Bab 65

3.4K 249 38
                                    

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca.

Follow juga akun :
Ig : @nis_liha
@wattpadnisliha

Tiktok : wattpadnisliha

-----
"Berkacalah terlebih dahulu sebelum menilai orang lain."


Suara tawa terdengar menggelegar di sebuah markas dengan dominasi warna hitam. Seorang laki-laki yang mengenakan ikat kepala berwarna merah darah dengan tulisan Gandaruka tampak bahagia. Laki-laki itu duduk di sebuah sofa tunggal dengan dua sosok wanita cantik di sisi kanan dan kirinya.

"Sebentar lagi Balapati akan hancur," ujar Mahen percaya diri.

Laki-laki itu terus mengulang sebuah video yang menampakkan kemarahan Devan terhadap anggotanya yang berhianat. Jika, Devan cerdik maka Mahen lebih licik.

Mantan wakil Balapati yang rupanya ketua Gandaruka itu juga telah menyisipkan kamera di ruangan itu yang tidak terlihat oleh siapapun. Sama halnya dengan yang Devan lakukan. Jadi, dia bisa melihat bagaimana keadaan di sana ketika Devan mengamuk tadi.

Suara puluhan derum motor yang terdengar di depan tidak mengalihkan atensi cowok tersebut. Mahen sama sekali tak terusik. Sudut bibirnya malah tertarik membentuk sebuah seringai.

"Hen, di depan ada anak Balapati. Mereka bawa anggotanya yang sudah berhianat ke sini," ucap salah seorang anggota Gandaruka pada sang ketuanya.

"Apa perlu kita balas hajar mereka karena sudah membuat anggota kita babak belur."

Mahen mengangkat tangannya. "Tidak perlu," ujarnya santai masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Tapi, Kak. Mereka harus dikasih pelajaran," protes cewek berambut curly di sisi kirinya.

Mahen menggeleng.

"Biarkan saja mereka pergi," titahnya pada Sean, anggotanya yang tadi memberitahunya akan kedatangan mereka.

Bianca melayangkan protes pada kakaknya. "Kakak gimana sih? Masa kita biarin mangsa kita lepas gitu aja. Mereka udah ngehajar anggota kakak loh."

"Anggota?" Mahen terkekeh geli.

"Mereka bukan anggota kakak. Sama seperti kata Devan. Mereka itu anjing.  Anjing yang kakak kambing hitamkan," tegas cowok itu.

"Maksud kakak?"

"Mereka hanyalah alat untuk memecah Balapati. Terluka atau tidaknya penghianat itu tidak akan berpengaruh apapun pada kita. Toh, yang mereka lukai sebenarnya adalah anggota mereka sendiri. Di sini justru kita yang untung, Bee." Mahen tersenyum manis pada adiknya.

Bianca membalasnya dengan kerutan  di dahi.

"Mereka yang terluka bukan hanya akan menjadi penghianat, tapi juga akan menaruh dendam yang besar terhadap Balapati. Lalu, berlindung dan bekerja sama dengan kita. Dan kita bisa memanfaatkan mereka tanpa harus membiarkan anggota asli kita terluka."

Bianca tersenyum sumringah mendengar ucapan kakaknya barusan. Benar-benar ide yang brilliant. Kakaknya memang hebat.

"Good brother. Rencana kakak emang selalu brilliant," pujinya.

"Tinggal aku yang bakalan ngehancurin Gista."

"Dan selangkah lagi Balapati akan hancur." Mahen mengelus tangan gadis di sebelahnya.

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang