Dengan tubuh kaku dan tidak tahu merasakan apa, Kaia berdiri diam tanpa berusaha mengejar Ren. Di satu sisi, ia sangat mencintai Ren dan merindukannya. Namun di sisi lain, ia merasa tidak enak pada istri dan anak-anaknya. Ia tidak menyangka jika Ren akan menunggunya selama berabad-abad. Berbeda dengannya yang mengkhianati perasaan sang kekasih.
Atau mungkin mantan kekasih.
Setelah dikhianati, siapa yang masih ingin bersama?
Kaia sangat menyesal. Semua kenangan bahagianya bersama Ren mulai muncul satu persatu. Ren yang mengenalkannya pada perasaan yang disebut cinta. Mereka telah bersama selama ribuan tahun, tapi semua itu hancur berantakan hanya karena ia takut diturunkan dari Surga.
Lantas, apakah Ren tidak takut?
Seharusnya Kaia yang paling tahu mengenai apa yang dirasakan oleh sang mantan kekasih. Ia ingat bagaimana Ren pernah berkata, "dimanapun aku berada, aku tidak akan takut selama kau berada di sisiku. Namun jika di tempat itu tidak ada dirimu, aku tahu jika aku akan sangat ketakutan. Kaia, jangan tinggalkan aku. Ketahuilah jika aku sangat takut kehilanganmu."
Memang benar bukan salah Ren jika Kaia mencintai orang lain, itu adalah salahnya sendiri karena tidak setia. Jika takut turun ke dunia bawah, seharusnya ia tidak menikah dan memiliki anak dengan orang lain. Ini membuatnya sangat buruk karena Ren justru masih menunggunya tanpa terjerat dengan orang lain.
"Suami, siapa orang tadi? Kenapa dia mengatakan banyak hal aneh?" tanya istri Kaia penasaran.
"Bukan siapa-siapa," bisik Kaia padanya. Tidak, yang bukan siapa-siapa adalah dirinya dan bukannya Ren.
Ren berani menanggung konsekuensi atas hubungan yang ia dan Kaia jalani. Hubungan mereka terdiri dari dua orang, tapi hanya Ren yang menanggungnya sendirian. Kaia tidak berani merasakan apa yang dirasakan oleh Ren saat ini.
Penantiannya selama berabad-abad harus dihancurkan dengan fakta yang membuatnya ingin berhenti bertahan.
Namun nasi telah menjadi bubur, Kaia tidak bisa kembali. Satu hal yang bisa ia lakukan adalah melepaskan Ren dan melanjutkan hidup bersama istri dan anaknya. Dengan itu, Kaia menahan perasaannya dan berusaha melanjutkan hidupnya dengan apa yang ia miliki saat ini.
Satu tahun kemudian telah berlalu, Kaia sangat merindukan Ren. Ia semakin kurus karena tidak bisa makan dan mendapatkan tidur yang cukup. Ren selalu menjadi pria yang kuat, namun hari itu dia menangis dengan sangat memilukan. Bagaimana Kaia bisa melupakan ekspresinya pada saat itu?
Di saat Kaia akan menikmati makan malamnya bersama keluarga, sebuah suara terompet segera menggelegar di udara. Semua makhluk langit tahu arti dari tiupan terompet itu. Akan ada bahaya yang datang dalam waktu dekat. Kaia segera mengemas barang-barang anaknya bersama sang istri. Ia juga mengantar mereka ke arah Safe Zone dimana anak-anak dan wanita lemah harus dilindungi.
"Ada apa?" tanya Kaia pada salah satu rekannya.
"Penguasa Iblis sedang dalam kondisi yang sangat buruk sehingga para iblis menjadi tidak terkendali. Bahkan setelah 7 Dosa Pokok dikalahkan dan dibelenggu, mereka berhasil kabur dan memicu perang besar-besaran ini," jawab sang rekan.
"Armageddon," keluh Kaia.
Setelah melakukan berbagai persiapan, para iblis akhirnya datang dan menyerang. Kaia bertempur dengan rekannya untuk menghentikan para iblis bergerak masuk lebih jauh. Mereka bertempur selama sehari semalam tanpa berhenti. Keadaan sedikit tidak menguntungkan di sisi makhluk langit karena mereka telah kehilangan salah satu Jenderal besar mereka yang telah diturunkan menjadi Fallen Angel, Ren.
Ketika para iblis terus mendobrak masuk ke area pertahanan para malaikat, seorang malaikat dengan sayap hitam lebar segera muncul. Kaia tidak mengira jika ia bisa melihat Ren untuk sekali lagi dalam waktu singkat. Para malaikat melihat bagaimana sosok Ren yang telah mereka usir dari Surga membantu mereka dalam melindungi Surga. Sabit Ren yang sangat tinggi dan besar mulai memenggal para iblis dengan sangat perkasa. Meninggalkan rasa tidak enak pada hati para malaikat yang pernah mengusirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kingless
AdventureBerparas menawan, tinggi semampai, hingga berbudi luhur. Apalagi yang bisa diharapkan oleh Ren dari sosok Kaia? Bahkan Kaia masih terus mengejarnya dan melindunginya sampai saat terakhirnya. Karma mungkin sedang tertawa padanya, menamparnya dengan f...