Gemerisik daun terus terdengar dari gelapnya malam. Sebuah kota yang selalu berisik kini menjadi sangat tenang seolah para jangkrik takut mengerik, tikus takut bercicit, anjing takut menggonggong, dan hewan lainnya takut bersuara. Semuanya terlalu sunyi. Kediaman para bangsawan pun tidak jauh berbeda, yang biasanya selalu berpesta setiap malam kini tidak lagi mengeluarkan suara apapun. Lupakan kediaman para rakyat biasa yang aliran listriknya tidak didistribusikan secara menyeluruh agar istana raja tetap bisa bersinar sehingga mereka bisa menghemat biaya untuk penyejahteraan kaum bangsawan.
Namun, para rakyat kecil terlalu lelap dalam tidur mereka sehingga mereka tidak sadar jika diamnya kediaman para bangsawan bukan karena mereka lelah berpesta. Diamnya para bangsawan ini adalah karena proses pindahnya jiwa mereka dari dunia fana ke neraka. Sebatalion goblin berangkat dan berpencar ke setiap kediaman bangsawan untuk membunuh mereka satu persatu setelah menyelesaikan istana utama.
Goblin kelas bawah memang tidak terlalu pintar, namun jika itu hanya membedakan bangsawan dan rakyat biasa, mereka jelas bisa melakukannya. Bangsawan memiliki aliran listrik di rumah mereka, sedangkan rakyat biasa tidak. Mudah bagi para goblin yang tidak terlalu pintar untuk membedakan mereka.
"Kak Ren, aku sudah selesai di sini," mindlink yang dikirim Oz ke grup keluarga mereka.
"Paman Oz, Didi minta oleh-oleh ya."
"Bagus, sekarang segera kembali," balas Ren cepat.
Sebelum kembali, Oz tidak lupa menjarah gudang makanan kerajaan yang terdapat banyak makanan. Ada beberapa permen aneh juga, keponakan-keponakannya pasti akan suka. Baru setelah dirasa cukup, ia segera kembali bersama banyak barang jarahannya yang lain.
Tidak cukup setengah hari bagi Ren dan Kaia untuk tahu perihal berita ratanya Human Kingdom bersama para jajarannya dalam waktu satu malam. Hal ini jelas sangat menggemparkan sehingga banyak negara-negara sekitar yang berniat mengambil alih kerajaan ini jikalau masih ada barang-barang baik yang tertinggal. Sayangnya, para rakyat biasa telah berkeliling dan mulai menjarah hal yang bisa mereka temukan, mengambilnya, dan menjadikannya hak milik masing-masing.
Ren yang mendengar kelanjutan dari berita mengenai Kerajaan Manusia segera terbahak seketika. "Bahkan para rakyat tidak terlalu memusingkan kondisi kerajaan mereka yang kosong dan sibuk menjarah setiap tempat tinggal para bangsawan. Tidakkah ini ironis?"
"Kak Ren, Oz telah mengambil banyak barang berharga semalam. Mau kita apakan barang-barang itu?" tanya Al.
"Tentu saja menyimpan semuanya di gudang harta kita."
"Baik."
"Kak Ren, bagaimana jika kita mengambil juga wilayah Kerajaan Manusia itu?" tanya Ajax.
Wajah Ren segera mengerut. "Kerajaan Manusia memiliki banyak sekali hal-hal yang diperbaiki. Aku khawatir jika kita justru akan merasa kesulitan jika mempertimbangkan mengambil mereka juga. Biarkan negara lain mengurus mereka dan kita tetap pura-pura tidak tahu."
"Kak Ren, Didi tersedak!" teriak Jurado khawatir.
Sebelum Ren bisa bergerak dan memukul punggung putra sulungnya, Kaia jauh lebih sigap. Ia baru saja datang dari pintu dan segera memasukkan jarinya ke dalam mulut Didi. Sebuah apel utuh kemudian melompat dari dalam mulut Didi.
"Kau putra nakal! Bagaimana bisa mulut kecilmu mampu menelan sebuah apel?!" kesal Ren.
Biasanya, Didi akan melawan dan meledak ayahnya untuk kemudian bersembunyi di balik punggung ibunya. Namun kali ini, ia benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa. Tangannya masih gemetar dan kerongkongannya sakit. Untuk sedetik sebelumnya, Didi mengira jika dia akan mati karena tersedak. "Maaf, Ayah," tangisnya dengan kedua tangan yang terus mengelap air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingless
AventuraBerparas menawan, tinggi semampai, hingga berbudi luhur. Apalagi yang bisa diharapkan oleh Ren dari sosok Kaia? Bahkan Kaia masih terus mengejarnya dan melindunginya sampai saat terakhirnya. Karma mungkin sedang tertawa padanya, menamparnya dengan f...