Konomi mengambil sebuah handuk lalu ia melihat Shinichi yang sedang berdiri di hadapan jendela selagi memasang tatapan serius.
"... ...!" Handuk itu langsung ia jatuhkan.
Sebelumnya ia sempat panik ketika melihat Shinichi tidak memperlihatkan reaksi apapun ketika terbunuh.
Darahnya mengucur kemana-mana sampai menodai kasur serta tembok karena darah bekas pembunuhan itu.
Dan sekarang semua telah hilang, kembali bersih dengan tambahan Shinichi yang telah sepenuhnya sadar.
"Shinichi..." Konomi memasang ekspresi yang terlihat bersyukur ketika melihat dirinya telah bangun.
Rasanya ia seperti melihat harapan yang telah muncul kembali dalam masalah yang sangat menakutkan itu.
Walaupun Shinichi masih belum menemukan solusinya, setidaknya ia telah sadar kembali.
Shinichi menatap Konomi lalu ia memperlihatkan senyuman ikhlas, "Terima kasih, Konomi."
"Untungnya kau ini sangat peka ketika aku memberikan diri isyarat dengan kedua mataku ini."
"Aku terjebak di dalam tubuh yang sudah terpengaruh oleh The Mind milik Shinkai..."
"...setelahnya aku terjebak di dalam sana mencoba untuk memikirkan sebuah solusi---" Shinichi dikejutkan dengan Konomi yang langsung memeluknya.
"Kau ini selalu saja membuatku khawatir..."
"...aku kira diriku takkan pernah bisa berterima kasih padamu yang selalu saja memaksakan diri agar bisa memberikan diriku bantuan." Konomi menjatuhkan air matanya yang dipenuhi rasa syukur.
Shinichi tersenyum lalu ia menerima pelukan tersebut, "Kamu tidak perlu menjelaskan keadaannya."
"Aku merasakannya di dalam sana... dan tentunya sekarang aku harus mencari solusi mengenai jimat yang terdapat pada perutku."
Konomi langsung memasang tatapan khawatir karena ia mengingat tentang kematian Yuffie, "Tetapi... kau baru saja sembuh..."
Shinichi menepuk kedua bahu Konomi selagi memasang tatapan yang terlihat bersemangat, "Kau mengkhawatirkan diriku terlalu berlebihan."
"Aku ini putra dari Shinobu Koneko!"
"Segala kegagalan yang aku terima akan kubah menjadi kunci untuk meraih kesuksesan."
"Lagi pula aku ini tidak sempurna, pasti aku akan menerima kekalahan yang memang harus dijadikan sebagai pelajaran untuk ke depannya."
"Jangan pernah menyerah ketika kau masih mampu berusaha lagi, tidak ada kata berakhir sampai kau berhenti mencoba."
"Kematian Yuffie... memang harus terjadi..."
"Tetapi aku yakin Elf itu selalu saja memikirkan segala cara di dalam benaknya itu."
"Sang penemu seharusnya tak bisa dibunuh semudah itu."
"Pengaruh The Mind milik Shinkai masih membutuhkan beberapa improvisasi agar aku bisa mempercayainya."
"Dan tentunya sekarang ia masih mengira bahwa diriku terpengaruh oleh The Mind."
"Ketika aku berpapasan kembali dengannya maka dia akan menerima konsekuensinya. Aku takkan bisa memaafkan dirinya!!!" Shinichi mengepalkan tinju kanannya.
Shinichi melangkah pergi meninggalkan ruangan itu dimana Konomi langsung tersenyum, "Setidaknya kita telah kembali seperti semula."
"Shinichi yang selalu aku ketahui."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless V
FantasíaVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]