Kaia menatap kosong pada Ren yang datang dengan Kristal Naga Hitam, tanpa Kunci Surga dan Neraka. "Kau berjanji padaku," bisik Kaia pada angin. Namun Ren masih bisa mendengarnya.
"Maafkan aku. Kristal ini sangat berguna untuk Monza. Jika dia semakin kuat, maka ini juga menjadi keuntungan bagi kita." Ren mengangkat tangannya yang menggenggam Kristal Naga Hitam.
"Tapi kau telah berjanji padaku." Kaia menatap mata Ren. "Kau. Berjanji. Padaku."
"Aku minta maaf. Aku akan mencari tanaman itu untukmu."
Kaia menggelengkan kepalanya. "Kau tidak mengerti, Ren. Tanaman itu dipupuk oleh Naga Langit. Bagaimana bisa kau mendapatkannya di Bumi dengan mudah?" Setelah tahu apa yang dibutuhkan untuk membuat penawar dari racun binatang purba mulia, Kaia jelas mencaritahu informasi dari tanaman itu.
Sebelum Ren mengelak lagi, suara dokter Zlato terdengar. Ia melirik kristal yang ada di tangan Ren dan merasa masam di hatinya. Istrimu sedang sekarat tapi kau lebih memilih untuk memperkuat orang lain? Bahkan ia menertawakan benang merah menyala yang terikat di kelingking masing-masing dari pasangan itu. Ia tidak mengerti. Kenapa harus memasangkan orang mencinta dengan orang yang tidak mencinta?
"Aku tebak, kau gagal?" tanya dokter Zlato.
Kaia sangat syok. Tidak hanya dirinya, bahkan tim Cass dan adik yang lainnya juga sama terpukulnya. Mereka melirik ke arah Jurado untuk meminta penjelasan, namun siapa yang bisa mengira jika Jurado yang selalu ceria kini terlihat seperti mayat hidup?
Dokter Zlato menghela napas pasrah. Tanpa sepatah kata lagi, ia pergi dari hadapan mereka. Sebelum benar-benar pergi, ia melirik Ren sekilas. "Kebodohan bisa menjerumuskanmu ke dalam kemalangan yang dalam. Jadilah bijak dan pikirkan kembali."
Dokter Zlato pergi.
Ren yang merasakan atmosfer berubah sangat beku kemudian menatap kristal yang ada di tangannya. Kristal yang terbeli dengan harga 2050 keping emas itu tiba-tiba terlihat sangat tidak berharga. Tangan Monza kemudian menangkup tangan Ren. "Terima kasih," ujarnya dengan suara manja. "Berkatmu, aku bisa menjadi lebih kuat dan layak untuk berdiri berdampingan denganmu suatu hari nanti. Mari kumpulkan uang untuk pernikahan kita."
Apa yang Monza katakan di depan semuanya membuat Ren gelagapan. Ia tidak sengaja. Ia sungguh tidak sengaja menjanjikan pernikahan pada Monza ketika dirinya hanya berduaan dengannya.
Keenam adik Ren segera menatap Monza dengan tajam. Jika mereka diizinkan membunuh wanita itu sekarang, maka mereka akan melakukannya tanpa harus mengotori tangan kakak ipar mereka! 'Omong kosong gila macam apa yang dikatakan oleh pelacur wanita itu!' keluh mereka dalam hati.
Ren segera sadar akan aura penolakan dari keenam adiknya. Tanpa sadar, matanya melirik Kaia yang sedikit menunduk. Ren tidak yakin akan ekspresi yang ditunjukkan oleh Kaia. Namun sedetik setelahnya, Kaia segera berjalan maju. Ia menepis tangan Monza yang ada pada tangan Ren dan mengatakan, "di mana?"
Mendengar pertanyaan Kaia, Ren mengernyit tidak mengerti. Apanya yang di mana? Di mana ia akan melakukan pernikahan dengan Monza? Apa Kaia mengizinkannya menikah dengan Monza?
"Di mana, Ren?" tanya Kaia tidak sabar. Matanya sedikit merah ketika menatap Ren.
"Di mana . . . aku akan . . . menikahi Monza?" tanya Ren tidak yakin.
Guratan luka segera menyebar di wajah Kaia. "Di mana cincin pernikahanmu?" tanya Kaia kecil. Ia kecewa. Ia diam bukan berarti ia setuju. Jika Ren bahkan tidak sabar untuk menikahi Monza, lalu kenapa masih memilih untuk menyimpannya?
Bukankah akan lebih baik jika Ren menceraikan Kaia sebelum menikahi Monza?
Menyadari pertanyaan Kaia, Ren kemudian sadar. Tanpa sepengetahuan Kaia, sering kali ia berpegangan tangan dengan Monza. Ketika sadar bahwa cincinnya hilang, Ren lalu melirik Monza dengan tatapan tidak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kingless
הרפתקאותBerparas menawan, tinggi semampai, hingga berbudi luhur. Apalagi yang bisa diharapkan oleh Ren dari sosok Kaia? Bahkan Kaia masih terus mengejarnya dan melindunginya sampai saat terakhirnya. Karma mungkin sedang tertawa padanya, menamparnya dengan f...