Ren dan Kaia berjalan masuk ke dalam rumah sembari tertawa dengan sumringah. Lengan keduanya saling merangkul satu sama lain. Ren merangkul Kaia mesra sedang yang terakhir memeluk perut sang suami erat. Bahkan puluhan paperbag yang mereka bawa sama sekali tidak membatasi pergerakan mereka. Namun kesenangan itu kemudian berubah menjadi perasaan terkejut begitu melihat Ruangan Keluarga telah berubah menjadi lapangan makanan ringan.
Kaia melihat bagaimana Didi and the gang berbalik dan menatap mereka dengan polos. Tuan dan Nyonya Ruthven duduk di atas sofa dengan khidmat sembari memperhatikan cucu mereka satu persatu—plus ada Zizi di pangkuan Nyonya Ruthven. Sementara anak-anak duduk atau berbaring di atas karpet berbulu yang baru saja dibeli khusus untuk mereka. Menyadari kehadiran Ren dan Kaia, Tuan dan Nyonya Ruthven lalu berbalik dan menyapa mereka, "oh! Putraku dan menantu kesayangku telah kembali."
"A-ada apa ini?" tanya Kaia masih syok.
Ketika pasangan suami istri Ren dan Kaia mengatakan jika Ruang Keluarga telah menjadi lautan makanan ringan, maka itu benar-benar diartikan secara harfiah. Ratusan makanan ringan tersebar secara merata di setiap sisi anak-anak. Entah ide siapa yang memunculkan hal itu karena Tuan dan Nyonya Ruthven bahkan tidak terlihat terganggu sama sekali.
Ren sedikit menyipitkan matanya ketika melihat setiap brand dari makanan yang ada di sekitar anak-anak. Ayolah, ia juga memakan setiap brand itu ketika masih kecil. Semua brand makanan itu bukanlah yang bisa dibeli dengan harga murah meriah. Sekali pun orangtuanya membeli grosiran, makanan-makanan ringan itu tetap mengharuskan mereka merogoh dompet cukup dalam.
"Ayah! Ibu!" Anak-anak lalu melompat keluar dan memeluk kaki Ren serta Kaia. "Kami tadi ke tempat yang namanya Harrods! Kakek bilang itu adalah mall termewah yang ada di sini. Kami bahkan membeli banyak sekali makanan-makanan enak itu. Tapi Ayah . . . mall itu apa?"
Pertanyaan Kiki diangguki oleh saudara yang lain. "Ayah, ayo bangun mall nanti di rumah. Tempat yang banyak makanan ringan enak!" Lili berceloteh ria. Ia mulai berandai-andai bagaimana jika rumahnya terdapat mall pribadi. Belum lagi, ia dan saudara-saudaranya bisa memakan makanan ringan itu dengan percuma.
"Mall?" Ren bertanya dan mulai mempertimbangkan.
"Jangan dibayangkan. Anak-anak akan menjadi gemuk jika mereka terlalu banyak makan." Kaia menasehati. Ia sebenarnya tidak takut anaknya menjadi gemuk, hanya saja dirinya khawatir jika Ren terlalu memanjakan anak-anak.
"Benar juga." Tuan Ruthven muncul dengan senyum bersalah. "Makanan instan ini tidak terlalu baik untuk kesehatan. Tapi kalau sekali-kali tidak apa-apa."
"Kaia tenang saja. Ibu sudah memilihkan banyak sekali yang sehat." Benar juga! Dari dulu, ibunyalah yang selalu mengisi rak makanan ringan. Meski sedikit lebih mahal, namun komposisi produk yang dibeli jelas lebih baik dan lebih sehat daripada yang dijual murah.
"Kaia mengerti, Ibu. Maaf jika menyinggungmu." Kaia sedikit menundukkan kepalanya.
Zizi lalu berpindah ke pelukan Tuan Ruthven. "Ah! Kau ini! Menyinggung apanya. Menjadi seorang ibu adalah tugas berat. Ibu sangat mengerti akan poin apa yang kamu maksud. Tenang saja, biar Ibu yang memukul semua pantat cucu Ibu jika mereka nakal."
Didi and the gang yang mendengar hal itu lalu memegang pantat masing-masing. Sakitnya sih tidak seberapa, tapi malunya bukan main. Mereka pernah dihukum dengan hukuman serupa karena berenang di kolam belerang yang berwarna sangat cantik di puncak gunung—kecuali Kiki. Bahkan Zizi juga mereka bawa tanpa tahu jika kolam belerang sangat tidak baik untuk kesehatan mereka, terlebih lagi mematikan untuk manusia.
Ditambah dengan ramuan dari Gigi—setelah mulai belajar memurnikan bersama bibinya dengan panduan ibunya, kolam belerang bukanlah hal yang sulit untuk dijadikan tempat bermain mereka. Namun karena tindakan ini, di depan pintu utama Istana Ruthven, anak-anak ini dicambuk pantatnya oleh Kaia dengan tangan kosong. Cambukannya tidak keras bahkan cenderung pelan, hanya saja rasa malu yang ditimbulkan benar-benar menembus galaksi ke tujuh jika Didi and the gang ingin hiperbolis.
![](https://img.wattpad.com/cover/267662479-288-k177283.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingless
AventuraBerparas menawan, tinggi semampai, hingga berbudi luhur. Apalagi yang bisa diharapkan oleh Ren dari sosok Kaia? Bahkan Kaia masih terus mengejarnya dan melindunginya sampai saat terakhirnya. Karma mungkin sedang tertawa padanya, menamparnya dengan f...