##Bab 1 Ibu Mertua dan Adik Ipar

1.9K 55 1
                                    

Larut malam, di Hotel Hydra milik Grup Alliant.

"Bu, apa Ibu yakin ini ruangannya?" tanya wanita muda itu kepada wanita di sebelahnya sambil menopang seorang wanita yang sedang pingsan. Mata indah wanita itu sedang melirik ke nomor kamar 2401.

Wanita paruh baya itu mengangguk, "Benar, di sini. Bawa dia masuk dan lempar ke tempat tidur."

Detik berikutnya, Febi Pranata dilempar ke tempat tidur empuk oleh Usha Dinata seperti sebuah kain lap.

Dia yang tidak pandai minum itu dibuat mabuk di pesta ulang tahun adik iparnya. Dia sama sekali tidak tahu dirinya telah dijebak oleh ibu mertua dan adik iparnya.

Bella Minor melirik menantu perempuannya yang berada di tempat tidur dengan dingin, lalu menginstruksikan wanita muda itu, "Usha, ganti piyama kakak iparmu!"

"Ibu sangat teliti. Begitu reporter datang besok, pemandangan ini akan terlihat bagus!" Setelah itu, wanita muda itu mengganti pakaian Febi. Febi memiliki wajah cantik dengan kulit seputih salju dan sosok yang anggun, bahkan Usha yang juga seorang wanita ikut berdecak melihatnya.

Padahal, dari segi penampilan, dia pantas bersanding dengan kakaknya. Hanya saja latar belakangnya ....

Keluarganya sangat miskin, sama sekali tidak sederajat dengan Keluarga Dinata. Terlebih, dia sudah dua tahun menikah, tapi masih tidak memiliki momongan.

"Oke, oke, cepat keluar!" desak Bella pada putrinya. Setelah mereka keluar, dia baru menyerahkan kartu hotel dan bertanya lagi, "Apakah pria itu sudah ada di sini?"

"Sudah, dia sudah di jalan."

"Hmm, katakan padanya, apa pun yang terjadi, harus menahan Febi sampai besok pagi reporter datang!"

"Apa Ibu masih tidak yakin dengan rencana putrimu? Tenanglah, aku sudah mengatur semuanya. Kali ini, kita akan mendapatkan bukti dia selingkuh. Mari kita lihat apa yang Ayah katakan. Dia dan Kakak pasti akan bercerai!" ujar Usha dengan sombong. Dia merasa rencana dia dan ibunya sangat luar biasa.

"Baik, baik. Putriku adalah anak yang paling cerdik. Kamu sangat hebat!"

Kedua wanita itu berbicara sambil tertawa, lalu pergi dengan bangga, tidak ada lagi orang yang memperhatikan wanita di tempat tidur yang pingsan karena mabuk.

...

Febi tertidur lelap. Kasur di hotel bintang lima sangat empuk dan nyaman seakan berbaring di atas awan. Dia meregangkan tubuhnya dengan malas dan kembali tidur.

Beberapa waktu kemudian, bel pintu tiba-tiba berdering. Di tengah malam seperti ini suara itu terdengar menusuk telinga. Febi sedikit kesal dengan suara itu, dia tidak berniat untuk memedulikan orang itu. Namun, orang di luar tidak menyerah, dia terus memencet bel itu.

'Apakah suamiku lupa membawa kunci?'

Setelah terpikir orang yang mengetuk pintu adalah suaminya, tidak peduli seberapa lemah dia saat ini, dia tetap berusaha untuk berdiri lalu terhuyung-huyung ke pintu dan membukanya.

Orang yang berdiri di luar bukanlah suaminya, melainkan seorang pelayan hotel.

Direktur, Ayo CeraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang