82. Riri, the Cool

623 110 20
                                    

Istana Ruthven sedang ramai-ramainya. Tanpa kehadiran ketujuh pangeran dan puteri kecil—meski semuanya telah berumur remaja dan tidak lagi bertubuh kecil— namun bagi seluruh penghuni istana dan warga lokal Negara Ruthven, mereka adalah apa yang disebut sebagai pangeran dan puteri kecil. Di mata mereka, ketujuh anak raja dan ratu itu tetaplah anak kecil yang harus selalu dimanja.

"Bagaimana administrasi tembaga dengan Kerajaan Rawa?" pasti Kaia sembari menatap setiap berkas dengan teliti.

"Aman, Kakak Ipar. Aku sudah mengirim salah seorang Pangeran Iblis untuk menangani itu agar kita tidak dipermainkan lagi." Al menjawab dengan lugas dan penuh penekanan.

"Pangeran Iblis?" Alis Kaia naik sebelah dan bertanya cepat. "Bagaimana dengan Gregory Bersaudara?"

"Tidak masalah. Mereka sama sekali tidak sadar jika mereka telah terkurung di Pride Floor selama lebih dari 50 tahun." Cass berujar dengan nada mencemooh jelas. Apalagi yang bisa ketiga orang itu lakukan jika bukan terjebak di dalam lantai milik Al. Sebuah lantai yang dihuni oleh para pangeran iblis.

Pengikut Keluarga Gregory telah binasa di waktu itu juga tanpa ampun. Ini adalah ide Kaia karena menurutnya, semua orang itu hanya terjebak di dalam rencana busuk Keluarga Gregory dan bukanlah otak dari pembangkangan yang telah terjadi. Meski seperti itu, tiada kata ampun bagi Kelompok Gregory dan masih harus terus menanggung akibat dari apa yang telah mereka perbuat.

"Biarkan saja mereka tersiksa di sana. Mereka tidak akan mudah lepas dari kungkungan siksa Pangeran Iblis." Ren yang sedang membaca berkas segera mengomentari. Ia tidak ingin Keluarga Gregory mati dengan cepat. Itu tidak adil bagi dirinya dan istrinya. Di kehidupan lalu, mereka mengkhianatinya dan sekarang mereka masih melakukan hal yang sama. Ren tidak paham perkara kenapa mereka melakukan hal ini padanya dan keluarganya?

Keluarga Ruthven benar-benar sangat sibuk karena mereka mengerjakan pekerjaan mereka dengan sistem kebut. Pada purnama selanjutnya, Ren dan Kaia akan meninggalkan negara dalam kurun waktu sebulan lamanya karena ingin mengunjungi putra dan putri tercinta mereka di dunia manusia. Hal ini mengakibatkan semua berkas dan pekerjaan dikerjakan seolah besok adalah jadwal kumpul laporan yang paling tepat alias deadline ada di depan mata!

"Kalian yakin tidak ingin ikut?" tanya Kaia tidak enak karena harus meninggalkan adik-adik Ren dengan semua pekerjaan kerajaan dan negara.

"Kakak Ipar, jika kami pergi, maka siapa yang akan mengurus istana?" tanya Cass bijak. Sebenarnya ia juga ingin ikut, namun berpikir realistis adalah yang terpenting saat ini. Negara semakin berkembang pesat. Jika mereka melepaskan kendali terhadap negara, maka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Baiklah, kalian boleh mengatur jadwal dan salah satu dari kalian akan ikut kami di setiap purnama. Kasihan Kak Rin yang pasti sudah sangat sibuk tapi disuruh untuk memperhatikan anak-anak satu persatu. Kalian akan mendapatkan satu bulan kesempatan untuk menemani anak-anak hanya untuk dirimu sendiri." Kaia tahu apa yang ia lakukan.

Ketika mendengar perintah itu, telinga ketujuh bersaudara segera bergerak. Penawaran yang terlalu menggiurkan! Menemani salah satu dari mereka adalah anugerah, namun menemani ketujuh-tujuhnya adalah keajaiban!

Terjadi perdebatan alot antara floor guardian perihal siapa yang akan berangkat terlebih dulu. Masing-masing memiliki opini tentang siapa yang harus pergi duluan dan membantu sang kakak agung serta kakak ipar untuk menjaga anak-anak.

"Ibunya anak-anak, haruskah kita mengajak mereka?" tanya Ren khawatir. Ketujuh adik-adiknya itu agak nyentrik, ia takut jika salah satu dari mereka bisa saja mengeluarkan kekuatan mereka tanpa disengaja. Ren takut keberadaan dunia ini diendus atau bahkan diketahui oleh manusia di dunia sebenarnya.

KinglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang