"Gimana persiapan pernikahan kalian? "
"Alhamdulillah lancar. Udah 60℅".
" Alhamdulillah deh kalau gitu. Kalau ada yang bisa gue bantu, bilang ya".
"Hehehe iya. Siap".
Syifa sedang teleponan dengan Rindu. Sahabatnya itu bilang, dia kangen dengan Syifa karena sudah lama tidak bertemu. Padahal kan, sebelumnya mereka juga tidak bertemu. Dasar lebay memang sahabatnya itu.
Sejak pernikahan Rindu kurang lebih satu bulan yang lalu, keduanya memang tidak pernah bertemu lagi. Berkirim pesan pun jarang karena kesibukannya masing-masing." Eh, gimana... Udah ngisi belum? ".
Mendapat pertanyaan itu, Rindu malah ngakak.
" Kenapa? " Tanya Syifa karena merasa aneh dengan Rindu.
"Hmmm sebenarnya alasan gue nelpon elo karena ada hubungannya sama itu".
" Maksudnya? " Tanya Syifa tidak paham.
"Alhamdulillah gue udah ngisi. 3 minggu".
" Alhamdulillah. Selamat ya.... " Syifa turut bahagia dengan kabar yang di bawa sahabatnya.
"Iya. Alhamdulillah banget gue di kasih cepet. Nggak sia-sia selama gue nikah di kasih makan toge sama mama mertua".
" Hahahaha ". Syifa tertawa mendengar ucapan Rindu.
" Jadi kamu mau aku ngelakuin apa hmm? ".
" Seneng deh punya sahabat sekaligus calon kakak ipar macam elo. Peka".
"Ckck iya. Udah cepet. Ngomong mau apa? Mumpung aku lagi baik nih".
" Hmmm gue pengen makan mochi buatan elo".
"Cuma itu? "
"Iya. Sekarang cuma itu. Nggak tau nanti. Hahaha".
Syifa berdecih. " Eh ngomong-ngomong kamu kan lagi di Jakarta. Berarti mochi nya mau di kirim ke sana gitu? "
Sejak menikah, Rindu ikut bersama suaminya yang memang berdomisili Jakarta.
"Nggak. Gue lagi ada di Bandung kok. Kemarin pas bude ke rumah, beliau bilang kalau elo sama si mas bakalan datang ke Bandung buat bikin undangan sama pilih-pilih souvenir. Tiba-tiba gue keinget mochi bikinan elo. Enak kali ya kalau makan mochi yang isinya es krim, di siang bolong gini".
" Ya ampun sahabat aku udah ngerasain ngidam. Aku kapan ya?"
"InsyaAllah sebentar lagi. Gue doain elo bakal cepet nyusul gue".
" Aamiin ".
Syifa mengamini doa Rindu dengan keras. Memutuskan untuk menikah tentunya ia ingin segera mendapatkan momongan. Syifa tidak ingin menunda. Begitupun Rama. Laki-laki itu malah yang paling semangat saat ayah Syifa bilang ingin segera di buatkan cucu saat keduanya sudah menikah.
" Fa,elo tahu enggak? Kayaknya resepsi pernikahan elo yang bakal diadain di Bandung, bakalan jadi acara paling mewah sepanjang tahun ini".
"Hmmm iya". Jawab Syifa singkat.
"Kenapa? Kok jawabannya gitu?" Tanya Rindu karena merasa jawaban sahabatnya itu terdengar kurang bersemangat.
"Jujur ya Rin, aku tuh kadang ngerasa minder sama orang tua akang. Mereka kaya dan dari kalangan terpandang, sedangkan aku...". Terdengar Syifa menghembuskan nafasnya lemah.
" Aku ngerasa_".
"Stttt... Gue nggak mau dengerin kelanjutan dari omongan loe barusan". Rindu memotong ucapan Syifa karena ia sudah bisa menebak kata apalagi yang akan di ucapkan sahabatnya itu.