Langkah kaki Ren dan Kaia ikut melambat ketika langkah kaki Vernon melakukan hal itu. Didi sedikit tidak nyaman di dalam pelukan Ren sehingga sang ayah menepuk-nepuk punggungnya pelan agar si anak kembali tertidur. Tak lupa sedikit bisikan-bisikan kecil Ren berikan di telinga Didi secara lembut.
"Waktu itu," mulai Vernon. Ren dan Kaia memastikan untuk tetap tenang agar Vernon bisa menyelesaikan ceritanya. "Putra Kepala Desa telah tiba di usia dimana dia harus mencari seorang pendamping hidup. Orangtuaku masih hidup di saat itu sebagai peri desa. Kepala Desa lantas datang ke rumah kami mengingat orangtuaku memiliki dua putri yang belum menikah. Melihat jika kami adalah peri desa yang langka, jadi Kepala Desa sangat menyarankan perjodohan antara keluargaku dan keluarganya.
"Logikanya, kedua orangtuaku menjodohkanku dengan putra Kepala Desa karena aku adalah putrinya yang paling tua. Usiaku masih 37 tahun waktu itu, aku benar-benar masih cukup muda. Seorang peri desa bisa hidup sampai 300 tahun. Berbeda dengan Phoenix biasa yang bisa menembus ribuan tahun. Umur kami sebagai peri desa tergolong sangat singkat, inilah mengapa jumlahnya menjadi sangat langka seiring berjalannya waktu.
"Setelah itu, diadakan pertemuan keluarga antara keluargaku dengan keluarga Kepala Desa. Itu cinta pertama untukku setelah melihat Joseph. Dia adalah pria yang paling tampan yang pernah kulihat di saat itu, sebelum aku bertemu dengan kalian."
Mendengar penjelasan Vernon yang menganggap Ren dan Kaia lebih tampan dibanding Joseph membuat keduanya tersenyum bangga.
Vernon kembali melanjutkan ceritanya, "adikku tidak ada waktu itu. Dia selalu menjadi seseorang yang senang belajar sehingga dia pergi belajar di banyak tempat. Bahkan saat perjodohanku berlangsung, dia tidak bisa pulang karena terlalu sibuk. Sedikit demi sedikit, berita mengenai pernikahanku dengan putra Kepala Desa segera tersebar ke seluruh warga. Saat itu, aku masih malu-malu dan jarang keluar sehingga aku tidak tahu berita apa yang beredar di luar. Di belakang aku baru tahu jika orang-orang hanya mengetahui pernikahan antara keluargaku dengan Kepala Desa, namun mereka tidak tahu siapa yang akan menikah dengan putra satu-satunya Kepala Desa.
"Seminggu sebelum pernikahanku dengan Joseph, akhirnya Vernio pulang ke rumah untuk memberi berkat padaku. Dia juga bertemu dengan Joseph. Siapa yang tahu jika mereka akan saling jatuh cinta saat itu. Joseph selalu menemuiku sebelum pernikahan kami tapi semuanya berubah semenjak kehadiran Vernio. Joseph datang ke rumahku hanya untuk menemuinya. Pernikahanku dengannya yang awalnya hanya sisa seminggu lagi jadi terundur, seminggu lagi, seminggu lagi, seminggu lagi, dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya berita itu datang. Vernio hamil.
"Aku sangat marah waktu itu. Aku marah bukan karena Vernio hamil, tapi kenapa bisa ada pria lain yang bisa membuat adikku seperti itu. Aku sangat marah, benar-benar marah. Aku berbicara baik-baik pada Vernio agar dia mau mengatakan padaku siapa bajingan yang berani menghamilinya. Aku berniat memaksa mereka menikah dan bertanggung jawab. Karena aku sangat menjunjung pepatah yang mengatakan berani berbuat, berani bertanggung jawab. Hanya saja, aku tidak tahu jika Vernio akan mengatakan jika Josephlah yang menghamilinya.
"Waktu itu aku tidak tahu apa yang kurasakan. Mendapati calon suamiku menghamili adikku sendiri, aku benar-benar kehilangan kata-kata. Namun aku ingat jika aku tidak menangis waktu itu. Meski aku telah jatuh cinta pada Joseph, aku mengikhlaskannya. Aku menemui orangtuaku dan membujuk mereka untuk menikahkan Joseph dan Vernio segera karena Vernio telah hamil. Orangtuaku sangat kecewa pada Vernio karena dia berani bermain-main dengan calon suami kakaknya, tapi aku menenangkan mereka.
"Dengan begitu, pernikahan yang awalnya tertunda kemudian dilanjutkan kembali. Aku baru sadar jika tanggal pernikahanku terus terundur karena Joseph tidak ingin menikah denganku. Bodohnya aku karena terus menunggu. Pernikahan Joseph dan Vernio dirancang sangat megah, seluruh warga desa akhirnya diberitahu tanggal pasti dan bukan lagi desas-desus seperti saat denganku. Gaun yang awalnya akan dikenakan olehku, ternyata berubah menjadi milik Vernio. Saat itu aku sangat iri. Aku merasa jika gaun itu adalah milikku. Namun aku tidak pernah mengatakan rasa kecewaku pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingless
AdventureBerparas menawan, tinggi semampai, hingga berbudi luhur. Apalagi yang bisa diharapkan oleh Ren dari sosok Kaia? Bahkan Kaia masih terus mengejarnya dan melindunginya sampai saat terakhirnya. Karma mungkin sedang tertawa padanya, menamparnya dengan f...