Hai guys.... 🙋
Jam-jam segini jamnya rawan bagi orang puasa. Bener enggak??
Nah untuk menghindari rasa lapar, gimana kalau baca kelanjutan Syifa dan Rama?? Siapa tahu rasa laparnya berkurang.
Semoga menghibur ya....
Jangan lupa tinggalkan vote and komennya
Happy Reading 🤗🤗🤗Selesai menghadiri acara pernikahan Rindu dan Elang, kini Syifa sudah kembali ke rumahnya. Ia juga sudah mulai beraktivitas mulai hari ini.
Syifa berangkat pagi-pagi sekali karena hari ini anak-anak melaksanakan ulangan tengah semester genap. Sebenarnya dari kemarin pun sudah mulai tapi karena Syifa masih berada di Bandung, terpaksa ia menitipkan anak didiknya pada guru piket."Teh" Syifa membalikkan badan saat mendengar sang ibu memanggil.
"Ini" Syifa menatap plastik putih yang di berikan ibunya. Ia mengintip apa yang ada di dalam plastik tersebut. Ternyata tempat makan.
"Ini bekel buat teteh? Tapi kok banyak banget". Syifa menatap lebih dalam ke dalam plastik.
" Ada 2 " Lanjutnya."Iya. Satu buat teteh. Satunya buat akang".
" Buat akang? "
"Iya. Kebetulan ibu buat bubur ayamnya agak banyakan. Jadi di bagi aja ke si akang. Kata teteh kan akang punya magh. Jadi kalau pagi harus sarapan sebelum beraktivitas".
Yah Syifa memang pernah bilang ke ibunya bahwa Rama punya penyakit magh dan laki-laki itu sangat susah jika di suruh sarapan.Syifa menganggukkan paham. Ia nanti akan mampir sebentar sebelum berangkat sekolah.
" Abi berangkatnya diantar ayah kan bu? "
"Iya. Sana berangkat".
Syifa mencium tangan ibunya dan mengucapkan salam. Lalu setelahnya ia meninggalkan rumah dengan mengendarai motor kesayangannya.
Syifa singgah di rumah Rama untuk mengantarkan titipan sarapan dari ibunya. Syifa melihat Rama yang duduk di teras rumah sambil memainkan HP. Sebelum Syifa turun dari motor, Rama yang melihat kekasihnya itu mampir bergegas menghampiri.
" Assalamu'alaikum kang".
"Wa'alaikumsalam. Adek kenapa pagi-pagi ke sini? ".
" Nggak boleh? " Tanya Syifa dengan nada sinis. Ia tidak suka dengan pertanyaan yang di berikan Rama.
"Eh... Eh buka gitu sayang". Rama. Ketar-ketir melihat perubahannya wajah Syifa.
" Maksud akang, tumben banget adek ke sini pagi-pagi gini? Mau ngajak ke sekolah bareng? "
"Idih". Syifa mencibir.
" Adek ke sini buat nganterin sarapan buat akang. Ini dari ibu". Syifa sengaja menekankan di kalimat terakhir.
Rama tersenyum sambil menerima tempat makan dari tangan Syifa."Ya ampun ibu mertua perhatian banget ya".
" Makanya nanti di habisin. Nggak boleh nyisa pokoknya. Ibu udah capek-capek bikinnya buat akang".
"Siap bos". Rama memberikan hormat pada Syifa.
Syifa memperhatikan Rama dengan seksama.
" Ini kenapa pagi-pagi cuma pake singlet gini sih? Mau pamer kalau badannya bagus he'e? ""Nggak sayang. Akang baru selesai olahraga. Sambil nunggu keringat nya kering, akang duduk dulu sambil baca berita dari HP".
" Ya tapi nggak usah duduk di depan juga. Di dalam atau di belakang emangnya nggak bisa!? " Syifa yang tiba-tiba dalam mode galak membuat Rama bingung.
"Sengaja ya! Pake singlet doang, terus duduk di teras! Biar di liatin tuh sama teteh-teteh yang lewat! " Syifa melirik pada rombongan gadis-gadis desa yang naik mobil pick up. Mereka menatap Rama tanpa berkedip.
Tentu. Siapa yang tidak tergiur melihat Rama saat ini. Singlet berwarna hitam itu mencetak bentuk badan Rama yang ideal. Otot lengan serta perut sixpack nya membuat para gadis yang melihat akan ngiler.
Syifa saja baru pertama kali melihat Rama berpenampilan seperti ini. Biasanya, Rama selalu memakai kaos atau kemeja saat mereka bertemu.