Hai guys...🙋
Terimakasih yang udah mau nungguin Kang Mantan
Maaf ya belakangan ini lama banget update nya🙏
Happy Reading 🤗🤗🤗Agenda rutin yang di lakukan oleh keluarga Rama pada akhir pekan adalah menghabiskan waktu bersama dengan bersenang-senang. Tidak ada yang boleh membahas atau membicarakan masalah pekerjaan saat berkumpul. Jika ada yang nekat melakukannya,sudah pasti nyonya besar, yang tak lain adalah Mama Asti pasti akan marah. Namun kali ini sepertinya ada yang dengan sengaja memancing kemarahan wanita paruh baya itu. Papa Deni yang duduk di samping sang istri,terus fokus pada tablet yang ada di tangannya.
"Papa!" Panggil Mama Asti penuh penekanan. Matanya yang cukup lebar, memandang suaminya dengan tajam.
"Iya Ma," Jawab Papa Deni dengan santai. Beliau seperti tidak merasa aura berbahaya dari tatapan tajam istirnya.
"Papa ngapain?" Tanya Mama Asti basa basi.
"Lagi meriksa file Ma," Jawab Papa Deni seadanya. Saat mnejawabnya pun,Papa Deni tidak memandang Mama Asti.Beliau terlihat sangat fokus dengan tablet yang ada di tangannya.
"Ini hari libur loh kalau Papa lupa! Papa ingat kan, dengan kesepakatan yang udah kita buat?"
Papa Deni mengalihkan pandangannya.Kali ini pria paruh baya itu memandang istrinya. "Papa inget kok Ma, tapi kali ini Papa minta maaf karena sudah melanggar kesepaatan itu. Papa bersedia menerima konsukeunsinya."
Mama Asti membuat kesepakatan dengan suaminya.Kesepakatan itu berisi larangan untuk bekerja di akhir pekan. Kesepakatan itu saat ini juga berlaku untuk Rama sebagai anak mereka. Bukan tanpa alasan wanita paruh baya itu dulu membuat kesepakatan demikian. Awal menikah,Papa Rama selalu di sibukkan dengan pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya. Mama Asti tentu merasa kesepian. Setelah kelahiran Rama, suaminya itu semakin gila kerja. Pergi pagi,pulang pada malam hari. Tidak pernah ada waktu untuk anak dan istrinya. Mama Asti tentu kesal karena ia dan anaknya tidak hanya butuh materi tetapi juga kasih sayang. Mama Asti akhirnya berbicara dengan Papa Deni tentang apa yang menjadi keluh kesahnya. Papa Deni minta maaf dan Mama Asti tentu saja memaafkan, akan tetapi beliau mengajukan kesepakatan. Setiap akhir pekan, waktu Papa Deni hanya untuk keluarga.
Mendengar jawaban suaminya, Mama Asti mendengus kesal. Beliau melipat tangannya di atas dada. "Penting banget ya Pa, pekerjaan itu?"
"Kalau ini nggak penting,Papa nggak akan merelakan waktu bersantai Papa untuk memeriksa file ini."
"Memangnya nggak bisa dikerjakan besok Pa?"
"Nggak bisa Ma. Papa ingin masalah ini cepat selesai.Mama kan tahu,sebentar lagi Papa pensiun. Jadi, sebelum Papa menyerahkan kepemimpinan ini pada anak kita, Papa harus menyelesaikan semuanya."
Mama Asti menghela nafas. Sepertinya ia tidak bisa memaksa lagi. Mungkin apapun yang sedang dikerjakan suaminya saat ini adalah sesuatu yang sangat penting. "Baiklah, untuk kali ini,Mama izinkan Papa untuk tetap bekerja. Tapi Mama nggak mau hal ini terjadi lagi di minggu-minggu yang akan datang.Kita harus meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga."
"Iya Ma. Ini terakhir kalinya Papa bekerja di akhir pekan seperti ini."
Rama dan Syifa yang juga ada di tempat yang sama dengan kedua orang tuanya,sejak tadi menyimak perbincangan mereka. Rama yang sejak tadi tiduran berbantalkan paha istrinya, bangun dan duduk di samping sang istri.
"Butuh bantuan Rama,Pa?" Rama menawarkan diri untuk membantu Papanya.
"Nggak. Papa masih bisa mengerjakan ini sendiri."
Rama manggut-manggut mendengar jawaban Papanya. "Kalau memang butuh bantuan Rama, Rama dengan senang hati akan membantu." Lanjut Rama. Papa Deni menganggukkan kepalanya untuk menaanggapi ucapan anaknya.