Shinichi menyentuh pensil itu yang langsung mementalkan dirinya ke belakang tetapi ia berhasil melakukan satu putaran yang membuatnya mendarat dengan selamat.
"Pensil apa itu?"
"Sepertinya aku melupakan barang yang seharusnya disembunyikan, mungkin aku lupa untuk menyimpannya di tempat yang lebih privasi lagi."
Mirozion menunjuk pensil itu yang langsung tertarik pada tangannya, "Kenapa aku tidak bisa mengangkatnya?"
"Apakah terkandung sebuah mantra yang sangat berbahaya di dalamnya dimana hanya orang-orang layak yang dapat mengangkatnya?"
"Ini bukanlah senjata yang dapat diisi dengan sebuah mantra kelayakannya."
"Hanya sebuah pensil."
Shinichi langsung menghalangi mata kanannya, "Kenapa bisa pensil biasa itu dapat memicu Authority yang aku pegang?"
"Terdengar sangat mencurigakan, aku tidak menyukai sesuatu yang dapat dicurigai."
Mirozion hanya bisa terkekeh pelan karena Shinichi memperlihatkan kesamaan seperti Shinobu yang dapat membongkar kebohongan dengan cepat ketika mereka penasaran.
Mirozion mulai memainkan pensilnya itu dengan memutarnya beberapa kali dengan jari-jarinya, "Aku akan mendapatkan apa ketika memberikan dirimu informasi mengenai pensil ini?"
"Heh?"
"Uhh..."
"Hmm, mari kita pikirkan terlebih dahulu..."
Shinichi mulai memegang dagunya untuk memikirkan sebuah tawaran yang setimpal dengan pemberian informasi mengenai pensil itu.
"Aku tidak akan memberitahu siapapun mengenai pensil itu... termasuk dengan Ibunda sendiri jika beliau tak mengetahuinya."
"Itu tidak cukup. Suatu saat nanti rahasia itu akan terbongkar dengan sendirinya terutama lagi karena kecerobohan dirimu yang sangat menyayangi Ibumu."
"Apa yang kau maksud dengan ceroboh? Menyayangi seorang Ibu adalah kewajiban anaknya!"
"Kunci kesuksesan berada pada tangan Ibu, itulah kenapa aku menghormati beliau sampai mati."
"Bagaimana dengan sejarahku sendiri?"
"Aku sudah tahu."
"Uhh, segala hal mengenai diriku?"
"Selama ini aku sudah memperhatikan dirimu, percuma saja memberikan sesuatu yang sudah aku ketahui."
"Oh, ayolah. Setidaknya berikan aku pencerahan agar bisa mendengar informasi mengenai pensil yang aneh itu."
"Jika efeknya dapat memicu Authority secara otomatis termasuk dengan kepekaan The Mind maka aku yakin sepenuhnya bahwa pensil itu sangat spesial yang memicu bahaya besar."
"Kau yang mengalahkan Argantak bukan?"
"Tidak juga, kami semua mengalahkannya dengan kerja sama."
"Kerja sama menghasilkan sesuatu yang tentunya memuaskan."
"Tetapi serangan terakhir pada dirimu bukan? Jika kau tidak melakukannya maka aku takkan bisa melihat kalian utuh sepenuhnya dalam dunia ini."
"Chronicus Dominance."
"Kau ingin melihatnya bukan?" Tanya Shinichi selagi mengerutkan dahinya.
Mirozion memperlihatkan senyuman yang dipenuhi dengan ketertarikan, "Senjata yang dikatakan bisa menghancurkan beberapa Order di dalam Celestial ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless V
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]