Ig : @nis_liha
@wattpadnislihaHAPPY READING!
JANGAN LUPA VOTE AND COMENT!-----
"Karena bertindak gegabah tidak akan menyelesaikan masalah justru akan menimbulkan masalah baru."Jantung Anara rasanya mau lepas. Selain beringas Gista ternyata juga ugal-ugalan di jalan raya. Gadis berkepang satu itu sampai menjerit dan nyaris saja menangis jika tidak lupa usianya sekarang yang sudah H-1 bulan menuju tujuh belas tahun.
Seketika Anara menyesal telah menyuruh Gista menjemputnya karena motor scoopy kesayangannya yang masuk bengkel gegara dibuat cedera sang papa saat dipinjam untuk berkencan dengan mamanya sore kemarin. Pasalanya Gista bukan hanya memacu kendaraannya di atas rata-rata, tetapi juga menyalip kendaraan lain dengan kecepatan tinggi. Bahkan, nyaris saja menerobos lampu merah jika saja ia tidak menjerit keras sambil memegangi tangan Gista. Yang mengakibatkan Gista mengerem mendadak hingga menimbulkan bunci decitan panjang yang memekakkan telinga.
Beruntung tidak ada polisi yang bertugas. Kalau ada sudah bisa dipastikan keduanya akan kena tilang karena telah ugal-ugalan di jalan raya.
"Gis," panggil Anara terengah. Gadis itu duduk di atas tanah dengan kepala yang ia sandarkan pada pintu mobil Gista.
Tenaga Anara terkuras habis karena kebanyakan berteriak saat di perjalanan tadi. Tangan gadis berkepang satu itu bergetar. Bibirnya pucat pasi. Dari pelipisnya meluncur bulir-bulir keringat.
Gista yang melihatnya langsung berjongkok di depan Anara. Menyentuh tangan gadis itu yang sudah berkeringat dingin.
Gista menggenggam jemari Anara yang kini tampak memejamkan mata. "Ra."
Tidak ada jawaban dari si empu yang ia ajak bicara. Malah tangan gadis berkepang satu itu makin bergetar. Membuat Gista melotot.
Jangan-jangan Anara... tremor.
Iya, sebuah gerakan gemetar yang tidak terkendali yang terjadi pada bagian tubuh semisal tangan. Gista lupa jika sahabatnya itu akan mengalami tremor ketika berada pada titik ketakutan dan kecemasan yang tinggi. Bukan hanya tremor. Anara bisa juga lemas bahkan pingsan karena saking takutnya.
"Anara!"
"Ra, lo jangan pingsan dong!" Gadis itu mengguncang tubuh Anara berharap gadis di depannya itu bangun. Namun, hasilnya nihil. Anara tidak memberi respon apapun.
Mata elang gadis itu memencar. Mencoba mencari seseorang untuk ia mintai bantuan karena tidak mungkin ia menggendong Anara ke UKS. Sekuat dan setangguh-tangguhnya dirinya. Ia juga tidak kuat mengangkat tubuh Anara yang lebih berisi darinya. Kalau ia tinggal mencari bantuan. Takutnya nanti Anara malah kenapa-napa. Apalagi jarak parkiran ke UKS itu cukup jauh.
Sial. Tidak ada satu orang pun yang tampak batang hidungnya di sekitar parkiran. Mungkin mereka sudah masuk kelas karena lima menit lagi bel akan berbunyi.
Suara motor vespa yang baru datang sontak membuat gadis berkuncir kuda itu berdiri. Manggala beserta kawan-kawannya baru saja datang. Gista mematung sesaat. Menimbang apakah ia meminta tolong pada mereka atau tidak.
Setelah berpikir beberapa saat dan tidak tega dengan kondisi Anara. Gista menarik napas panjang lalu menghampiri mereka yang masih sibuk menyisir rambutnya dengan tangan di depan kaca spion.
Magenta yang pertama kali menyadari kedatangan Gista menaikkan sebelah alisnya. Lalu, menepuk pelan punggung Manggala. Cowok berjaket jeans hijau army itu membalikkan tubuhnya yang langsung berhadapan dengan Gista. Cewek yang satu bulan ini selalu menghabiskn waktu wekeend bersamanya. Yakni, menjalani sesi pemotretan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GISTARA (END)
Teen FictionKejadian yang menimpa kakaknya membuat Gistara Arabhita membenci cowok. Dia menganggap semua cowok itu sama, yakni tiga B yang berarti belang, bejat, dan berbahaya. Akan tetapi, Gista yang membenci cowok terpaksa harus terus berurusan dengan Mangga...