15. Maybe Next Life

2.2K 298 170
                                    

[Are you fasting? Please read after iftar—It has 17+ content]

Ren menemani Kaia berendam di kolam jiwa yang ia buat secara sederhana di tengah hutan. Mereka sedang berada jauh dari rumah, ini adalah satu-satunya cara agar Kaia bisa menyerap jiwa untuk menunjang kehidupannya.

"Kau boleh pergi, kenapa masih di sini?" ujar Kaia.

"Kau . . . apa kau akan meninggalakanku?" pertanyaan Kaia dijawab dengan pertanyaan oleh Ren.

Kaia tertawa kecil. "Meninggalkan apa? Kau hanya berpikir terlalu jauh."

"Jangan meninggalkanku," rengek Ren. Bayangan dimana Kaia terbunuh di depan matanya masih begitu segar di dalam ingatannya.

"Aku akan memenangkan pertandingan itu. Setelah aku menyerap jiwa yang kau berikan padaku melalui kolam ini, tidakkah aku akan cukup kuat untuk mengalahkan lawan?"

"Jangan meninggalkanku," ulang Ren.

Melihat Ren yang aneh, Kaia segera bangkit dan mendekati Ren. Dengan ragu, kedua tangannya menangkup wajah Ren. "Hei, jangan khawatir. Aku ada di sini."

Ren kemudian memeluk tubuh Kaia yang basah.

Namun, Kaia tidak akan terjebak. "Pulang dan ganti pakaian, kau basah."

"Aku akan menemanimu."

"Pulang, Ren."

Sebelum Ren menolak saran Kaia, suara Monza terdengar. "Ren? Bisakah kau kembali denganku? Aku masih harus menyerap kekuatan dari batu kristal itu."

Inilah alasan kenapa Kaia menyuruh Ren pulang dan meninggalkannya di sini. Pria itu membawa Monza bersamanya. Kaia tidak ingin terlihat lebih lemah dibanding Monza. Ia merasa sangat tidak berdaya.

"Bisakah kau menunggu sedikit lebih lama? Kaia belum menyerap jiwanya," tolak Ren.

"Tidak bisa!" Monza merasa terganggu dengan Ren yang kembali goyah.

Kembali, sebelum Ren bisa menolak, kali ini suara Kaia yang memotongnya. "Kembali, aku akan baik-baik saja. Aku akan menyerap seluruh jiwa yang ada di kolam ini sampai habis."

Ren berujar dengan terpaksa, "maka seraplah." Ini berdiri dan bersiap untuk pergi, namun ia kemudian kembali dan mengecup kening Kaia. "Jika kau tidak kembali setelah 3 jam, maka aku akan datang menjemputmu."

Yakin jika akhirnya Ren akan meninggalkan Kaia dengan kolamnya, Monza melangkah duluan. Selama dua orang itu akan bercerai, tidak ada masalah baginya apakah Ren ingin melepaskan kenangan dengan Kaia melalui cara apapun. Selama Ren kembali padanya, maka ia tidak akan peduli pada Kaia.

"Ren!" panggil Kaia sebelum Ren benar-benar meninggalkannya. "Katakan jika kau mencintaiku."

Ren sedikit memalingkan wajahnya. "Aku mencintaimu," bohong Ren lagi.

"Aku juga mencintaimu," balas Kaia dengan senyum lembut.

Setelah Ren pergi, Kaia kembali berendam di kolam jiwanya. Semakin ke sini, ia semakin menyadari kebodohannya. Sejak dulu, seharusnya Ren memang telah berbohong padanya. Tidak sedetik pun pria itu mungkin pernah menaruh rasa tertarik padanya. Hari ini, Kaia sangat yakin. Meski ia tahu jika Ren sedang berbohong, ia masih merasakan kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya setelah mendengar kebohongan itu.

Ren terus berbohong padanya.

Ren pernah berjanji padanya jika dia tidak akan mencium orang lain, namun semalam Kaia tahu jika pria itu mengingkari janjinya.

Kemarin, Ren berjanji padanya akan membeli tanaman Kunci Surga dan Neraka sebelum memutuskan untuk membeli Kristal Naga Hitam. Akan tetapi, Ren kembali berbohong dan lebih memilih membeli kristal dibanding tanaman itu.

KinglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang