"Makin kelihatan jelek tahu muka kamu kalau cemberut gitu". Mata Syifa memicing menatap lawan bicaranya.
" Kenapa sih bunda Syifa yang cantik jelita,cetar membahana ulala, cemberut mulu. Senyum dong". Kini lawan bicaranya itu mulai melakukan sentuhan fisik. Di toel-toel nya dagu Syifa membuat gadis itu memberengut kesal.
"Diem deh Lan. Aku lagi kesel tau".
" Kesel kenapa? Pak Edo lagi? ".
Hmmm
"Emang kenapa lagi sih? Bikin masalah apalagi pak Edo? ".
"Gara-gara pak Edo, aku jadi di ledekin sama anak-anak. Mereka bilang aku pacaran sama pak Edo".
Ingatkan yang pak Edo mengikuti Syifa sampai ke kelas? Nah dari situ anak-anak mengira bahwa Syifa pacaran dengan pak Edo dan mereka sedang bertengkar makanya Syifa tidak mau di ajak bicara. Mereka jadi meledek Syifa." Ihh anak-anak ngomong gitu? " Syifa mengangguk.
"Anak sekarang ya. Ulangan aja masih sering remedial udah tau pacaran aja""Makanya aku kesel banget tau". Syifa cemberut. Ia benar-benar kesal.
" Lagian pak Edo nggak ada berhentinya ngedeketin kamu. Padahal kamu udah sering loh terang-terangan nolak dia".
"Iya. Nggak ada kapoknya". Syifa masih misuh-misuh sendiri.
" Fa".
Hmm
"Kamu nggak mau nyoba gitu". Kening Syifa mengerut.
" Nyoba apa? "
"Pacaran sama pak Edo".
Plak...
Satu pukulan Syifa layangkan pada bahu Wulan.
"Nggak usah aneh-aneh ".
"Yah daripada dia ngejar-ngejar kamu terus".
"Itu sih terserah dia. Nanti juga kalau capek berhenti sendiri".
" Yakin? Udah lama loh dia ngejar kamu dan kayaknya nggak ada capeknya. Malah semakin nekat aja sekarang". Syifa menghela nafasnya lelah. Benar memang yang katakan Wulan.
"Entahlah"
"Jangan terlalu benci sama orang, karena dari benci bisa jadi cinta loh".
" Aku nggak benci sama pak Edo. Nggak srek aja sama kelakuannya ".
" Ya itu kan dulu. Siapa tau sekarang udah berubah ".
" Berubah gimana? Kemarin aja aku lihat dia godain bu Dita waktu di kantin ".
" Masa? Bakalan CLBK dong? "
"Kalau beneran mereka balikan, aku orang pertama yang bakal ngasih selamat".
" Nggak cemburu? " Syifa mendelik dan membuat Wulan tertawa. Sudah cukup menjawab kan demikan matanya.
Syifa dan Wulan masih berada di sekolah. Syifa masih mengoreksi tugas anak-anak karena tadi ia sudah memberikan materi baru.
Ruangan guru sudah sepi karena sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing. Syifa memilih mengoreksi tugas anak-anak di sekolah daripada di bawa pulang.
Wulan yang sebenarnya sudah bisa pulang malah menemani Syifa sembari membantu sahabat nya itu."Heboh enggak di ruang guru hari ini? ".
"Berasa pasar pindah ke sini ".
" Hahaha ya itulah mereka. Setiap bapak mau datang, semua orang sibuk".
"Heran ya, yang biasanya nggak dandan jadi dandan, yang biasanya udah dandan jadi makin menor dandanannya". Wulan hanya tertawa. Ia yang sudah lebih dulu di sekolah, sudah tahu tabiat lara guru jika pihak yayasan akan berkunjung.