapu di tangannya.
"Bibi tolong! Dia laki-laki yang mau peekosa Sashi dulu. Dia yang udah buat Sashi kayak gini," adu perempuan di atas kursi roda itu histeris. "Sashi takut, Bi. Suruh dia pergi. Tolong, Bi!"
Perempuan yang dipanggil bibi itu langsung memukulkan sapu di tubuh Ganes.
"Pergi kamu. Pergi! Apa belum cukup kamu buat Non Sashi menderita seperti ini ha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GISTARA (END)
Teen FictionKejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat, dan berbahaya. Akan tetapi, Gista yang membenci cowok terpaksa harus terus berurusan dengan Mangga...