74. The Gregory Family

914 172 9
                                    

"Tempat macam apa ini?" Hazel Gregory yang terlempar ke sebuah dunia yang tidak ia ketahui membuatnya panik. Namun ketika melihat pantulan dirinya di cermin, ia ingat jika ia telah berada di sebuah karakter game yang sering ia mainkan. Dirinya bermain permainan ini bersama dengan kedua saudaranya yang lain. Lantas bagaimana dengan saudaranya? Apakah mereka juga tertarik masuk ke dalam game ini seperti dirinya atau tidak?

"Menyingkir dari jalan, Bung!" Teriakan bertubi-tubi diterima oleh Hazel yang memang sedang berdiri di tengah jalan. Merasa marah karena diperlakukan dengan tidak masuk akal, ia lalu berteriak dari tenggorokannya.

"Kalian tidak tahu siapa aku?!" Hazel berteriak. Ia telah membuat berbagai macam pencapaian di dunia ini tapi tidak satu pun dari mereka yang menyadari hal itu? "Apa maksudnya semua ini?!"

Hazel Gregory adalah namanya di dunia game, namun di dunia nyata ia memiliki nama lain. Hanya saja ia tidak menggunakan nama aslinya di sini karena di luar sana ia berasal dari sebuah keluarga mafia kecil. Tidak begitu besar, namun cukup untuk menakut-nakuti penduduk desa. Keluarganya bergerak di dunia bawah tanah dengan berfokus pada narkoba, perdagangan manusia, dan juga pencucian uang. Tidak sampai di sini saja, ke mana pun dirinya pergi, banyak orang akan tunduk dan tidak berani menyapanya. Hanya di sini! Di sini orang-orang bahkan tidak menyapanya sama sekali.

Setelah adu mulut dengan penduduk sekitar, Hazel terlalu lelah dan lapar sehingga ia memukul pria itu dan meninggalkannya begitu saja. Dengan sejumlah koin yang ia miliki, ia sangat mampu untuk membeli makan. Mungkin setelah ini, ia akan menyewa penginapan. Untung saja dirinya menyimpan banyak uang sebelum log out dari game.

Siapa yang tahu jika setelah log out, Hazel tidak benar-benar keluar dari permainan melainkan terjebak di dalam permainan itu sendiri.

"Negara baru itu?" Berbagai percakapan muncul ketika makanannya tiba. Hazel tidak ingin terlalu fokus dengan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan dirinya, namun untuk percakapan kali ini sepertinya ia tidak bisa melewatkannya sedikit pun.

"Ya, ya! Negara baru itu!" Sahut yang lain dengan semangat. "Aku seperti ingin pindah ke sana. Bagaimana caranya menjadi penduduk di negara itu?"

"Kau ingin menjadi penduduk di sana?"

"Kenapa tidak? Hidupmu akan terjamin dengan asuransi. Belum lagi kita sudah pasti akan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuan kita. Bahkan jika aku hanya diterima sebagai pelayan pun, hidupku masih tidak akan kekurangan satu hal pun! Pemerintahan di sana benar-benar terjaga dan tersusun."

"Jika seperti itu, maka aku juga ingin. Jika kita bisa menyuap para pegawai itu, mungkin kita bisa mendapatkan posisi yang sedikit lebih tinggi dari kemampuan kita kan?"

Sisi lain segera tertawa terbahak, dia menggelengkan kepalanya sebagai tanda jika apa yang baru saja temannya katakan bak lelucon di siang bolong. "Kau memang bisa melakukannya, tapi siap-siap saja kepalamu akan dipenggal."

"Apa sesadis itu?!"

"Ya!"

"Tapi bagaimana cara mereka tahu?"

"Kudengar-dengar mereka memiliki sebuah sistem yang bisa mengetahui jika seseorang melakukan sebuah kecurangan. Mereka memiliki penyihir kelas atas, ok? Bukan mustahil bagi mereka untuk mengetahui hal-hal itu."

"Kalau begitu aku tidak jadi, kau saja yang ke sana."

"Baiklah, asal kau jangan menyesal ketika aku sukses menjadu pelayan, ok?"

"Pah! Hanya seorang pelayan, kenapa begitu sombong?"

"Aku tahu aku hanya akan menjadi seorang pelayan karena aku kuat melayani sikap orang lain dan gampang mengingat pesanan orang lain. Di sini, mungkin aku hanya akan digaji tembaga. Kalau aku beruntung, aku mungkin bisa mendapatkan perak dalam seminggu. Tapi di Negara Ruthven, jangankan tembaga, perak pun akan kudapatkan dalam seminggu!"

KinglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang