🌜67🌛

778 72 13
                                    

Hai guys.... 🙋
Kang mantan kembali hadir menemani minggu kalian semua 🙂
Semoga suka dengan kelanjutannya ini ya.... 🙂
Terimakasih
Happy Reading 🤗🤗🤗

Berdebat dengan istri tentunya di hindari oleh semua suami. Mereka tidak mau berdebat atau mencari perkara yang akan membuat istri menjadi marah. Para suami pasti akan menuruti semua keinginan sangat istri demi terjaganya kenyamanan dan ketentraman rumah tangga. Hal itu tidak berlaku bagi Rama. Ia justru senang berdebat dengan istrinya. Ia menikmati momen-momen  itu karena dengan begitu Rama akan melihat wajah Syifa yang menurutnya sangat menggemaskan. Syifa yang ia kenal sebelum menjadi istri sangat berbeda dengan Syifa yang kini berstatus sebagai istrinya. Syifa yang dulu di kenalnya sebagai gadis yang lemah lembut dan penurut maka Syifa yang sekarang berbeda. Syifa berubah menjadi wanita yang cerewet dan suka mengatur.
Perubahan Syifa tidak mempengaruhi rasa cinta dan sayang Rama pada istrinya. Ia justru semakin mencintai dan menyayangi Syifa. Rama tidak peduli jika Syifa terus terus mengomel dan mengatur dirinya karena ia tahu apa yang di ucapkan istrinya itu untuk kebaikannya juga.

"Udah puas ke kamar mandinya? " Tanya Syifa dengan nada dan tatapan yang sinis pada Rama.

Rama baru saja keluar dari kamar mandi dengan mengusap-usap perutnya. Dalam waktu 1 jam ia sudah beberapa kali masuk kamar mandi karena panggilan alam.

"Hehehe udah yank. Tapi nggak tau bakal masuk lagi apa enggak". Jawab Rama polos seperti tidak bersalah.

" Sakit gitu enak enggak? "

"Hehehe enggak lah yank".

" Udah tau yang namanya sakit itu nggak enak, makanya kalau istri ngomong di dengerin. Di bilangin jangan makan-makanan pedas, ya jangan di makan. Senengnya mendebat omongan istri terus. Nggak mau nurut. Jadinya begini kan".
Rama hanya diam. Ia seperti anak kecil yang di marahi ibunya karena telah melakukan kesalahan.

"Besok-besok jangan di ulangin! Kalau sampek kayak gini lagi, adek nggak mau ngurusin akang".

" Maaf sayang ". Ucap Rama penuh penyesalan.

" Sini duduk! " Rama menurut. Ia duduk di samping Syifa dengan tenang.

"Minum". Rama langsung meminum air yang di berikan istrinya. Belum sempat air itu masuk ke tenggorokan, Rama segera menyemburkannya.

" Kenapa malah di sembur! Di telan dong kang minumnya ".

" Enggak! Ini minuman apa sih? Manis dan agak asin dikit".
Rama memperhatikan air di dalam gelas yang ada di tangannya. Menurut pengamatan nya, air ini sama seperti air yang minum biasanya tapi kenapa rasanya berbeda.

"Itu oralit".

Rama mengalihkan pandangannya pada sang istri.
" Oralit? "

"Iya. Oralit ini bermanfaat untuk mengembalikan cairan di badan akang yang hilang akibat diare. Oralit ini bisa mencegah dan mengatasi dehidrasi ".

" Bukannya oralit untuk obat diare anak kecil? "

" Enggak. Orang dewasa juga bisa minum. Lagipula akang memang kayak anak kecil. Susah kalau di bilangin!"

"Sayang..... Jangan gitu lah. Akang nggak mau minum ini pokoknya. Nggak akan manjur".
Rama menyodorkan gelas itu pada istrinya.

"Belom di coba udah bilang nggak manjur. Coba dulu atuh". Syifa membujuk suaminya untuk mau minum.

" Kan tadi udah di coba. Sayang lihat sendiri kan". Rama berusaha menego.

"Apaan? Jelas-jelas yang tadi di sembur, ya nggak ke minum lah. Nggak masuk itungan. Ayo minum!".
Syifa mendekatkan gelas itu ke bibir Rama. Rama menutup bibirnya rapat-rapat.

KANG MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang