Minerva memasang tatapan yang terlihat kaget, tugasnya sudah gagal dengan sangat cepat bahkan ia sendiri tidak bisa memikirkan celah apapun untuk menghindarinya.
"Tenang saja. Tak ada rahasia yang seharusnya kau takuti untuk dibocorkan oleh diriku."
"Apakah kau lupa bahwa aku bisa membaca semua orang melalui niat baik mereka sendiri?"
"... ..." Minerva sudah terlihat sangat panik karena ia sempat berpikir bahwa kehidupannya akan berakhir dalam sekejap oleh Theresa.
Untungnya Theresa memperlihatkan sesuatu yang terlihat begitu tenang karena ia sendiri tahu niat baik Minerva dipenuhi dengan hal yang positif.
Tujuan yang selama ini Shinobu terapkan sebagai idealismenya sendiri juga terdengar masuk akal sampai Theresa benar-benar terkejut.
"Ini pertama kalinya aku bisa bertemu dengan seseorang yang memiliki pola pikir terbuka seperti itu."
"Selama ini semuanya bagaikan catur dimana setiap pion melakukan setiap pergerakan yang berbeda-beda."
"Morgan... dia seperti biasanya memang Manusia manipulatif yang sangat hebat." Theresa mengakui kehebatan Morgan dalam bidang seperti itu.
"Tak heran jika dia memang menyukai catur sampai rela menghabiskan beberapa tahun duduk di atas kursi lalu memainkan permainan papan itu."
"Semua ini tetap saja merujuk kepada Zahar yang memang harus disingkirkan karena dia menyimpan sebuah senjata paling mematikan yang dapat menghambat kita semua."
Minerva memunculkan pedangnya tetapi Theresa langsung mengubahnya menjadi bulu yang mendarat di puncak kepalanya.
"Tenang, malaikat kecilku. Tak ada satupun hal yang harus kau khawatir."
"Dari gerak-gerikmu itu, sepertinya kau sempat mengalami trauma terhadap sesuatu hal yang terkesan cukup mengerikan ya."
Theresa menggerakkan sayapnya untuk menyelimuti tubuh Minerva sampai ia dikejutkan dengan perasaan tenang yang sangat berlebihan ketika menerima selimutan sayapnya itu.
"Tenang saja."
"Justru aku harus berterima kasih padamu."
"Berkat dirimu sekarang aku mengerti dengan keseluruhan cerita yang sebenarnya."
"Tetapi apa yang sebenarnya akan terjadi padamu jika kau memihak mereka?"
"Semua ini akan berjalan secara tak terbatas, pengakhiran takkan pernah bisa muncul sampai semua orang terpaksa harus terjebak di dalam roda yang terus berputar itu."
"Terima kasih, Minerva."
"Jawaban yang selama ini aku butuhkan telah aku temui dengan benar."
"Semua ini sangat akurat. Niat baik seseorang itu tak pernah bisa membohongi karena kita tahu niat itu sudah diperkirakan dari awal."
Theresa menghela nafasnya lalu ia menatap ke depan, "Hampir saja aku dipermainkan olehnya."
"Untungnya aku bisa membaca niat kebaikan seseorang yang benar-benar murni jika tidak maka aku akan terjebak di dalam permainan Morgan."
"Itu artinya kau memang memiliki sebuah kemampuan yang menyamai The Mind?"
"Tidak bisa dibilang begitu juga sih."
"Bisa dibilang aku ini maha mengetahui tentang sesuatu yang berkaitan dengan niatan baik."
"Karena aku adalah seorang malaikat paling suci yang melanjutkan tugas ayahku dalam mencatat kebaikan semua orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless V
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]