85. Ren, the Father

1.5K 128 20
                                    

Sesibuk-sibuknya Ren dan Kaia di dunia mereka, keduanya akan selalu menyempatkan diri jika putra atau putri mereka memiliki kegiatan penting. Jika kegiatan anak-anak tidak bertepatan dengan bulan purnama, maka mereka akan tinggal lebih lama di sana.

Setelah setahun penuh anak-anak masuk sekolah, akhirnya Al memiliki keberanian untuk melamar Rin. Bukan pacaran lagi, namun langsung dilamar. Di sisi lain, Rin hanya menatap Al jengah. Berpuluh-puluh tahun ia menunggu dan baru kali ini Al melamarnya. Bisa-bisanya ia yang tertua tapi adik-adiknya menikah duluan. Pergerakan Al terlalu lambat.

Jika bukan karena bantuan Didi and the Gang mungkin Rin masih harus menunggu puluhan tahun lagi sampai Al benar-benar punya nyali untuk melamarnya. Giliran disuruh menghancurkan negara saja dia overpower-nya gila-gilaan, tapi ketika disuruh lamar orang yang disukai nyalinya menghilang entah ke mana. Al itu suka gemetar kalo berdekatan dengan Rin.

Dulu, pas Ren men-setting Al, ia masih sangat polos. Tidak ada yang namanya pikiran ke arah seksual sama sekali. Benar-benar pure Al itu isinya hanya kekuatan. Berbeda pas ia mengatur Cass, dirinya sedang dalam mode songong alias sombong. Hanya berpikir bagaimana caranya agar karakternya bisa kuat, tapi di sini Ren sudah kenal dengan cinta monyet. Jadi untuk masalah cinta-cinta, Ren sudah sedikit paham.

"Minggu ini kan kegiatan Didi?" tanya Rin ketika ia makan malam bersama dengan anak-anak. Ren dan Kaia belum jadwalnya ke sini.

"Iya, Paman. Aku tidak mau tahu, pokoknya Paman harus datang." Didi memakan dengan nikmat puluhan ekor ikan bakar yang ada di piringnya.

"Tapi Paman ada meeting, takut kalau waktunya tidak sampai."

"Aku hancurin ya gedung firma hukum, Paman. Ada Ayah dan Ibu kok, mereka akan datang nanti malam." Didi masih ngotot dan terus-terusan memaksa.

"Kamu semenjak sekolah di sini jadi semakin modern ya?"

"Paman, life must go on."

"Paman, Didi sudah punya pacar lho."

Celetukan Lili dihadiahi oleh tatapan kaget oleh Rin. "Secepat itu?"

"Tidak cepat, mereka pendekatan sudah dari sejak masa pengenalan sekolah. Didi bermusuhan sama pacarnya yang sekarang. Tapi Paman, ini sedikit aneh karena teman-teman pacarnya Didi selalu mengingatkan Didi kalau pacarnya itu bukan seseorang yang bisa bersanding dengan Didi. Itu maksudnya apa ya Paman?" tanya Vivi lebih bingung. 'Memangnya gelar pangeran tidak cukup ya?' pikir Vivi tambah bingung.

Fakta jika gelar pangeran Didi adalah gelar yang berasal dari dunia berbeda, Vivi melupakannya

"Memangnya pacar kamu siapa?" tanya Rin pada Didi.

"Cucu pertama presiden."

Rin, " . . . "

"Yang di belakang biar aku pikirkan nanti, Paman. Intinya Paman harus datang ke pertandinganku, titik. Kalau tidak aku akan suruh Ayah dan Ibu untuk paksa Paman Rin datang."

"Lho, bukannya mau menghancurkan gedung firma hukum Paman?"

"Itu juga."

"Paman, aku juga ada olimpiade beberapa hari lagi. Paman juga harus datang mendukungku. Bulan ini yang akan datang mengunjungi kita siapa ya?" ujar Gigi sambil membersihkan duri ikan yang ada di piringnya.

"Paman Rin pasti berharap itu Paman Al."

Perkataan Zizi kemudian dihadiahi, "cieee." dari Didi and the gang. Kendati demikian, Rin aslinya memang berharap Al yang datang. Ia sudah rindu berat.

Pesta pernikahan akan dilakukan di dua dunia. Di dunia Rin dan dunia Al. Semua biaya pernikahan ditanggung oleh Al. Ia sudah menabung ketat ketika ia melihat Rin pertama kali. Ya benar, ketika Al nyolong pulpen Rin waktu itu, ia sudah mulai menabung dengan harapan bisa menikahi Rin secepatnya.

KinglessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang