Hai... 🙋
Selamat malam...
Kang mantan hadir lagi🙂
Langsung cuzz aja yuk😉
Happy Reading 🤗🤗🤗Perancis adalah sebuah negara yang terletak di benua Eropa. Negara ini terkenal akan obyek wisata romantisnya sehingga banyak turis yang silih berganti datang untuk berkunjung ke negara ini.
Salah satu tempat wisata yang terkenal di Perancis adalah menara Eiffel yang terletak di Paris. Menara dengan tinggi ratusan meter itu memiliki keunikan yaitu tingginya bisa berubah-ubah. Tinggi menara Eiffel bisa berubah 15-17 sentimeter pada musim panas. Hal ini di akibatkan karena besi mengalami pemuaian.Seperti janji Rama semalam, hari ini ia dan istrinya akan mengunjungi menara Eiffel. Sebelum beraktivitas, Rama dan Syifa sarapan di hotel terlebih dulu.
"Gimana makanannya? Enak? ".
" Enak. Tapi kayak nya bentar lagi bakalan laper lagi deh".
Rama tersenyum. Sejak tahu menu pesanan mereka sangat sedikit, Syifa ke ngomel terus. Katanya ini terlalu sedikit. Apa kenyang?
Saat Rama menyuruh sang istri untuk memesan lagi, Syifa menolak. Katanya malu."Ya udah yang ini di habisin. Nanti kalau laper kita bisa beli makanan di jalan".
Syifa mengangguk.Selesai sarapan, Syifa semakin semangat karena ia akan melihat menara Eiffel secara langsung. Dulu, ia hanya bisa bermimpi tapi sekarang ia bisa mewujudkan mimpinya. Semuanya berkat suami tercintanya.
Mereka pergi ke halte terdekat untuk naik bus yang akan membawa mereka ke tempat tujuan. Syifa sengaja mengajak Rama menaiki bus karena ia ingin merasakan momen-momen seperti ini bersama suaminya itu. Syifa ingin kembali merasakan indahnya masa-masa pacaran seperti dulu.
Syifa tidak bisa menutupi kekagumannya pada bangunan yang ada di hadapan nya. Ia benar-benar tersihir dengan apa yang lihat saat ini.
Tepat di depan matanya, ada menara tinggi yang biasanya ia lihat di TV atau di layar HP nya. Sekarang ia melihatnya langsung. Syifa berdiri di bawah menara yang pernah di gunakan sebagai tempat syuting film Eiffel... I'm in Love yang di bintangi oleh Shandy Aulia dan Samuel Rizal." Seneng? " Tanya Rama melihat raut wajah bahagia terpancar jelas di wajah istrinya.
Syifa mengangguk. "Iya".
" Udah puas? " Syifa lagi-lagi mengangguk.
"Kalau udah puas, kita balik ke hotel yuk".
Syifa menatap tajam Rama. Apa-apaan? Baru juga sampai,masa iya di ajak balik hotel lagi." Hahaha biasa aja sayang lihatnya" Rama meraup wajah Syifa dengan tangannya.
"Akang bercanda".
Syifa cemberut. Kesal karena Rama selalu senang jika melihatnya ngambek seperti tadi.
Rama mengambil tangan Syifa dan mengecupnya." Akang akan ikut kemanapun adek pergi ".
Syifa ingin naik ke puncak menara Eiffel. Rama sudah menyiapkan tiket dengan menggunakan lift yang akan membawa mereka ke tempat yang mereka tuju.
Syifa sempat tidak setuju. Ia ingin pergi ke puncak di atas sana dengan berjalan kaki menggunakan tangga yang ada.
Rama tentu saja melarang istrinya melakukan hal itu. Ia takut sang istri kelelahan karena harus menaiki menara setinggi itu. Makanya ia ingin memberikan yang terbaik untuk istrinya.
Syifa akhirnya setuju karena apa yang di lakukan suaminya adalah untuk kebaikannya sendiri.Syifa dan Rama kini berada pada ketinggian 57 meter tepatnya di lantai 1. Di sana, para pengunjung dapat menikmati sensasi berjalan di atas lantai kaca yang membuat kita bisa melihat detail kontruksi menara.
Syifa berpegangan erat pada lengan Rama. Ia tadi berbisik di telinga sang suami yang justru membuat suaminya itu tersenyum geli."Kang, belakangan ini adek makannya banyak tau. Badan adek juga kerasa lebih berisi dari sebelumnya. Pasti berat badannya naik deh. Adek takut deh kang kalau jalan di sini, lantainya bisa pecah".
" Lantai ini nggak akan pecah. Orang yang membangunnya sudah memilih bahan yang terbaik. Jadi aman". Rama mengelus kepala istrinya.
"Emang adek udah pernah nimbang berat badan hmm? "
"Belum".
" Kalau belum, kenapa bisa yakin gitu kalau berat badannya naik? ".
" Nebak aja. Hehehe ".
Rama tersenyum dan membubuhkan ciuman singkat di puncak kepala Syifa.Setelah puas berkeliling di lantai 1, Syifa mengajak Rama untuk ke lantai 2. Rasanya berkeliling di sini tidak akan puas hanya dengan satu lantai. Ia harus sampai ke puncak. Itulah semangat yang berkobar di dalam kepala Syifa.
Di lantai dua, terdapat stan yang menjual berbagai souvenir khas Paris. Di sini juga terdapat restoran yang menyajikan menu tradisional dari negara tersebut.
Di sini juga para pengunjung bisa melihat sungai Seine yang seolah membelah kota ParisParis, Grand Palais, Museum Lovre dan masih banyak lagi. Pemandangan kota yang rapi sangat enak di kandang mata. Membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan senang. Apalagi kalau melihatnya bersama pasangan. Pasti rasa senangnya berkali lipat. Seperti Syifa saat ini. ☺Tujuan Syifa yang terakhir adalah puncak dari menara Eiffel. Syifa sangat tidak sabar untuk bisa sampai ke puncak. Untuk bisa mencapai apa yang ia inginkan tentu saja tidaklah mudah. Syifa harus bersabar dan mengantri bersama para pengunjung lain yang akan pergi ke tempat yang sama dengannya.
" Andaikan kita bisa membawa lift yang ada di kantor, pasti kita nggak nggak akan ngantri ber menit-menit kayak gini".
Rama tersenyum dan mengelus kepala Syifa."Sabar. Orang sabar di sayang suami".
" Bukannya di sayang Tuhan ya? " Syifa menggoda Rama. Rama pun tersenyum. Ia mengelus kepala istrinya.
"Bisa aja ngejawabnya".
🍃🍃🍃
Di tempat lain, tiga orang yang terdiri dari satu laki-laki dan dua perempuan tengah bersantai sambil menonton sajian yang ada di layar televisi. Di depan mereka terdapat berbagai macam snack dan minuman kaleng yang berserakan. Mereka terlihat nyaman berada di sana walaupun tempat itu terlihat sangat kotor.
" Gila! Gabut banget gue! Uang nggak ada, kerjaan nggak punya. Pusing! " Ucap si laki-laki.
"Bukannya elo lebih suka kayak gini ya? Kerjaan nya makan sama tidur doang". Salah satu perempuan menanggapi ucapan si laki-laki.
" Gue emang seneng kayak gini. Makan tidur, makan tidur. Nggak perlu capek-capek kerja tapi yang bikin gue pusing,kita semua nggak ada yang megang uang!".
" Ya sabar aja sih. Nanti juga kalau mama dapat lagi, pasti kita di kirim uang yang lebih banyak".
"Nanti? Nantinya itu kapan?! " Suara si laki-laki semakin meninggi.
"Ya sabar! Gue juga nggak tau! ". Balas si perempuan dengan suara tak kalah tingginya.
" Kenapa kalian malah berantem gini? Berantem nggak akan menyelesaikan masalah". Ucap satu perempuan lain yang dari tadi hanya diam saja. Ia berada di keluarga ini sudah cukup lama sehingga ia sudah tahu jika keadaan seperti tadi di biarkan berlarut-larut.
"Kita masih ada makanan yang bisa kita makan. Jadi sembari menunggu uang dari mama, kita makan yang ada dulu".
" Bosen! ".
" Kalau elo bosen, nggak usah makan aja".
"Mati dong gue! ".
" Udah! Kenapa kalian dari dulu suka banget adu mulut! ".
Si laki-laki dan perempuan yang sejak tadi beradu mulut saling melirik. Lalu si perempuan memutuskan pandangannya dan menoleh ke arah lain."Gue nggak habis pikir. Kalau gue di posisi mama, gua nggak akan ngambil gelang dengan harga segitu. Perhiasan nenek-nenek itu kan banyak. Kenapa sih mama ngambil nya cuma 1. Udah gitu,gelangnya bukan gelang yang mewah. Gelang yang biasa aja".
" Syukurin aja sih. Nggak usah ngomel. Kalau mau uang yang banyak, lakuin sendiri. Masih mending mama mau ngirim uang di saat keadaannya pun sama kayak kita".
"Elo nyuruh gue bersyukur? Gue nggak salah denger nih. Tumben otak lo bener".
" Lama nggak minum bikin otak gue sedikit jernih ".
Jawaban itu membuat ketiganya tertawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/258612705-288-k621434.jpg)