Hai.... 🙋
Langsung baca aja yuk...
Jangan lupa vote and komennya ya😉
Happy Reading 🤗🤗🤗"Roman-romannya ada yang bakal balikan nih". Syifa melirik Wulan yang duduk di sampingnya dengan malas. Ibu satu anak itu bukannya kerja malah ngerusuhin Syifa yang sedang mengoreksi tugas anak-anak.
" Kalian beneran balikan ya? Kapan? Kok nggak bilang-bilang ke aku sih. Gitu ya sekarang ".
Syifa meletakkan buku dan pulpen yang ia pegang dengan sedikit hentakan." Yang bilang aku sama dia balikan siapa? ".
" Nggak ada yang bilang sih tapi berdasarkan penglihatan ku yang masih sangat baik ini, aku rasa begitu". Ucap Wulan penuh drama.
Gara-gara Wulan melihat Syifa diantar oleh Rama, sekarang ibu satu anak itu menuntut penjelasan kenapa gak tersebut bisa terjadi."Ckck... Sana pergi. Aku lagi sibuk. Bentar lagi masuk".
" Ish bentar aja loh. Masih ada 10 menit waktu buat cerita. Ayolah. Singkat aja". Desak Wulan.
"Aku naik mobilnya karena motorku mogok pas di depan rumah dia. Puas! " Syifa kembali mengambil pulpen dan buku lalu melanjutkan kegiatannya mengoreksi tugas anak-anak.
"Kenapa mogoknya bisa pas di depan rumahnya? Itu benar-benar mogok atau kamu mogok-mogokin".
" Astaghfirullah Wulan. Su'udzon itu namanya. Kebanyakan nonton sinetron sih, kayak gini jadinya. Negatif thingking terus ".
" Hehehe sorry. Habisnya bisa pas gitu. Kayak di setting".
"Ya emang di setting. Di setting Tuhan maksudnya. Puas! ". Melihat Syifa kesal adalah kegembiraan untuk Wulan. Bukannya takut sahabatnya marah karena tuduhan aneh yang ia berikan, wanita satu anak itu malah tertawa.
" Eh tapi lucu aja ya. Kalian udah jadi mantan tapi sikap dia ke kamu masih romantis gitu ".
" Perasaan biasa aja".
"Biasa aja gimana. Kalau bukan karena dia masih cinta sama kamu, mana mungkin dia mau nganterin kamu sampai di bukain pintu segala. Apa coba namanya".
" Ya mungkin dia nggak mau pintu mobilnya rusak kalau aku yang buka. Makanya dia buka sendiri". Jawab Syifa ngasal.
"Ckck... Jawaban macam apa itu".
" Udah deh Lan, kamu pergi aja sana. Aku lagi sibuk ngoreksi tugas nih ".
" Ya udah deh. Aku juga masih ada kerjaan yang harus di selesaiin. Kalau aku nggak kepo mungkin pekerjaan itu udah selesai ". Ucap Wulan sambil berdiri. Syifa mengernyitkan keningnya. Lah siapa yang nyuruh dia kepo urusan orang, batin Syifa.
" Lan". Baru juga melangkahkan kakinya dua kali, Syifa kembali memanggil.
"Kenapa? Mau cerita? Ayo mau di mana? "
"Bukan. Kamu bawa motor enggak?".
" Dia nggak jemput?" Wulan sudah tau arah pembicaraan Syifa. Syifa menggeleng sebagai jawaban.
"Oke". Jawab Wulan singkat.
Seperginya Wulan, Syifa tersenyum lega. Untunglah Wulan membawa motor sendiri sehingga Syifa bisa nebeng. Kalau tidak, Rama pasti akan memaksanya untuk pulang bersama.
Saat jam pulang sekolah tiba, Syifa segera menuju ruangan tata usaha untuk menghampiri Wulan. Hal itu ia lakukan buru-buru sebelum Rama akan mendatanginya ke kantor. Tadi Syifa sudah minat keberadaan Rama di sekolah.
" Wulan.... Ayo pulang ".
" Sabar ih. Lagi beres-beres nih".
"Ah lama". Syifa membantu Wulan membereskan mejanya yang berantakan.