Ig : @nis_liha
@wattpadnislihaHAPPY READING!
-----
"Mikir itu pake otak jangan pake pantat! Lo itu dilahirin dari rahim seorang ibu, seorang perempuan. Lo lecehin cewek sama aja lo nggak ngehormatin ibu lo sendiri."
~Manggala Alsaki Kavindra
Memilih duduk di tepi lapangan sebelah kanan tak jauh dari Anara, Janu, dan Kaivan yang bermain tiktok. Gista memfokuskan pandangannya pada mereka bertiga. Mengacuhkan Manggala yang masih berada di tempatnya, terus-terusan menatapnya dengan tatapan yang entah.
Kalau saja ia tidak ingat laki-laki itu telah menolongnya tadi dan waktu insiden dirinya mengamuk di markas kala itu. Mungkin sudah Gista colok matanya menggunakan ranting agar tidak terus-terusan menatap ke arahnya. Membuatnya jadi risih sekaligus salting sendiri.
"Joget yang bener dong, Jan. Jangan salah-salah mulu," omel Anara karena sedari tadi ia terus mengulang take karena gerakan Janu yang salah.
"Kok gue doang sih yang disalahin. Si Kaivan noh juga salah," protes Janu tidak mau disalahkan.
"Lah napa bawa-bawa gue orang yang dari tadi salah gerakannya itu lo," kilah Kaivan tak mau pula disalahkan.
Padahal, memang kenyataannya Janu lah yang sedari tadi salah gerakan. Gerakan yang Anara pilih adalah gerakan yang belum pernah ia coba.
"Gue capek. Udahan aja deh jogetnya. Nggak usah jadi sekalian. Males gue salah-salah mulu." Anara menekuk wajahnya. Bibirnya manyun seperti anak kecil yang justru membuat Janu gemas sendiri.
"Lololo.... ya nggak bisa gitu dong. Kan, lo udah janji mau main tiktok bareng gue. Mau buat konten bareng juga biar sama-sama viral dan nambah followers. Jadi, lo nggak boleh nyerah nggak boleh mundur," larang Janu.
Sebenarnya Janu tak masalah ketika Anara menistakannya tadi. Toh itu tetap tidak akan mengurangi kadar ketampanannya ataupun jumlah fans-nya. Hanya saja ia ingin mengerjai cewek itu. Dan kalau dilihat-lihat Anara ini manis juga. Sefrekuensi pula dengan dirinya. Jadi, Janu langsung kepikiran untuk membuat bagaimana agar cewek itu bisa sering bersamanya.
Sa ae lu boy!
"Ya abis lo salah muluh sih! Lo pikir gue nggak capek apa?"
"Siapa suruh nistain orang." Janu tersenyum tengil.
"Makanya, kalau mau ngomongin orang itu kalau berani di depannya. Jangan di belakangnya. Ngomongin orang di belakang itu namanya pecundang," ujarnya sarkas.
Anara yang sudah kesal makin bertambah kesal. Ia mendekat ke arah Janu. Berdiri menghadap tubuh kekar cowok berambut klimis itu dengan mata melotot.
"Heh! Jamet! Lo bilang gue pecundang?"
"Lah emang lo pecundang, kan?"
"Sialan banget sih lo jadi orang. Udah sok-sok an kayak cowok wattpad. Dinistain dikit aja minta tiga permintaan. Sekarang malah ngatain gue pecundang. Dasar jamet!" ujar Anara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISTARA (END)
Teen FictionKejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat, dan berbahaya. Akan tetapi, Gista yang membenci cowok terpaksa harus terus berurusan dengan Mangga...