Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.
Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnislihaTiktok : wattpadnisliha
-----
"Sakit itu ketika melihat orang yang kita cintai menatap kita dengan tatapan asing seolah tidak pernah ada kenangan apapun di antara kita."
Helaan napas berat keluar dari mulut seorang lelaki yang berjalan pelan di dalam sebuah kamar. Di dalam kamar itu terdapat seorang gadis yang tengah lelap dalam tidurnya.Laki-laki itu berjalan di dalam keremangan. Hanya ada lampu tumblr yang dipasang di dinding yang menyala. Lampu tidur di atas nakas di samping tempat tidur itu dibiarkan pemiliknya mati.
Langkah kakinya yang berbalut sepatu sneakers yang tanpa menimbulkan bunyi itu membuat tidur sang gadis tetap nyenyak tanpa merasa terusik sedikit pun.
Duduk di tepi kasur, laki-laki itu mengamati lekat-lekat wajah gadis di depannya itu yang dalam keremangan cahaya
Lima belas menit berlalu, tapi laki-laki itu hanya diam sambil terus memerhatikan wajah damai si gadis dengan deru napasnya yang teratur. Sesekali gadis itu menggeliat untuk mencari posisi ternyamannya.
Tangan laki-laki itu pun terulur menyentuh pipi si gadis. Lantas, menyingkirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajahnya, menyelipkannya ke samping telinga. Tangan kekarnya pun mengelus pipi mulus itu, lembut.
Perlahan ia merunduk, mencondongkan tubuhnya, dan mendekatkan kepalanya ke wajah si gadis. Lalu, ia kecup kening gadis itu, lama.
Merasakan benda kenyal yang menyentuh keningnya, Gista perlahan membuka matanya. Dia sedikit terkejut mendapati sesosok laki-laki tengah mencium keningnya.
Tidak bergerak dan mengeluarkan suara, gadis itu pun memejamkan matanya kembali untuk berpura-pura tidur. Dia sudah tahu siapa orang yang berani mencium keningnya ini.
Gista hafal siapa pemilik aroma leather yang kini menguar dari tubuh lelaki itu. Iya, Wira. Gista hafal aroma parfum lelaki itu.
Untuk melihat apa yang akan sepupunya itu lakukan setelahnya, Gista memilih melanjutkan aksinya berpura-pura tidur. Dia membiarkan lelaki itu mengecup keningnya sampai dirasa lima menit berlalu barulah Wira menjauhkan bibirnya dari kening Gista.
Wira pun menegakkan tubuhnya dan menarik selimut yang menutupi tubuh Gista hingga sebatas leher.
Sebelum beranjak Wira mengelus puncak kepala Gista terlebih dahulu.
"Gue sayang sama lo, Gis. Sayang banget," ucap cowok itu dengan suara rendahnya.
"Bahkan, melebihi rasa sayang gue ke diri sendiri," imbuhnya sebelum benar-benar beranjak dari kamar Gista.
Beberapa detik Gista hanya bergeming dengan mata yang masih erat terpejam. Dia mencerna apa yang Wira katakan padanya barusan.
"Wira sayang sama gue? Tapi, kenapa dia malah ngejauhin gue?" tanyanya pada diri sendiri setelah membuka kelopak matanya.
Gadis itu pun menatap langit-langit kamarnya yang nampak remang-remang. Dia mendesah pelan merasakan pening di kepalanya. Berbagai asumsi menyerobot masuk di kepalanya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISTARA (END)
Teen FictionKejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat, dan berbahaya. Akan tetapi, Gista yang membenci cowok terpaksa harus terus berurusan dengan Mangga...