77. Kiki, the Smart

898 149 18
                                    

Selesai menandaskan es krim masing-masing, anak-anak minta diantar jalan-jalan di luar istana. Jurado dengan senang hati mengantar mereka. Anak-anak sangat senang bermain dengan warga sekitar, bahkan warga sekali pun tidak merasa canggung jika dihadapkan dengan anak-anak. Berbeda jika bertemu dengan Ren dan Kaia. Jika warga bertemu Ren, mereka akan merasa takut dan inferior di bawah aura bawaan Ren. Jika dipertemukan dengan Kaia, warga merasa segan dan sama inferiornya karena status Kaia yang tinggi.

Namun anak-anak berbeda, meski beberapa memiliki garis keturunan yang tidak biasa, namun mereka sama sekali tidak pernah memanfaatkan gelar mereka. Layaknya anak-anak biasa pada umumnya, mereka juga berteman dengan anak-anak sebaya mereka. Ren dan Kaia tidak pernah punya masalah akan hal itu. Sekali pun mereka adalah anak pemimpin kerajaan, tapi Ren dan Kaia membebaskan anak-anak mereka untuk berteman dengan siapa saja.

"Hai, kids! Nikmati tanghulu dari Paman, gratis untuk anak-anak terlucu yang ada di negeri ini." Masing-masing Didi and the gang diberikan satu tusuk tanghulu stroberi, semuanya merasa senang dan mengucapkan rasa teima kasih mereka pada paman itu. Tidak hanya paman itu, namun beberapa dari warga lainnya juga mulai memberikan barang mereka. Hanya saja Jurado menolak dengan sopan semua pemberian itu. Jika masing-masing dari mereka memberikan sesuatu ke anak-anak, maka pendapatan mereka akan berkurang. Meski mereka merasa tidak rugi, namun Ren dan Kaia tetap mewanti-wanti agar kasus seperti ini harus jarang terjadi.

"Pengumuman! Pengumuman!" Jurado berteriak dan mengambil fokus dari banyak orang yang ada di sekitar pasar itu untuk memperhatikannya. "Aku punya pengumuman penting untuk kalian. Setiap kali keponakan-keponakan kecil lucuku ini turun ke jalan, mereka hanya bisa menerima satu barang secara gratis. Selebihnya, istana akan membayarmu setiap mereka menginginkan sesuatu."

Sembari menjilati tanghulu masing-masing, anak-anak mengangguk patuh. Mereka mengerti akan apa yang dimaksud oleh paman mereka. Bahkan Didi si rakus juga mengangguk setuju, orangtuanya tidak kekurangan uang sepeser pun sehingga ia bisa membeli apapun yang ia inginkan tanpa perlu mengemis ke orang lain. Apalagi pengumuman yang dikatakan oleh pamannya ini akan sangat membantu pendapatan setiap warga dari negeri yang dibangun dari nol ini oleh orangtuanya. Didi ikut senang mendengar pengumuman itu.

Sayangnya, karena telalu fokus pada pengumuman yang ia buat dan seluruh perhatian warga tertuju pada Jurado, tak ada satu pun yang sadar ketika seseorang berani mengendap dan menculik Kiki tanpa suara. Anak-anak terlalu fokus pada tanghulu mereka tanpa menyadari jatuhnya setusuk tanghulu yang dimakan oleh Kiki.

Begitu sadar, semuanya telah telambat. Kiki hilang tanpa jejak.

Beberapa saat kemudian, suasana di istana menjadi sangat mencekam. Anak-anak terus menangis, bahkan Zizi yang tidak tahu apa-apa seolah bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh kakak-kakaknya. Bayi mungil itu juga ikut menangis.

Jurado bersujud di hadapan Ren dan Kaia karena merasa tidak becus menjaga keponakan terlucunya. Berkali-kali Kaia menyuruhnya bangkit namun Jurado sama sekali tidak mengindahkan perintah kakak iparnya itu dan dengan keras kepala tetap bersujud di hadapan Ren dan Kaia. Pada akhirnya, Ren yang mengeluarkan ultimatum. "Jika kau tidak segera bangun maka aku akan melarangmu masuk ke dalam tim pencarian anakku.'

Hanya seperti itu, Jurado segera bangkit dan menatap kakak agungnya dengan sorot mata sedih. Dahi yang memerah dan sedikit lecet sama sekali tidak ia pedulikan. Yang menjadi fokus utamanya saat ini adalah bagaimana caranya ia bisa menyelamatkan Kiki tanpa luka sedikit pun. Jika Kiki kembali bahkan hanya dengan satu gores luka yang tertoreh di atas kulit bayinya yang halus, Jurado berjanji akan memenggal kepala siapapun yang begitu berani melukai keponakannya!

"Ke Ruang Takhta sekarang! Child's Mother, kumohon kau pergilah ke anak-anak dan tenangkan mereka." Perintah Ren dihadiahi tatapan memohon oleh Kaia, namun begitu ia melihat anak-anaknya yang terus menangis, hati kecil Kaia juga ikut terluka. Dengan sedikit pertimbangan, Kaia menyetujui perintah Ren. Ia akan mempercayai suaminya untuk menyelamatkan anak tampannya itu dan mencoba memberikan pengertian pada putra dan putrinya yang sedang sedih dan khawatir.

KinglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang