"Sudah, kalian tidak perlu mengikutiku lagi." Saat mendekati kamarnya, dia pun berhenti. Dia berbalik dengan satu tangan di sakunya, lalu melirik kerumunan dan berkata, "Kembalilah."
Semua orang langsung mundur. Pemuda itu mendorong pintu berat itu lalu berjalan masuk dengan perlahan. Dia tidak segera menyalakan lampu, dia hanya melepas arlojinya dengan anggun, kemudian melonggarkan dasinya dan berjalan ke kamar mandi.
Setelah beberapa saat, sosok yang tinggi itu berjalan keluar dari kamar mandi dengan perlahan. Udara dipenuhi dengan aroma wangi setelah mandi. Dia berbaring di tempat tidur untuk beristirahat, tapi dia malah menindih tubuh yang lembut hingga membuatnya mengernyitkan alisnya.
Seorang wanita. Dia adalah seorang wanita yang ramping!
Setelah membuat penilaian yang akurat, dia mengulurkan tangan dan menyalakan lampu tidur di atas ranjang. Mata gelapnya melirik wanita di ranjang dengan acuh tak acuh. Kulit wanita itu putih bersih bagaikan kristal bening. Karena efek alkohol, saat ini kulit wanita itu berwarna pink pucat yang terlihat segar dan menarik hati. Wajah kecil seukuran telapak tangan bukanlah yang tercantik, tapi terlihat sangat halus.
Dia mengangkat dagu halus wanita itu ke atas dengan jari yang rampingnya, lalu menundukkan kepala untuk menatapnya, "Siapa kamu?"
"Jangan ganggu aku ...." Saat suara itu mengganggu tidurnya, Febi langsung menepis tangan itu dengan tidak sabar, tetapi pemuda itu terlalu kuat hingga febi tidak bisa melepaskannya meski sudah menepisnya dua kali. Kemudian, Febi baru membuka matanya dan berusaha keras untuk fokus pada wajah tampan di depannya. Tidak tahu apakah Febi telah melihatnya dengan jelas, dia tertawa bodoh dan tiba-tiba duduk, kemudian dia merentangkan kedua tangannya dan memeluk lelaki itu.
Lelaki bertubuh tinggi itu langsung membeku dan terlintas aura bahaya di dalam mata gelapnya itu. Jelas-jelas Febi telah mabuk, tetapi yang tersisa di tubuhnya adalah aroma anggur merah lembut yang bukan hanya tidak membuat orang merasa jijik, tetapi wangi itu malah sangat harum.
"Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan?" Pemuda itu memainkan ujung rambut Febi, lalu menarik wajah kecil Febi ke lehernya. Dalam posisi seperti itu, suaranya terdengar serak dan sangat seksi.
"Yah ...." Febi mengangguk sambil tersenyum puas, lalu tiba-tiba mencium bibir pemuda itu. Bibir lembut Febi membuat pemuda itu tertegun sejenak. Kemudian, dia dengan jelas mendengar gumaman Febi, "Kamu adalah suamiku ...."
Orang gila!
Pemuda itu mencoba melepaskan Febi sambil mengernyit, tapi Febi memeluknya dengan erat bagaikan sebuah gurita yang melilitnya, tangan ramping Febi langsung merangkulnya seakan takut pemuda itu akan melarikan diri. Febi memeluknya dengan sangat erat.
Dia dipeluk hingga menarik napas panjang, terlintas emosi yang tidak tertahankan dari sorot matanya. Kemudian, mata Febi terlihat memerah sambil memelototinya dengan sedih dan menderita.
"Kenapa kamu melakukan ini padaku? Kenapa kamu selalu menjauhiku seperti ini? Apa salahku . hingga kamu menghukumku seperti ini?" Beberapa pertanyaan datang bertubi-tubi, seolah-olah Febi sedang melampiaskan kesedihan di hatinya. Dia menangis hingga terisak-isak.
Wanita ini!
Apa yang ingin dia lakukan dengan memperlihatkan ekspresi seorang wanita yang tidak mendapatkan kasih sayang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Direktur, Ayo Cerai
RomanceDua tahun lalu, di bawah mata cemburu semua orang, dia menikah dengan putra Keluarga Dinata dan menjadi orang terhormat. Namun, tidak ada yang tahu dua tahun kemudian, dia yang sudah menikah masih adalah seorang gadis .... Pada hari itu, dia dijebak...