20. Second Bow in Life

2K 290 110
                                    

Jujur, Ren merasa sedikit terpancing dengan pengaturan permainan dimana ia terjebak sekarang. Ia paham soal Sheol yang menjadi dunia orang mati, tapi kenapa Hades bisa berada di alam ini? Seharusnya dewa ini yang menjadi pelindung Neraka setelah pembagian undian bersama Zeus dan Poseidon.

Hanya karena levelnya yang tertinggi di game dan mendapatkan julukan Raja Iblis, ia kemudian bergelar Raja Neraka sungguhan dan menggeser Hades yang seharusnya merupakan pemimpin dari dunia bawah.

"Well, aku tidak peduli. Apapun pengaturan dari permainan ini, aku sungguh tidak peduli." Ren menatap gunung yang ada di hadapannya sekilas.

Ren mengeluarkan sayapnya untuk langsung terbang ke atas, namun belum juga ia berpisah dari pijakannya, ia melihat ribuan ubur-ubur terbang di sekitar gunung.

"Ubur-ubur?" tanya Ren merasa aneh. Ia menatap ubur-ubur itu dengan perasaan muak. "Apa harus kubakar saja?" Kenapa juga ada ubur-ubur terbang?

Mata Ren segera tertutup sejenak, hanya beberapa detik kemudian mata itu segera terbuka. Sklera mata hitam dengan retina merah muncul, bahkan corak menyerupai tato mulai merayap di atas kulitnya. Dengan satu tangan terangkat ke atas, ia mengatakan, "Ifrit, bakar."

"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip, Tuan," jawab Ifrit.

Ren hanya mampu menahan rasa malu terhadap jawaban Ifrit. Baik di Al-Kitab ataupun Kitab Suci Al-Qur'an, Ifrit ini digambarkan sebagai sosok jin yang siap menggoda iman manusia. Apa yang dia katakan sama persis dengan yang ada di Kitab.

'Untung saja, aku bukan lagi seorang manusia.' Ren menatap Ifrit yang mulai membakar satu demi satu ubur-ubur terbang itu. Ia kemudian menghela napasnya gusar dan mulai berpikir jika Ifrit melakukan ini, maka itu hanya akan memakan lebih banyak waktu. Ren lagi-lagi menjentikkan jarinya dan memberikan kekuatan untuk Ifrit agar dia bisa membabi buta sesuka hatinya.

Dan benar saja, dari yang awalnya membakar satu demi satu, kini mulai membakar secara massal. Hanya setelah beberapa menit, ribuan ubur-ubur terbang tergeletak di atas tanah dalam keadaan hangus. Sebelum Ren terbang, ia terlebih dahulu memanggil Cimeries.

Seorang ksatria dengan menunggangi kuda hitam muncul begitu saja. "Tuan," sapanya segera turun dari kudanya dan berlutut di hadapan Ren. Tidak hanya Cimeries, bahkan kuda hitam itu juga berlutut padanya.

"Aku ingin menjemput istriku di atas sana. Kau, dakilah gunung dan kumpulkan tanaman-tanaman langka." Ren mengambil kantong tanaman Slora yang ada di inventorinya. Slora punya banyak kantong seperti ini, kantong yang bisa membawa banyak barang, menjaga kualitas tanaman, meski hal yang bisa dibawanya bahkan tidak sampai lima persen dari inventorinya, namun tidak masalah. Tanaman langka yang ada di sini bisa ditampung dalam satu kantong saja.

Cimeries bisa menemukan barang langka yang tersembunyi sekalipun, ini adalah keahliannya. Seharusnya, tanaman langka jenis apapun, dia jauh lebih ahli daripada Ren yang hanya mengandalkan instingnya.

Ren mengeluarkan sayap hitamnya yang besar dari punggungnya. Hanya dalam sekali kebas, ia terlempar sampai ketinggian setengah gunung. Sekali lagi Ren mengebaskan sayapnya, ia akhirnya tiba di puncak gunung. Siapa yang bisa menduga jika gunung ini ternyata dihuni oleh para dewa!

"Siapa kau?" tanya Akhilles. Dia adalah tokoh penting yang dianggap sebagai pahlawan dalam Perang Troya.

"Aku bukan siapa-siapa," jawab Ren. Ia tidak punya banyak waktu untuk bermain. Yang ada di kepalanya hanya istri, istri, dan istrinya.

"Kau dilarang masuk jika kau bukan siapa-siapa," jawab Akhilles.

'Heh, begitu sombong,' keluh Ren dalam hati. Namun ia tidak begitu ambil pusing mengingat tempat ini pantas untuk namanya. Pulau Keberkahan yang hanya dihuni oleh mereka-mereka yang terpilih. "Aku hanyalah seorang suami yang sedang mencari istriku."

KinglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang