Ig : @nis_liha
@wattpadnislihaHAPPY READING!
-----
"Tidak usah mengatakan pada orang lain bahwa kita itu pintar. Karena itu akan membuatmu malah terlihat bodoh. Cukup buktikan dan bungkam saja saja mereka dengan tindakan tanpa meminta pengakuan."
Letak kelas yang strategis adalah kelas yang jauh dari ruang guru atau BK, tapi dekat dengan kamar mandi, kantin dan terletak paling unjung dengan depan kelas yang ditanami tumbuhan menjulang tinggi agar suasana kelas menjadi sejuk. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan kelas XI IPS 1 yang terletak di lantai dua yang jauh dari kamar mandi dan kantin.
Meskipun kelasnya tidak berada dalam satu gedung dengan ruang BK dan guru. Bisa dijamin seisi kelas tidak akan berani membuat gaduh ketika jam kosong. Sampai melakukan konser satu kelas atau memukul-mukul meja sebagai hiburan. Karena biar pun jaraknya jauh, tapi terasa dekat.
Bagaimana tidak? Kelas XI IPS 1 terletak tepat di atas ruang BK yang berada di lantai satu. Kalau ramai guru BK pasti akan mendengarnya dari bawah. Hentakan kaki, suara meja yang digeser, atau teriakan mereka bisa didengar oleh Pak Malik. Hal itu membuat kelas XI IPS 1 selalu anteng sekalipun jam kosong. Mereka hanya menghabiskan waktunya di dalam kelas untuk tidur, main game, dan menghibah untuk para kaum hawa, tetapi harus extra hati-hati apalagi ketika membicarakan para guru. Ketinggian sedikit nada suaranya dalam hitungan menit guru yang dibicarakan akan muncul dari balik pintu kelas.
Hal itu pernah terjadi ketika Anara membicarakan salah seorang guru ekonomi yang suka menyiksa murid dengan tugasnya yang bejibun dan deadline yang begitu dekat. Karena frekuensi suaranya yang melebihi ambang batas normal membuat guru ekonomi yang juga menjadi guru BK tersebut mendengarnya. Dan belum sampai tiga menit Anara membicarakannya, guru tersebut sudah ada di depan pintu sambil berkacak pinggang.
Selain tidak bisa ramai kelas XI IPS 1 hari ini juga semakin menderita karena AC di kelas mereka rusak dan belum dibenarkan. Posisi kelas mereka yang tepat berada di tengah-tengah dekat tangga yang menjadi sekat antara kelas IPA dan IPS, yang tepat menghadap ke arah matahari dengan pohon di depan ruang BK yang belum tinggi membuat suasana kelas IPS 1 sekarang seperti neraka. Ditambah lagi dengan penjelasan dari Bu Mia tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang malah membuat mereka terserang kantuk.
Di saat beberapa siswa berjuang melawan kantuk dan yang lainnya sibuk mengipasi tubuhnya dengan buku tulis. Gista kini sibuk dengan pemikirannya sendiri. Ia sibuk mencerna ucapan Manggala pagi tadi di UKS.
Gista sama sekali tidak menyangka jika Manggala akan paham dengan apa yang ia maksud. Cowok itu tadi terlihat biasa saja, tapi ia tahu ada raut ketidaksukaan yang disembunyikannya.
Apa kata-kata gue tadi terlalu frontal ya buat Manggala? batin Gista terus bertanya-tanya.
Pandangannya kini terfokus ke arah pintu yang terbuka. Namun, pikiran gadis berkuncir satu itu melanglangbuana kemana-mana.
Ia jadi teringat perkataan Kaivan yang semalam mengantarkannya pulang usai pemotretan. Sahabatnya itu mengatakan ia tidak bisa membantu mencari tahu siapa pelaku pemerkosaan itu, tapi ketika ditanya kenapa Kaivan hanya menjawab karena ia tidak bisa. Gista terus mendesak Kaivan untuk menjelaskan alasannya. Akan tetapi, laki-laki itu tetap diam saja. Gista curiga ada sesuatu yang Kaivan sembunyikan darinya.
"Kaivan... Manggala..., " gumam Gista mengetuk-ngetukkan pulpennya di atas meja.
Apa mereka ada hubungannya dengan kejadian itu? Apa Kaivan diancam? Atau... bisa jadi Kaivan ikut terlibat secara tidak langsung?, batin Gista menghentikan ketukan pulpen di mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISTARA (END)
Teen FictionKejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat, dan berbahaya. Akan tetapi, Gista yang membenci cowok terpaksa harus terus berurusan dengan Mangga...