Bab 62

3.3K 273 54
                                    


Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha
-----

WARNING : Di part ini akan lebih banyak percakapannya yang mungkin bisa menyebabkan kebosanan, serangan kantuk, dan juga kemageran.

Jadi, yang mau skip silakan. Tapi, jangan salahkan author jika dihantui penasaran.

-----
"Orang yang salah dan mengetahui kesalahannya itu akan merasakan sakit yang luar biasa ketika dia tidak beri kesempatan oleh Tuhan untuk sekadar menebus kesalahannya."

~ Mahadevan Pradipta Darmawangsa

"Selain dijebak. Kalian juga harus tahu kalau Wira nggak sepecundang yang kalian pikir. Dia laki-laki yang bertanggung jawab. Dia sudah mau mempertanggung jawabkan semuanya. Tapi, Kanaya menolak. Dia tetap kukuh ingin mengakui kalau dirinya diperkosa oleh orang tak dikenal," terang Devan kembali berbicara panjang lebar.

Gista terkekeh sinis. "Kalo emang Bang Wira bertanggung jawab. Dia nggak akan peduli Kak Naya nolak apa enggak, Bang. Dia pasti bakalan tetep jujur ke semua orang."

"Dengan menambah aib Kanaya dan membiarkan bayi nggak berdosa itu menanggung akibatnya?" sambar Devan cepat.

Ganes mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

"Kanaya ngancem kalo sampe Wira ngakuin semuanya dia bakalan gugurin bayi yang ada di dalam kandungannya."

Devan menghela napas. Berbicara panjang membuatnya lelah. Tapi, kalau ia tidak memaksa dirinya untuk berbicara panjang Gista akan terus menyalahkan Wira.

"Wira nggak mau bayi nggak berdosa itu harus dipaksa buat ninggalin dunia ini. Dia juga nggak mau Kanaya menanggung aib yang lebih besar dari perempuan yang hamil di luar nikah. Yaitu hamil karena sepupunya sendiri."

Semuanya membisu. Devan benar Kanaya akan menanggung malu berkali-kali lipat jika sampai orang tahu kalau ia hamil anak sepupunya sendiri. Apalagi orang-orang zaman sekarang terlalu memercayai berita yang masih mentah. Mereka menelan mentah-mentah semuanya tanpa mencari tahu kebenarannya. Bisa jadi jika Kanaya mengakui itu adalah anak Wira mereka menganggap Kanaya bukan perempuan baik-baik. Orang luar bisa beranggapan kalau Kanaya dan Wira menjalin hubungan terlarang. Dan itu akan jauh lebih menyakitkan bagi Kanaya.

"Untuk itu Wira menyetujui jika Kanaya bakalan ngaku kalau diperkosa orang asing. Asalkan bayi itu selamat. Asalkan dia tetep bisa lihat bayinya ketika lahir nanti dengan rencana yang telah dia perhitungkan."

"Rencana?" beo Kaivan.

"Iya, Wira sudah merencanakan mau mengakui semuanya setelah bayi itu lahir tanpa tahu ternyata Kanaya lebih dulu memiliki rencana untuk mengaborsinya. Wira nggak pernah kepikiran kalau Kanaya yang pendiam bisa senekat itu."

Langit senja telah menghilang. Udara semakin dingin dan bayangan mereka telah menghilang menyisakan gelap, lalu dalam sekejap lampu yang memang berada di setiap tiang yang berada di pojok rooftop menyala terang.

"Kalo kalian mengira Wira baik-baik saja setelah kematian Kanaya. Kalian salah. Justru bisa jadi Wira adalah orang yang paling terpuruk karena kematian itu," ucap Devan lagi.

Dada Gista terasa sesak. Kepalan tangannya semakin kuat. Kuku panjangnya bahkan menggores telapak tangannya hingga berdarah.

"Setiap hari Wira selalu datang ke gue dalam keadaan kacau. Rasa bersalahnya pada Kanya bertambah berkali-kali lipat karena Om Erlan juga ikut pergi. Dan rasa takut itu semakin menghantuinya ketika Tante Wening menjadi depresi dan lo... " Devan menatap Gista dari samping.

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang