🌜49🌛

869 83 0
                                    

"Udah dong.... Jangan cemberut terus. Senyum dikit kenapa? Manyun terus dari tadi".

Rama hanya melirik dan mendengus pada Syifa yang duduk di sampingnya sekilas.

" Ayo dong senyum. Nggak lupa kan cara senyum gimana? Kalau lupa, nih adek ajarin". Syifa menunjukkan senyumnya di hadapan Rama. Berharap Rama mau mengikutinya. Namun sayang, laki-laki yang biasanya suka dengan senyum nya itu justru terlihat tidak suka dengan senyum manis yang ia berikan kali ini. Rama malah menutup bibir Syifa dengan kedua tangannya.

"Ihhh akang... Nanti rusak make up adek". Syifa merengek karena tidak suka dengan perlakuan Rama.

" Justru akang bakal seneng kalau make up adek rusak".

"Idih... Aneh. Lihat pacarnya jadi cantik, bukannya seneng malah senewen sendiri". Syifa justru mencibir calon suaminya itu.

" Ya gimana nggak senewen!? Gara-gara adek di dandanin cantik gini, banyak cowok yang secara terang-terangan memuji dan nitip salam ke adek. Akang cemburu tau!".

Syifa menahan tawanya saat mendengar gerutuan Rama. Awalnya Rama sangat suka dan memuji penampilan Syifa yang berbeda dari biasanya namun saat ada orang lain yang ikut memuji penampilan kekasihnya, Rama tiba-tiba uring-uringan sendiri. Rama bilang, ia tidak suka ada orang lain, apalagi laki-laki, memuji kekasih_eh ralat, maksudnya calon istrinya.

Syifa meletakkan tangannya di lengan Rama. Ia sengaja menggandeng tangan si calon suami agar tidak marah-marah lagi.

"Akang nggak usah cemburu. Mau sebanyak apapun laki-laki yang muji adek, bagi adek cuma pujian akang yang paling berkesan. Bisa bikin adek melayang-layang".

" Beneran? "

"Perlu di buktikan? "

"Boleh".

Hahahaha

Kedua orang itu tertawa dan membuat orang-orang di sekitarnya menoleh. Seabsurd itu memang keduanya.
Syifa menepuk lengan Rama agar laki-laki itu menghentikan tawanya. Ia malu karena tawa keduanya mengundang perhatian orang.

" Stttt . Diem. Tuh acara udah mau di mulai ".

Rama menghentikan tawanya. Ia menegakkan badannya. Seketika rasa kepercayaan dirinya kembali setelah mendengar pernyataan Syifa.

Syifa, Rama dan para tamu undangan lainnya akan menyaksikan pemotongan kue yang di lakukan oleh pengantin baru. Rindu dan Elang, memegang sebuah pedang panjang yang akan digunakan untuk memotong kue. Tenang.... pedang ini bukanlah pedang yang biasanya digunakan untuk berperang. Pedang yang terbuat dari bahan polikrom dan resin keras itu aman untuk di gunakan.
Pedang panjang itu sudah menempel di sisi kue yang paling tinggi dan kini keduanya sedang menunggu intruksi dari MC.

Rindu terlihat sangat bahagia. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya. Perjalanan panjang kisah cintanya dengan Elang, akhirnya berujung di pelaminan.
Syifa ikut larut dalam kebahagiaan mereka. Sejak acara akad sampai resepsi malam ini, ia selalu menemani.

Rama juga selalu ada di samping Syifa. Ia tidak membiarkan gadis itu berkeliaran sendiri di acara ini. Lengah sedikit saja... Hmmm akan ada laki-laki yang mendekati gadis pujaan hatinya.

Rama termasuk laki-laki yang pencemburu. Ia paling tidak suka ada laki-laki lain yang mendekati Syifa. Apalagi jika secara terang-terangan ada yang mendekati sekaligus memuji gadisnya, hatinya akan panas.
Seperti tadi. Rama yang harus ikut foto bersama pasangan pengantin dan anggota keluarga lainnya, terpaksa meninggalkan Syifa duduk sendiri di mejanya.
Begitu sesi foto selesai, Rama baru sadar, ternyata ada dua laki-laki dan seorang perempuan ikut duduk di meja yang sama dengan Syifa. Rama familiar dengan salah satu laki-laki yang ada di sana. Ia seperti pernah melihat, tapi dimana? Rama mencoba mengingat nya.

KANG MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang