"Fa, gimana sih rasanya masih di cemburuin sama mantan? "
Hmmm
"Gimana. Rasanya. Di cemburuin. Sama. Mantan". Rindu mengeja setiap katanya dengan jelas hingga membuat Syifa tertawa.
" Kamu kayak guru yang lagi ngedikte anak muridnya ".
"Buruan jawab. Nggak usah ngalihin pembicaraan yang".
"Hmmm....Ya nggak gimana-gimana. Emangnya harus gimana kalau di cemburuin sama mantan? " Tanya Syifa balik.
"Yah kalau gue sih seneng. Itu artinya mantan masih ada cinta sama kita".
" Kalau masih cinta, nggak mungkin mendua".
"Haaa! Maksudnya? Gimana-gimana. Coba ngomong yang jelas".
" Udahlah nggak perlu ada yang di jelasin lagi. Kitanya juga udah nggak ada apa-apa ".
" Tapi_".
"Rin, Elang sama keluarganya udah mau pulang tuh. Samperin gih". Renata, kakak Rindu menghampiri kedua gadis yang tengah duduk-duduk di ruang tamu.
Setelah game yang membuat Syifa di pojokan karena ulah Rama yang melarang Gani memberikan coretan lipstik pada pipinya, game pun berakhir. Para pemainnya kembali pada kegiatannya masing-masing." Oh iya.... Fa bentaran ya. Gue ke depan dulu".
Heem
Sambil menunggu Rindu, Syifa memainkan HP nya. Terlalu asyik dengan HP Syifa tidak sadar ada yang duduk di sebelah nya.
"Temennya Rindu ya? "
"Astaghfirullah". Syifa terlonjak kaget.
" Eh maaf. Saya nggak maksud buat ngagetin kamu ".
" Iya tante nggak pa-pa. Saya aja yang terlalu fokus sama HP jadi nggak lihat kalau ada tante". Syifa meletakkan HP nya. Tidak enak jika masih memainkan benda itu saat ada orang di sebelah nya.
"Lagi chatting sama pacar ya? "
"Enggak kok tan. Ini tadi temen". Jawab jujur Syifa. Syifa sedang chatting dengan Wulan.
" Udah lama kenal Rindu? "
" Lumayan tan. Dari awal masuk kuliah".
"Kamu yang kemarin datang bawa makanan banyak banget itu kan? " Syifa tersenyum sambil mengangguk.
"Kemarin tante sempat nyobain moci yang di bawa Rian ke rumah, ternyata rasanya enak. Itu kamu bikin sendiri? ".
" Iya tan. Bikin sendiri ".
" Wahh hebat. Kapan-kapan bisa ajarin tante bikin itu? Tante kayaknya ketagihan".
"Hehehe iya. Boleh tan". Syifa rasanya ingin mengutuk dirinya sendiri. Kenapa ia dengan mudahnya mengatakan iya. Padahal kan Syifa tidak tahu kapan dia akan datang lagi ke sini. Bagaimana kalau ia tidak dagang lagi, kan kasihan tante ini. Secara tidak langsung Syifa hanya memberikan harapan palsu pada beliau.
Mereka lanjut ngobrol masih dengan tema makanan. Rupanya tante Asti. Yah nama beliau adalah tante Asti.
Tante Asti adalah orang yang ramah. Pertemuan pertama mereka ini, keduanya sudah terlihat akrab. Terlihat dari banyaknya senyum dan tawa yang keluar dari bibir mereka.
Tante Asti banyak bertanya tentang masakan daerah, khususnya daerah Jawa Barat. Provinsi tempat tinggal Syifa." Tante seneng ngobrol sama kamu. Ternyata kamu orangnya asyik. Tante pikir, anak muda seperti kamu taunya cuma makan aja. Eh ternyata tau prosesnya juga".
"Hehehe ya gimana ya tan, dari kecil udah di biasa bantuin ibu di rumah".
" Justru bagus. Kebiasaan seperti itu memang harus di terapkan sejak kecil".