"Bunga! Apa yang kamu lakukan?! " Syifa mendengar teriakan mama Asti. Ia menoleh dan melihat mama Asti yang berjalan mendekati mereka.
"Bersantai aunty. Apalagi? ".
" Apa-apaan kamu pakai baju seperti itu? Nggak malu! mempertontonkan badanmu di hadapan banyak orang? "
"No. Kenapa harus malu? My body is perfect and sexy". Perempuan itu berucap dengan sedikit mendesah membuat Syifa yang mendengar merinding.
" Lagipula Flo pakai baju ini karena di sini panas, aunty".
"Nggak usah alasan! Di sini banyak AC. Kipas angin juga ada. Nggak mungkin kamu kepanasan". Wajah mama Asti terlihat tidak bersahabat.
Tangan Syifa masih memegangi bagian belakang kepala Rama. Namun dengan isengnya laki-laki itu justru menggerakkan kepalanya seperti ingin menengok ke arah mamanya dan gadis yang baru Syifa ketahui bernama Bunga.
" Diem enggak! ". Ucap Syifa galak karena Rama menggerakkan kepalanya semakin menjadi-jadi.
Rama menahan senyum melihat wajah Syifa yang sedang cemburu." Masuk ke kamar dan ganti baju mu yang kurang bahan itu! ".
" But aunty... This is style".
"Style katamu? Baju kurang bahan seperti ini kamu bilang style?".
" Yeah. This is my favorite".
" Udahlah! Tante nggak mau berdebat dengan kamu. Sekarang,masuk kamar dan ganti baju mu!". Bunga akan membantah ucapan mama Asti, namun ia urungkan setelah mendengar ancaman dari tantenya tersebut.
"Nggak ada bantahan lagi atau kamu mau tante menelpon orang tuamu dan menyuruh mereka untuk menjemput kamu di sini?".
Gadis itu berdecak. " Ok. Fine. Flo akan ganti baju. Ribet".
Setelah mengucapkan itu si gadis pergi dengan membawa HP serta sound system berukuran kecil.
"Maaf ya sayang. Kedatangan kamu jadi di sambut dengan hal yang tidak mengenakan seperti ini".
" Nggak pa-pa ma".
Mama Asti tersenyum melihat posisi anak dan calon menantunya itu. Rama membungkukkan badannya karena tangan Syifa masih menahan bagian belakang kepalanya. Hal ini tidak di sia-siakan oleh Rama. Jarang-jarang loh dia melihat Syifa dalam jarak yang kurang dari 20 cm ini.
Rama mesam-mesem dan membiarkan Syifa terus mengobrol dengan mamanya. Mungkin gadisnya ini lupa dengan apa yang sedang ia lakukan."Jaga jarak fa! Bujang lapuk lagi modus".
Syifa tersadar dan langsung melepaskan tangannya saat mendengar ucapan Rindu.
" Ganggu aja! ". Rama mendengus.
" Siapa yang kamu sebut Bujang lapuk? Hei nona sebentar lagi saya akan menikah! ".
Rindu tak menghiraukan ucapan Rama. Ia mendekati Syifa dan menggandeng lengan sahabatnya itu agar menjauh dari Rama.
" Jangan deket-deket sama mas Rama. Gue takut kepolosan elo di manfaatin sama mas Rama ".
" Maksud mu apa!? "
"Udah-udah nggak usah ribut. Pusing mama dengerinnya! Rindu! Bude izinin kamu minjem menantu bude. Tapi jangan buat dia kecapekan ya! Awas kamu".
Mendapat peringatan dari bude nya, Rindu memberikan hormat." Siap bude! Laksanakan! ". Rindu memamerkan gigi-giginya.
"Menantu bude ini akan kembali dalam keadaan yang utuh tanpa kurang sedikitpun ". Lanjutnya.
" Ya sudah! Sana pergi ke dapur. Syifa, kalau Rindu minta di buatin macam-macam, bilang mama ya".
"Iya ma".