Bab 43

3K 218 28
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha

-----

"

Tidak akan ada asap tanpa api."

M

embolak-balikkan lembar demi lembar buku bersampul biru di tangannya itu dengan kasar, Gista lantas mendengus. Dia menutup buku dan mendorongnya menjauh darinya.

"Tanggalnya aja acak gimana gue bisa nyari petunjuk kalau kayak gini?"  keluh gadis berkuncir kuda itu sembari memijit pangkal hidungnya.

Saat ini, Gista dan Manggala tengah berada di dalam sebuah cafe bernuansa klasik. Keduanya memilih tempat di bagian rooftop yang agak sepi pengunjung.

Sudah lima menit dirinya dan Manggala berkutat dengan masing-masing buku diary milik Kanaya. Membolak-balikkan buku itu yang tanggalnya acak.

Gista pikir tiga buku itu seperti novel trilogi. Setelah menghabiskan satu buku, Kanaya menulis lagi di buku lain. Tapi, ternyata tidak.

Di dalam buku bersampul biru yang Gista pegang, di sana tertera mulai tanggal 28 Januari 2020. Namun, di halaman selanjutnya langsung tanggal 3 Februari. Sedangkan, di buku bersampul merah yang Manggala pegang di halaman pertama  tertulis tanggal 30 Januari dan di halaman selanjutnya langsung tanggal 5 Februari.

Manggala menyeruput kopi susu miliknya terlebih dahulu sebelum tangannya meraih buku bersampul hitam yang sedari tadi belum dibuka.

Tangan cowok itu bergerak perlahan membuka halaman pertama buku itu. Netranya langsung membidik bagian pojok kanan buku bagian atas yang tertulis tanggal 1 Februari. Kemudian, ia membalik lembaran itu di halaman kedua yang tertulis tanggal 27 Februari.

Manggala kembali mengambil dua buku yang lain. Membuka beberapa halaman dan membaca isinya. Lalu, menyandarkan punggungnya di kursi. Tangan dengan gerang karet hitam itu menyentuh dagunya pertanda kalau dia tengah memikirkan sesuatu.

"Tanggal di dalam buku itu sebenernya nggak acak," ujar cowok itu menegakkan tubuhnya.

"Nggak acak gimana? Orang tanggalnya aja nggak urut kayak gini. Masa abis tanggal 28 Januari langsung  loncat tanggal 3 Februari. Sedangkan tanggal 1 Februarinya aja ada di buku lain."

Manggala membuka halaman pertama pada tiap-tiap buku itu. "Lo lihat! Bukan tanggalnya yang sebenernya acak, tapi Kanaya yang nulisnya acak. Dia enggak ngehabisin satu buku dulu buat nulis lalu ganti baru, tapi tiga buku sekaligus dengan tanggal yang berbeda."

Manggala benar. Bukan tanggalnya yang acak, tapi Kanaya lah yang sengaja menulisnya secara acak. Bulan yang tertera juga urut. Hanya saja tidak semua tanggal dalam satu bulan ada di dalam satu buku itu.

"Ketiga buku ini isinya tentang tiga pengalaman yang berbeda-beda," beritahu Manggala kemudian menunjuk sebuah buku bersampul biru.

"Buku yang ini isinya tentang pengalaman kakak lo yang buat dia seneng." Manggala menggeser buku itu ke hadapan Gista.

"Kalau yang ini," tunjuk Manggala pada buku yang bersampul merah. "Isinya tentang hal yang buat Kanaya marah."

Gista mengambilnya, membaca beberapa kalimat di halaman pertama buku itu.

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang