"Ritual telah selesai," ujar Dokter Zlato begitu dia keluar dari sebuah ruangan yang Ren percaya adalah ruang kerjanya.
"Bagaimana kondisi istriku, Dokter?" tanya Ren tidak sabar.
"Untuk saat ini, dia baik-baik saja. Kau bekerja cukup baik untuk membuatnya stabil, terlebih lagi benang merah kalian."
"Benang merah?" Benar, Ren ingat bagaimana Dokter Zlato menyinggung perihal benang merahnya dengan Kaia tempo hari.
"Ya, benang merah atau benang takdir yang terikat secara tidak kasat mata antara jari kelingking dari dua insan."
Sebuah tawa bahagia kemudian muncul dari bibir Ren. "Kau benar, Dokter. Kaia akan selalu menjadi jodohku bahkan sampai ribuan reinkarnasi ke depan."
Kali ini, Dokter Zlato ikut tertawa. "Bagaimana kau menjaga tubuhnya bisa begitu stabil? Aku ingin tahu rahasianya agar aku bisa menyarankan hal yang sama dengan pasien-pasienku yang memiliki masalah serupa di masa depan."
Ren yang tidak tahu malu, "setubuhi dia pagi, siang, dan malam."
Dokter Zlato yang masih mempertahankan senyuman profesionalnya segera menanggapi, "anggap aku tidak pernah bertanya. Ngomong-ngomong, kau bisa membawa istrimu kembali sekarang. Tidak ada tempat istirahat yang lebih baik daripada rumah sendiri."
"Baik." Ren merogoh inventorinya. "Ini bayaran atas kebaikan hatimu karena telah menyelamatkan nyawa istriku."
Dokter Zlato menerima sekantung emas pemberian Ren. "It's rich coming from you to give me this much."
Ren tahu jika Dokter Zlato sedang sarkas pada apa yang ia berikan. Ayolah, dokter yang ada di depannya adalah seorang dokter hebat yang ternama. Satu hal yang tidak mungkin dia merasa kekurangan sudah pasti emas. Sedangkan Ren yang memiliki sebuah istana hanya untuk memberikan sebuah kantung emas padanya bukanlah apa-apa. Ren tertawa kecil sebentar sebelum akhirnya menimpali, "apa yang aku berikan hari ini hanyalah uang muka. Kau bisa datang padaku jika yang kaubutuhkan adalah kekuatan. Aku tidak akan menjadi kacang yang lupa kulit. Aku dan istriku akan selalu mengingat bantuan yang telah kau berikan pada kami hari ini."
"Kekuatan? Istanamu mungkin baru saja dibangun, aku tidak mendengarkan apa-apa soal pemimpin baru."
"Kau tidak tahu aku. Cepat atau lambat, eksistensi istanaku adalah nyata dan akan semakin tergaung dari hari ke hari."
Alis kiri Dokter Zlato terangkat. "Oh, penawaran yang sangat menggiurkan."
"Jika tidak ada lagi, maka aku dan istriku akan kembali sekarang." Ren segera masuk ke ruangan Dokter Zlato untuk membawa Kaia masuk ke dalam pelukannya. Ia telah menunggu sehari semalam ketika ritual pengeluaran racun masih berlangsung.
Ren mengaktifkan Cincin Teleportasinya hanya untuk mendengar Dokter Zlato berkomentar setelahnya. "Kau punya cincin yang bagus."
"Uh-hm," jawab Ren singkat tanpa ingin menjelaskan apapun. Selama Dokter Zlato belum berniat untuk bekerjasama dengannya, maka ia tidak akan memberikan informasi lebih banyak. "Ah, satu hal lagi. Bisakah aku dan istriku program kehamilan secepatnya?"
Dokter Zlato menatap Ren takjub. "Kau . . . "
Ren tersenyum. "Setelah aku kembali dari melakukan sesuatu, aku dan istriku akan datang padamu. Katakan pada kami hal-hal apa saja yang dibutuhkan."
"Dari mana—"
"Kau tidak perlu tahu aku tahu dari mana. Baiklah, aku sedang terburu-buru. Sampai bertemu lagi, Dokter." Ren masuk ke dalam dimensi yang bisa mengantarkannya kembali bersama Kaia ke Istana Ruthven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingless
AdventureBerparas menawan, tinggi semampai, hingga berbudi luhur. Apalagi yang bisa diharapkan oleh Ren dari sosok Kaia? Bahkan Kaia masih terus mengejarnya dan melindunginya sampai saat terakhirnya. Karma mungkin sedang tertawa padanya, menamparnya dengan f...