29. Daksh

1.6K 269 89
                                    

Senyap tidak menjadi sebuah pertanda terlelapnya seluruh orang. Bahkan hewan buas pun baru mulai memangsa di saat gelap telah menggulung terang secara keseluruhan. Angin yang sepoi tak mampu membuat dua orang yang berdiri di depan sebutir telur bergidik karena kedinginan. Berdirilah Ren dan Kaia yang melihat di sekitar mereka dengan mata yang tergoda.

"Sayang, jika tanah ini menjadi gundul dalam sekejap mata, bukannya itu akan menjadi masalah?" tanya Ren skeptis pada Kaia.

'Sayang? Panggilannya berubah lagi setiap harinya. Aku benar-benar menunggu di saat dia memanggilku dengan satu panggilan pasti yang tidak berubah-ubah,' keluh Kaia. "Ren, apa kau masih ingat tempat di mana kita tidur kemarin?"

"Ya," jawab Ren sedikit bingung.

"Kembali dan ambil tanaman yang mirip dengan tanaman yang ada di sini. Aku melihat beberapa tanaman yang mirip di sana."

"Benarkah?" tanya Ren takjub.

"Meski aku merasa sedikit bersalah karena menikmati tanaman-tanaman langka ini sendiri, tapi aku sepertinya memang melihat tanaman yang mirip dengan yang ada di sini di tempat itu."

Ren tertawa kecil. "Jangan khawatir, Sayang. Aku bahkan khawatir jika mereka tidak tahu apa fungsi dari tanaman ini. Ingat, mereka telah hidup dalam pengasingan selama ribuan tahun. Ambil sebanyak yang kita inginkan dan bisa, aku yakin jika mereka sebenarnya tidak akan keberatan."

Membenarkan apa yang dikatakan oleh sang suami, Kaia mengangguk ringan. "Kau benar. Tanaman ini jelas tidak berharga untuk mereka namun sangat berharga untuk kita agar kita bisa melanjutkan proses pembangunan istana kita."

"Istriku memang pintar. Aku akan kembali ke tempat kemarin, jadi tunggu aku kembali. Kau boleh mulai mengambil tanaman ini duluan. Aku yang akan keluar masuk untuk mengganti tanaman-tanaman ini dengan tanaman-tanaman palsu."

Istilah tanaman palsu sangat menggelitik humor Kaia. Apa yang suaminya katakan memang benar, bahkan jika mereka mengambil semua tanaman yang ada di sini, para penghuni desa tidak akan menanyai mereka. Hanya saja, Kaia merasa tidak enak. Paling tidak, yang bisa ia lakukan adalah mengganti tanaman-tanaman itu dengan yang baru.

The Cries of the Moon merupakan tanaman yang sangat langka untuk membuat ramuan peredam amarah dari mereka yang memiliki jiwa konstitusi api. Mereka yang sering meledak-ledak dan cepat marah bisa mengonsumsi setetes dari ramuan ini untuk menenangkan jiwa mereka yang selalu merasa terbakar. Dengan ditambahkan beberapa tanaman lainnya, Kaia jelas bisa membuat ramuan Fire's Lullaby untuk kemudian dipajang di Rumah Lelang. Level dari ramuan itu tergantung dari bahan baku yang ia miliki.

Mata Kaia segera bergulir kembali ke arah tanaman The Cries of the Moon yang melambai-lambai di hadapannya. Dengan kondisi desa ini yang tidak terjamah selama ribuan tahun, Kaia sangat yakin akan kelas dari tanaman-tanaman ini pastilah sangat tinggi!

Dari posisinya yang berada di puncak gunung, tanaman The Cries of the Moon menjadi paling dekat dengan bulan. Tidak hanya itu, kekuatan dari telur naga yang menjaga desa juga melimpah ruah sehingga membantu mendongkrak kualitas dari tanaman ini ke level yang lebih baik lagi.

Jemari Kaia mencoba mengambil salah satu tanaman yang paling dekat dengannya. Setelah mencabut tanaman itu, ia kemudian melihat kotak informasi dari tanaman itu dan mendapati dirinya sangat terkejut. Kelas dari tanaman itu adalah S yang membuatnya menjadi kualitas tanaman terbaik. Jika ramuan dinilai dari level Common, Normal, Special, Rare, dan Legend. Maka berbeda dengan bahan bakunya yang dinilai seperti para pengembara dengan kelas A, B, C, D, E, F, hingga yang paling tinggi adalah S. Tidak ada lagi level di atas S jika berkaitan dengan tanaman. Namun jika itu pengembara, bahkan sampai level SSS pun jika seseorang memenuhi kualifikasi maka bisa saja diberikan.

KinglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang