Tidak terasa sudah hampir seminggu pasangan pengantin baru itu menjalankan LDR. Namun walaupun mereka berada di tempat yang berbeda, keduanya selalu merasa dekat karena adanya teknologi canggih di masa sekarang. Apalagi jika bukan melalui HP.
Setiap hari, tepatnya di pagi dan malam hari Rama akan menghubungi Syifa. Ia akan menceritakan apa yang ia akan lakukan dan yang sudah ia lakukan. Lebih tepatnya ia melaporkan apa yang perbuat selama seharian.
Syifa senang saat Rama menelponnya. Jam berapapun suaminya itu menelpon ia akan tetap menjawabnya. Ia tidak merasa terganggu karena hanya dengan itulah ia bisa melepas rindu dengan suaminya.
Pagi ini seperti biasa, Rama akan melakukan video call untuk menanyakan kabar istrinya dan mengatakan kegiatan yang akan ia lakukan. Ia sengaja memilih panggilan video agar bisa melihat wajah cantik sang istri.
"Do'ain ya sayang semoga pertemuan hari ini bisa menyelesaikan masalah di sini".
" Tanpa akang minta, adek pasti akan mendoakan agar masalah itu cepat selesai ".
" Terimakasih ya sayang. Oh iya, rencananya hari ini adek di ajak kemana lagi sama mama? "
Tak hanya Rama yang menceritakan kegiatannya saat mereka teleponan, Syifa pun melakukan hal yang sama."Belum tau. Mama kan nggak pernah bilang mau ngajak kemana. Tau-tau adek di ajak pergi aja".
" Mama nggak akan bilang karena kalau bilang, adek pasti nggak akan mau. Bener kan? "
Syifa tertawa menanggapi ucapan suaminya. Benar yang dikatakan Rama. Jika mama mertuanya bilang akan pergi kemana, Syifa pasti akan berpikir dua kali untuk ikut. Apalagi jika acaranya seperti kemarin. Dimana Syifa di ajak untuk ikut pergi arisan bersama teman-teman sosialita mama mertuanya. Untung di sana, ia menemukan seseorang yang seumuran dan enak di ajak ngobrol. Jika tidak, mungkin Syifa akan mati kutu di tengah ibu-ibu yang bergosip dan menceritakan kehebatan keluarga masing-masing.
"Sayang, udah dulu ya. Dika udah datang. Kami mau sarapan dulu".
" Iya. Sarapan yang banyak biar kuat menghadapi hari ini". Rama tersenyum mendengar ucapan istrinya.
"Iya. Adek juga jangan lupa sarapan dan makan tepar waktu ya. Akang nggak mau begitu akang pulang, istri akang kurus tinggal tulang".
" Hahaha nggak mungkin. Mama mertua adek tuh sayang banget sama menantunya. Beliau nggak akan ngebiarin menantunya kelaparan ".
" Hemm ya sudah. Akang tutup ya. Assalamu'alaikum istriku".
"Wa'alaikumsalam suami ku".
Syifa menatap HP yang sudah tidak menampakkan wajah suaminya. Ia berdiri dan men charge HP nya karena lowbat.
Seperti biasa, setelah mengakhiri teleponnya dengan Rama, Syifa akan pergi ke dapur untuk membantu menyiapkan sarapan. Awalnya para asisten yang berada di dapur melarang menantu majikannya itu untuk ikut campur namun bukan Syifa namanya jika menurut. Ia memasang muka memelas nya hingga akhirnya diizinkan dengan syarat Syifa tidak boleh mendekati kompor. Syifa hanya di perbolehkan untuk memotong sayuran yang akan di masak.Sampai di dapur, suasananya sudah ramai dengan para asisten yang melakukan tugas sesuai bagian masing-masing. Saat melihat kedatangan Syifa, mereka menyapa perempuan itu.
" Hari ini mau masak apa? " Tanya Syifa pada juru masak.
"Kemarin bapak bilang mau di bikinin nasi uduk beserta teman-temannya mbak".
Syifa mengangguk paham. Teman-teman yang di maksud adalah sambal, tempe mendoan, telur goreng, orek tempe, bihun dan kerupuk.
Syifa kagum dengan mertuanya, walaupun mereka kaya dan punya segalanya, untuk urusan makan, mereka lebih suka makanan tradisional. Entah itu untuk sarapan, makan siang ataupun makan malam.