🌜15🌛

1.3K 111 11
                                    

"Sumpah tadi kamu lucu banget tau fa. Ekspresinya itu loh. Waktu diminta duduk, bukannya langsung duduk, kamu malah kayak orang linglung. Lagi banyak pikiran ya? Apa mikirin masalah kemarin? ".

Sebelum menjawab, Syifa menelan saliva-nya terlebih dulu.

" Aku nggak pa-pa kok".

"Raut wajah kamu nggak nunjukin kalau kamu nggak pa-pa. Ayolah cerita ada apa? " Desak Wulan. Bersahabat dengan Syifa sejak kecil membuat Wulan tahu bagaimana karakter Syifa.

Syifa menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya perlahan.

"Segitu beratnya beban pikiranmu sampek tarik nafas dalam banget".

" Kamu mungkin nggak akan percaya dengan apa yang akan aku bilang".

"Soal apa? "

Lagi-lagi Syifa menarik nafasnya dalam.

"Pak ketua".

" Kenapa? Kamu naksir ya?? Pantas aja tatapan kamu tadi kayak orang lagi_".

"Dia mantan ku". Syifa memotong ucapan Wulan.

Mereka tiba-tiba berhenti. Syifa menyerong kan badannya untuk melihat ekspresi Wulan. Terlihat Wulan yang sedang menahan tawa dengan mulut yang di tutupi tangan.

" Ketawa aja! Nggak masalah kok". Sewot Syifa. Ia pun kembali melangkah.

Hahaha

"Hei tunggu! " Syifa berhenti lagi karena Wulan menarik tasnya.

"Jangan marah dong. Alasan aku ketawa ya karena kamu itu lucu. Kalau mau halu ya minimal jadi pacarnya bukan langsung mantannya. Ini mah namanya kalah sebelum berperang. Hahaha. Gimana sih kamu".
Syifa memperhatikan Wulan yang tertawa bahagia.

" Kamu kira aku lagi halu?! ". Wulan menghentikan tawanya mendengar suara Syifa yang datar namun penuh penekanan. Jangan lupa raut wajah Syifa yang serius membuat Wulan ngeri.

" Fa".

"Aku nggak halu. Dia orang yang selama ini aku ceritain ke kamu. Dia yang udah buat aku gagal move on. Dia yang udah buat aku sulit membuka hati untuk orang lain". Mata Syifa mulai berkaca-kaca hingga membuat Wulan gusar.

" Fa... Beneran? ". Wulan semakin kalut saat Syifa mengelap air mata yang jatuh ke pipinya.
Wulan langsung memeluk Syifa dan mengelus punggung sahabatnya itu.

" Fa.... Maaf. Aku nggak ada maksud. Udah dong jangan nangis".
Wulan melihat ke arah ruang guru. Ia takut ada orang yang keluar dari sana dan melihat Syifa menangis.

Wulan melepaskan pelukannya. Air mata masih mengalir di pipi Syifa.

"Udah ya. Aku minta maaf beneran. Mau kan maafin aku". Syifa mengangguk.

"Kita pulang yuk. Nanti mampir dulu ya". Syifa hanya menjawab lewat anggukkan.
Tanpa mereka sadari, ada yang melihat mereka dari kaca jendela. Orang itu ingin sekali keluar namun ia urungkan langkah kakinya.

"Dilihat dari foto-foto kamu yang masih tersimpan apik di instagramnya, menurut ku dia masih cinta sama kamu".
Syifa hanya memandang Wulan sekilas lalu fokus pada Meira yang ada di pangkuannya.
Mereka sudah berada di rumah Wulan.

" Pantas aja kamu susah move on dari dia. Selain orangnya ganteng, dia juga kayaknya romantis. Bener enggak? " Tanya Wulan.

Hmmm
Hanya itu jawaban Syifa.

"Kenapa nggak balikan aja sih. Kamu masih ada rasa kan sama dia? Begitupun dia. Aku yakin dia masih cinta sama kamu".

" Nggak mungkin Lan".

KANG MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang