Bab 82

3.2K 229 42
                                    

WARNING!

Jangan lupa follow dulu ya sebelum membaca!

Jangan lupa juga follow akun ig @nis_liha dan tiktok @nisliha2

OKE. HAPPY READING!!!

-----

"Apa yang dilihat oleh mata belum tentu seperti apa yang dipikirkan eh otak."

"Stop!" potong Manggala pada Janu tang hendak berbicara.

"Gue bisa jelasin apa yang lo liat itu nggak seperti apa yang sebenernya terjadi," ucapnya mengatur napasnya yang memburu. Ia tahu kemana arah pikiran mereka saat ini. Maka dari itu ia harus menjelaskannya sebelum ini akan menjadi masalah besar untuknya.

"Terangin apa lagi, Gal?" tanya Anara.

"Jelas-jelas kita liat lo pelukan sama Bianca dan... " Anara tidak melanjutkan ucapannya. Dia malah mengumpat lirih.

"Bisa-bisanya Gal lo ngelakuin hal bejat kayak gini di rumah lo sendiri," lanjutnya yang langsung disangkal oleh Manggala.

"Ini nggak seperti apa yang kalian pikirin, Ra!" sentak Manggala.

Janu terkekeh kecil. "Gue kecewa sama lo, Gal. Ternyata lo sama aja kayak bajingan di luar sana."

"Lo sama aja kayak cowok yang paling dibenci dan ditakutin Gista selama ini," imbuh Kaivan.

Devan mengepalkan tangannya dan menatap nyalang Manggala. Dadanya bergemuruh hebat saat ini. "Lo lupa sama pesen Bang Wira? Dia minta lo jagain Gista, kan?"

"Gue tahu lo cinta sama dia, Gal. Tapi, apa? Lo malah ngelakuin hal menjijikkan sama perempuan yang udah bikin hidup Gista menderita."

Manggala ikut mengepalkan tangannya menahan emosi. Bianca yang  melihat ketegangan ini menarik sudut bibirnya tersenyum miring. Pasti setelah ini Manggala akan menjadi miliknya, pikirnya licik.

Bugh!

Tubuh Manggala langsung tersungkur  di lantai karena pukulan telak yang dilayangkan oleh Ganes.

"Berani lo main-main sama adek gue lo sama aja berhadapan sama Balapati!" geramnya mencengkeram kerah kaos Manggala.

"Gue bilang kalian salah paham!" sentak Manggala tak terima dan mendorong tubuh Ganes diatasnya.

"Nggak usah kebanyakan ngelak. Sekarang gue tanya di mana Gista?" Kaivan mengamati sekeliling. Ia tadi masih melihat motor scoopy Anara yang terparkir di halaman rumah Manggala.

Seharusnya Gista berada di sini. Apa jangan-jangan gadis itu bersembunyi karena melihat perbuatan binatang Manggala?

"Gista?" beo Manggala mengerutkan kening. "Dia ke sini?"

Bugh!

Satu pukulan telak kembali Ganes layangkan membuat sudut bibir Manggala robek dan berdarah.

"Bahkan lo sampe nggak tahu kalo dia nyamperin lo dalam keadaan yang mengenaskan saking asyiknya lo sama si jalang ini. Emang anjing lo, Gal," umpat Ganes hendak melayangkan pukulan lagi, namun berhasil ditangkis oleh Manggala.

"Gue nggak ngapa-ngapain sama Bianca, Bang!" bentak Manggala murka karena sedari tadi mereka tidak ada yang mau mendengarkan penjelasannya.

"Lo semua salah paham!"

"Salah paham apa, Gal? Mereka emang lihat apa yang udah kita lakuin," ucap Bianca seolah-olah memang telah terjadi sesuatu di antara mereka.

"Kamu jangan ngelak kayak gini dong, Gal. Kita itu udah terciduk. Kamu mau ngasih alesan apa lagi?"

GISTARA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang