Yuffie mengetahui jelas perasaan Shinobu yang pasti akan merasakan ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan secara bersamaan.
"Ibundamu tidak sesempurna yang kau pikirkan, dia juga pasti akan merasakan situasi seperti ini."
"Maka dari itu... jalani segalanya seperti biasa dengan proses perjuangan yang selalu ada di dalam dirimu agar kau bisa meraih kesuksesan itu."
Yuffie memutuskan untuk membiarkan Shinobu melampiaskan semua perasaan itu karena ia tidak ingin membuat dirinya semakin tertekan.
Dia juga sempat ingin memberitahu sesuatu kepada Shinobu tetapi hal tersebut tidak bisa diberitahu sekarang.
Hanya Shinichi saja yang tahu, dan ia sendiri bisa dibilang tidak begitu percaya dengan apa yang sempat Yuffie ceritakan sebelum itu.
"Kalau begitu aku akan menemani Shinichi, fufu~" Yuffie tersenyum dengan penuh kebanggaan karena waktu istirahatnya takkan diganggu oleh orang ketiga.
Beberapa menit kemudian, Yuffie membuka pintu Shinichi sampai dirinya dikejutkan oleh seorang gadis yang sedang menyuapi dirinya.
"Konomi, apa yang kau lakukan!?" Seru Yuffie yang mulai merasa sangat iri ketika melihat dirinya sedang membantu Shinichi untuk makan.
"Yang aku lakukan? Tentunya memberi dirinya makan."
"Jangan bilang kau salah sangka hanya karena aku menyuapi Shinichi yang sedang sakit?"
"Justru Koizumi yang menyuruh diriku untuk menjaga Shinichi karena ia saat ini masih sibuk latihan."
"Ehh? Yang menyuruh dirimu adalah Koizumi?"
"Iya. Sekalian aku juga ingin berterima kasih pada Shinichi yang sudah menyelamatkan diriku ketika melawan Argantak."
Konomi menatap botol ramuan yang ia letakkan di sebelah meja dimana Yuffie dapat melihatnya juga, "Kau sendiri sudah tahu ketika melihatnya bukan?"
Yuffie mendekati botol itu hanya untuk memastikan ramuan itu, "Kalau tidak salah kau ini memang sangat mahir dalam bidang alkimia ya."
"Itu benar. Kau seharusnya memberitahu diriku tentang kondisi Shinichi yang cukup parah."
"Bisa dibilang ia sebelumnya muntah-muntah ketika makan. Untungnya aku memberikannya obat yang menahan rasa sakitnya itu."
"Aku merasa tertolong." Shinichi terkekeh selagi mengunyah bubur itu dengan tatapan tenang.
"Ternyata memang masih menginfeksi ya." Yuffie mendatangi tasnya untuk mengambil beberapa benda.
"Sudah cukup, Yuffie. Aku tidak membutuhkan obat apapun lagi."
"Kondisiku sudah membaik sekarang. Ditambah lagi aku dapat berpikir dengan jernih sepenuhnya."
Shinichi mulai menatap kedua tangannya, "Rasanya memalukan sekali untuk menyerahkan segalanya pada gadis."
"Maaf karena sudah merepotkan." Permintaan maafnya yang keluar dari suara halusnya membuat Yuffie tersenyum.
"Tenang saja. Seorang lelaki membutuhkan gadis yang mengapresiasi perjuangannya."
"Ingin mendengarnya lagi?"
"Tidak... sudah cukup."
"Rasanya akan sangat memalukan jika aku secara tidak sengaja menangis karena suara lembutmu itu, Yuffie."
"Hehehe, sekarang malah kamu yang mencoba untuk menggoda diriku seperti itu."
"Ehem. Apakah kalian keberatan?" Tanya Konomi yang merasa seperti orang ketiga dalam ruangan dimana keduanya terlihat seperti menggoda satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless V
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]