🌜60🌛

816 83 0
                                    

Hai guys.... 🙋
Pagi semaunya....
Kang Mantan akan menyambut kalian di pagi ini😀
Semoga pada suka dengan kelanjutannya
Terimakasih 😀
Happy Reading 🤗🤗

Pagi ini Syifa membantu mama mertuanya mengurus tanaman yang sejak awal kedatangannya ke rumah ini menyita perhatian nya. Ia di minta untuk menyemprotkan pupuk cair pada tanaman-tanaman.
Syifa tidak menyangka, orang sesibuk mamanya punya waktu untuk mengurus tanaman. Ia kira mamanya akan menyuruh asisten untuk melakukan hal ini. Nyatanya pagi ini asumsinya di patahkan saat ia melihat dengan matanya sendiri, mamanya turun tangan langsung.

"Syifa nggak nyangka, mama suka sama tanaman hias seperti ini".

" Ini udah jadi hobi sejak mama kecil. Mengikuti jejak orang tua yang suka tanaman ".

" Jadi dulunya orang tua mama juga suka tanaman? "

"Iya. Bahkan kesukaannya ini di jadikan sebagai sumber penghasilan untuk membiayai kehidupan kami"

Syifa mengangguk. Pantas mama Asti sangat memahami tentang tanaman. Rupanya sudah di ajari sedari kecil.

"Oh iya, gimana keadaan Rama? Dia nggak telepon mama. Pasti dia telepon kamu kan? "

"Iya ma. Tadi pagi akang telpon. Akang bilang baru bisa bertemu dengan orang-orang itu hari ini".

" Hmm begitu. Semoga masalah nya cepat selesai ya".

"Iya ma. Aamiin".

" Good morning tante. Ini masih sangat pagi dan tante sudah beraktivitas? Apa tidak sebaiknya kembali tidur lagi?".

"Pagi katamu?? Apa kamu tidak melihat jam yang ada di sana?". Ucapan mama Asti membuat Syifa melihat pada jam antik yang adanya sudut ruangan.

" Itu sudah menunjukkan pukul 8 dan kamu masih mengatakan itu pagi?". Mama Asti mendengus.

"Yah memang masih pagi kan". Gumam wanita itu namun masih bisa di dengar Syifa dan mamanya.

"Untuk orang yang suka bekerja, jam 8 sudah masuk kategori kesiangan tapi untuk orang pemalas, jam 8 tentu masih terlalu pagi". Jawab mama Asti dengan nada santai seperti tidak apa-apa jika lawan bicaranya akan marah.

Syifa menahan senyumnya. Benar jika ada pepatah yang mengatakan don't judge a book byk its cover. Jangan pernah menilai seseorang dari sampulnya. Mama Asti memang terlihat anggun dan lemah lembut tapi menurut Rindu jika bude nya itu tidak suka pada seseorang, maka perkataan yang keluar dari mulutnya bisa membuat orang yang mendengar nya sakit hati.

Syifa menoleh ke belakang untuk melihat ekspresi wajah wanita yang sudah menyapa mertuanya.
Baru beberapa detik, Syifa kembali menatap tanaman yang ada di hadapannya sambil mengucapkan istighfar.

"Astaghfirullahalazim". Gumam Syifa yang masih di dengar oleh mama Asti.

" Kenapa sayang? ".

" Enggak ma".
Syifa tersenyum dengan memperlihatkan gigi-giginya.

Merasa heran dengan tingkah menantunya, mama Asti menoleh.

"Astaghfirullah! Tidak adakah pakaian yang lebih pantas untuk di gunakan selain itu! ".
Belum sempat wanita itu berbicara, mama Asti kembali berucap.

" Sengaja kamu memakai pakaian seperti itu untuk memperlihatkan tanda-tanda merah yang ada di leher dan dada mu? Iya? "

Syifa merasa tidak habis pikir. Apakah wanita ini tidak malu memperkirakan tanda yang di buat oleh suaminya? Syifa saja yang pernah memiliki tanda serupa karena ulah suaminya merasa malu saat ibunya tidak sengaja melihat karena waktu itu ia tidak menggunakan kerudung ketika di dalam rumah.

KANG MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang