Hai guy's..... 🙋
Kang Mantan datang lagi...💨
Yang mingguan nya di rumah aja, jangan lupa baca ya
Lumayan lah , untuk mengisi waktu
Jangan Liao vote and komennya ya
Terimakasih 🙏
Happy Reading 🤗🤗Lihatlah langkah kaki itu semakin mendekat pada Syifa dan Rama. Gayanya yang berlenggak-lenggok seperti sedang berjalan di atas catwalk. Rambut panjang yang sengaja di urai berterbangan terkena angin. Oh ya jangan lupakan topi lebar yang menutupi wajahnya agar tidak terpapar sinar matahari.
Bibirnya yang merah merekah tidak lepas dari senyuman. Siapa saja yang melihat pasti akan tertarik padanya.
Dia adalah Citra, anak dari pak sekdes alias sekretaris desa. Syifa cukup mengenal perempuan itu. Dulunya Citra adalah kakak kelasnya dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Mereka tidak terlalu dekat namun saling mengenal satu sama lain."Hai a' apa kabar? Masih inget aku enggak? ". Sapa Citra dengan nada centil.
"Alhamdulillah baik. Kamu Citra kan. Anaknya pak sekdes". Jawab Rama.
" Hehehe iya. Seneng banget deh a'a masih inget nama aku. Padahal kita baru dua kali ketemu ". Citra terihat begitu kegirangan. Badannya meliuk-liuk seperti ilalang yang terkena angin.
" Hmmm a'a nggak nanya kabar aku gimana? "
Rama memberikan senyum pada Citra hingga perempuan itu terlihat salah tingkah. Citra menyelipkan sebagian rambutnya pada telinga karena berterbangan terkena angin."Gimana kabar kamu? "
"Aku baik a' ".
Senyum lebar kembali terukir di bibir Citra.Ekhemm....
Syifa sengaja berdehem keras agar keberadaan di sini terlihat." Eh ya ampun ada Syifa ternyata. Maaf ya aku nggak liat".
Syifa melongo mendengar jawaban Citra. Syifa tidak terlihat katanya? Hello... Syifa ini manusia loh. Bukan sejenis bakteri yang harus menggunakan mikroskop untuk melihatnya.
"A'a ke sini sama Syifa? " Pertanyaan itu Citra berikan pada Rama.
OMG.... Syifa benar-benar tidak di anggap di sini. Sepertinya Citra enggan mendengar suaranya makanya ia tidak di berikan kesempatan untuk berbicara."Iya". Jawab Rama singkat.
" Kok bisa? ".
Dari nada bicaranya Syifa bisa menyimpulkan bahwa Citra tidak suka dengan keberadaan di sekitar Rama. Huh... Apa urusannya sama dia."Apapun bisa terjadi di dunia ini kan? ".
" Hehehe iya sih. Harusnya kalau a'a butuh sesuatu bilang ke aku aja. Aku pasti bantu kok". Tawarnya yang hanya di balas senyuman oleh Rama.
Syifa mendengus. Kenapa senyum Rama murah sekali sih? Dikit-dikit di tebar.Pak lurah beserta antek-anteknya berjalan mendekati mereka. Pak lurah memang sangat antusias dengan adanya proyek ini. Proyek tidak hanya memberi keutungan Rama seorang tapi juga pada desa dan warga yang ada. Makanya beliau tidak segan untuk turun tangan guna membantu kelancaran proyek tersebut.
" Apa kabar pak Rama ".
" Baik Pak".
Setelahnya kumpulan yang di dominasi bapak-bapak itu mengobrol dan mulai berjalan meninggalkan tempat utama.
Syifa bingung. Apakah ia harus ikut atau menetap di sini? Menjaga motornya...
"Kok kamu bisa sama a'a Rama? "
Syifa menoleh pada Citra yang ternyata masih di sampingnya. Ia kira perempuan ini ikut bersama mereka."Ayah nyuruh aku buat nganterin dia ke sini. Emang kenapa? "
"Ya nggak pa-pa sih. Aku cuma mau bilang, nggak usah terlalu berharap sama a' Rama".
Kening Syifa berkerut." Alasannya? "
Citra memandang Syifa dari atas sampai bawah.
"Kamu bukan kriteria dia".Syifa melipat kedua tangannya di dada. Tadi dia bilang apa? Bukan kriteria? Tau apa perempuan satu ini tentang kriteria mantannya? Ingin Syifa berteriak.... Hello gue mantannya keles. Kalau gue nggak masuk kriteria dia, nggak mungkin dia macarin gue selama dua tahun lebih.
" Oh ya?? Lalu kriteria dia seperti apa? "
Syifa tidak suka mencari musuh tapi kalau ada yang berani menyenggol, berarti dia minta di senggol balik dong... Mereka saling tatap-tatapan.Belum sempat Citra menjawab ada panggilan dari Rama
"Dek".
Dua perempuan itu pun menoleh." Ayo ". Lanjut Rama.
Syifa tau ajakan itu untuk dirinya tapi kenapa Citra yang senyum-senyum dan maju duluan ya?
Citra berjalan dengan pongahnya mendekati Rama. Jarak yang belum terlalu jauh membuat Syifa bisa mendengar apa yang di katakan Citra." Ayo a' ".
" Duluan saja. Saya nunggu Syifa ". Syifa menunduk sambil cekikikan.
" Ohh nungguin Syifa. Saya kira.... Ya udah aku duluan ya a' ".
Syifa mengangkat kepalanya saat ada tangan yang memegang keningnya. Ah rupanya itu Rama. Syifa tidak sadar jika Rama kembali di dekatnya.
" Kenapa ketawa? "
"Akang ngapain ke sini? Bukannya tadi udah di samperin sama cewek cantik jelita itu ya? Yang dandanan nya paripurna, cetar membahana". Ucap Syifa yang malah membuat Rama tertawa. Rama mencium bau-bau kecemburuan di sini.
" Cewek cantik? Yang mana ya? ".
" Ihh pake sok-sokan nggak tau. Itu tuh si bunga desa". Syifa menjawabnya dengan nada yang judes.
Rama semakin tertawa. Mantannya ini tidak berubah. Selalu cemburu saat ia berdekatan dengan perempuan lain."Ya memang nggak tau". Rama sedikit menunduk untuk menatap Syifa yang badannya hanya sebatas dada.
" Karena menurut akang, tidak ada perempuan yang lebih cantik dari kamu. You are the one and only, my beautiful girl".Pipi Syifa merona mendengarnya. Rama segera menarik Syifa untuk mendekati tenda dimana orang-orang sedang menunggunya.
Selama Syifa menemani Rama meninjau lahan, laki-laki itu selalu perhatian padanya. Syifa tidak di biarkan jauh dari jangkauannya. Syifa selalu di samping Rama.
Hal itu tentu membuat satu gadis lainnya kecewa. Ia cemburu dengan keberadaan Syifa di dekat Rama. Orang itu adalah Citra. Syifa tahu Citra sangat tidak suka padanya saat ini. Melihat Syifa yang dekat dengan Rama membuat darah Citra mendidih. Apalagi dengan perlakuan yang di tunjukkan Rama pada Syifa, semakin membuat Citra murka.
Tapi Syifa akan bertindak bodoamat karena apa? Karena yang memulai duluan kan Rama, bukan dirinya.Pulang dari mengantarkan Rama, hati Syifa masih berbunga-bunga. Ia masuk ke dalam rumah dengan bibir yang tidak lepas dari senyuman. Abi yang sedang duduk anteng di ruang TV tidak bisa diam saja melihat kebahagiaan kakak perempuan nya.
"Ciee senengnya yang habis mingguan sama mantan".
Syifa menghentikan langkahnya dan menatap Abi. Perkataan Abi membuat Syifa tersadar bahwa mereka hanyalah mantan. Tidak ada hubungan di antara keduanya saat ini. Bagaimana kalau Rama hanya sedang mempermainkan dirinya? Bagaimana kalau ternyata Rama sudah ada memiliki hubungan dengan orang lain di luar sana? Saat di tanya Abi waktu itu, Rama mengatakan belum punya istri tapi tidak menutup kemungkinan ia sudah punya pacar kan?