Shinichi bangkit secepat mungkin lalu ia menatap ke atas dimana dirinya dapat melihat dengan jelas ledakan big bang yang terus berlangsung itu.
Ketika dirinya mencoba untuk berpindah ke tempat itu, Mirozion langsung memunculkan sebuah pensil untuk menulis Shinichi agar dirinya tidak melakukan tindakan bodoh apapun.
"Nrggghhh...!!!" Shinichi dapat merasakan dirinya seperti ditulis oleh sesuatu yang terasa begitu menyakitkan.
Lengan kanannya langsung meneteskan banyak sekali darah hingga memperlihatkan bekas luka sayatan, "Apa yang kau lakukan!?"
"Kenapa kau menghalangi jalanku untuk menyelamatkan, Ibunda!?"
"Aku bukanlah orang lemah yang akan diam dibalik semua ini hanya untuk menonton sesuatu yang masih bisa aku atasi!" Seru Shinichi dengan tatapan kesal.
"Hadapilah kenyataan. Sesuai yang kau lakukan sejak dulu."
"Kenyataan satu ini tidak bisa kau atasi dengan benar walaupun kau terus melangkah ke depan, hasilnya malah kau yang terbunuh oleh kenyataan itu."
"Mulai dari sekarang, aku melarang kalian untuk pergi keluar sana." Mirozion menulis mereka semua dengan salah satu alat yang dinamakan sebagai The Supreme Appliance.
Shinichi langsung melepaskan kekuatan penuh dimana tubuhnya mengeluarkan banyak sekali aura putih, "Jangan memaksa diriku, Mirozion!"
"Aku tidak suka ditahan seperti ini...!!!" Kedua pupil Shinichi langsung pecah akan kemerahan hingga warna merah menyebar di kedua bola matanya itu.
"Jika kau terus menahan diriku seperti ini maka akan aku jadikan Underworld sebagai ledakan big bang yang kedua." Shinichi memunculkan Chronicus Dominance.
Pintu surga langsung muncul di belakang mereka semua hingga menyebabkan Mirozion tercengang ketika melihat Shinobu yang sudah kembali.
Tubuhnya dipenuhi dengan banyak sekali luka bakar tetapi ia berhasil memulihkan dirinya sendiri dengan mengonsumsi dedaunan emas serta pelet yang tersisa pada saku pakaiannya.
"Huft..." Shinobu menghela nafasnya lalu ia menatap semua rekannya yang memasang tatapan kaget.
"'Shinobu!!!"" Mereka semua langsung mendatangi Shinobu lalu memberikan dirinya pelukan yang sangat erat.
Shinichi di sisi lainnya hanya bisa diam, ia mulai kembali terlihat tenang sehingga dirinya sempat tidak mempercayai apa yang baru saja ia lihat di hadapannya.
"Pasti salah satu Avatar yang dilepaskan oleh dirinya..."
"...ya, tidak salah lagi. Beliau pastinya mencoba segala cara agar diriku tidak ikut campur hanya karena aku memiliki kemungkinan untuk mati."
"Semua orang juga sejak awal memang seperti ini, kesempatan kecil dapat membunuh seseorang dengan cara yang tak terduga."
"Dia yang asli..." Ucap Mirozion yang sulit untuk mengakuinya karena ia sudah memprediksi Shinobu memang selalu memiliki trik yang disembunyikan dibalik pundaknya.
"Apa kau bilang...?"
"Kau merasakannya?"
"... ..." Shinichi menatap Shinobu dengan tatapan tajam dimana ia sontak kaget ketika merasakan kekuatan Majestic Relic yang ada pada tubuhnya itu.
"Relic keenam yang berubah menjadi Majestic Relic..."
"...tidak mungkin." Shinichi melangkah kepada Ibunya secepat mungkin hanya untuk memastikan kondisinya itu.
"Padahal Koneko selalu saja memiliki rencana ketika rencana yang sudah dipikirkan gagal."
Shinobu menatap Shinichi lalu ia memperlihatkan senyuman bangganya, "Aku bangga padamu, nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless V
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]