Bab 66

3.1K 236 36
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha

WARNING :

PART INI BAKALAN PANJANG. JADI, BUAT YANG NGGAK SUKA BACA BAB PANJANG BISA LANGSUNG SKIP AJA. TAPI, SARANNYA BACA DULU LAH TIPIS-TIPIS KALI AJA BISA SAMPE ABIS HEHEHE.

SELAMAT MEMBACA GAISSS

-----

"Lo bukan manusia. Lo iblis yang sudah menghancurkan keluarga gue!"

~Gistara Arabhita

"GISTA! GIS! GISTA!" teriakan melengking nan cempereng yang terdengar, menusuk indera pendengaran gadis yang baru saja mendudukkan pantatnya di kursi.

Padahal hidung gadis yang berteriak itu saja belum kehihatan, tapi suaranya sudah merayap di ruang hampa dalam kelasnya.

Mengabaikan teriakan itu Gista mengedarkan pandangannya pada kelas yang kosong hanya ada dirinya. Dia menlengkungkan bibir karena kondisi kelas sudah bersih. Itu artinya Anara tadi sudah menggantikannya piket.

Senyum itu luntur berganti pelototan tajam ketika sebuah tangan menariknya kasar untuk segera berdiri. "Ikut gue sekarang!" ucap gadis berkuncir dua sambil menarik tangan Gista untuk keluar kelas.

"Lo apa-apaan sih, Ra?!" pekik Gista yang jalannya terseok-seok karena tarikan Anara padanya.

"Lo harus lihat ini, Gis." Anara membawa gadis itu menuruni tangga lantai dua dengan tergesa.

Gista merasa heran kenapa koridor sekolahnya tampak sepi. Padahal, biasanya dua puluh menit sebelum masuk biasanya koridor sudah ramai siswa-siswi dengan berbagai aktivitasnya. Seingatnya tadi jiga sudah banyak murid yang datang. Kenapa mendadak sepi?

Di tengah pertanyaannya yang belum terjawab Anara mempercepat langkahnya saat akan sampai di depan mading. Gadis itu menerobos masuk di antara kerumunan siswa-siswi Cantaka tanpa melepas pegangannya pada Gista.

Sampai di depan mading Anara melepaskan tangan Gista. "Lihat, Gis!" pintanya.

Tubuh gadis berkuncir kuda di sebelahnya langsung menegang sempurna. Aliran darah di dalam pembuluhnya seakan mengalir begitu cepat.

"Oh, ini ternyata fakta di balik kematian Kanaya yang katanya sakit itu?" celetuk seorang cewek sambil memainkan ujung rambutnya.

"Nggak nyangka gue cewek sealim Kanaya ternyata ngerti dunia malam juga."

"Kukira lugu eh ternyata suhu," seloroh seorang cowok dengan tampang urakannya yang semakin membuat telinga Gista panas.

Gadis itu mengetatkan rahangnya dengan kedua tangan yang mengepal di sisi tubuhnya. Mata elangnya membidik foto-foto yang tertempel di mading.

Ada beberapa foto yang tertempel di sana. Foto paling besar adalah foto Kanaya dan Wira yang tengah tidur bersama, mirip dengan yang dikirimkan ke markas kala itu. Bedanya kali ini wajah Wira tampak jelas.

Di foto itu nampak Wira yang memeluk Kanaya tanpa mengenakan baju. Sementara, Kanaya tubuhnya hanya tebalut selimut sebatas dadanya saja. Di bawah foto itu tertulis "Di duga ketahuan menjalin hubungan gelap dengan sepupu sendiri. Kanaya Nirbitala putri pendiri Balapati yang merupakan mantan foto model dan siswi Cantaka ini mengakhiri hidupnya sampai mengakibatkan ayahnya terkena serangan jantung lalu meninggal dan ibunya mengalami gangguan kejiwaan."

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang